Teman Sejati Sebagai Parameter Keagamaan

Dr. Slamet Muliono Redjosari
Wakil Ketua Bidang MPK DDII Jatim

Dewandakwahjatim.com, Surabaya – Islam memiliki parameter baik buruknya karakter seseorang dengan melihat teman dekatnya. Kalau berteman dengan orang baik, maka dia akan memiliki karakter yang baik. Sebaliknya kalau berteman dengan orang buruk, maka dia akan memproduksi perilaku buruk. Oleh karenanya, teman dekat bukan hanya mempengaruhi tetapi ikut membentuk karakter seseorang. Siapapun yang berteman dengan penjual minyak wangi, maka bau bajunya akan wangi. Sebaliknya berteman dengan padai besi, maka bajunya akan berlubang dan terbakar. Itulah cerminan berteman akan mempengaruhi karakter dan watak seseorang. Reputasi seseorang akan hancur disulut oleh salah memilih teman.

Agama Teman

Islam menganjurkan kepada kaum muslimin untuk memilah dan memilih teman. Berteman bukan sekedar menjalin hubungan fisik tetapi membangun relasi kebatinan guna meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akherat. Oleh karenanya, Islam memiliki parameter untuk menilai seseorang baik atau buruk. Siapa teman akrab itulah yang menjadi standar ukuran baik tidaknya seseorang.
Ketika berteman dengan orang kaya dan hidupnya suka bermewah-mewah, maka dirinya akan ikut arus dan ingin berpenampilan seperti orang kaya dan senang dengan kehidupan hedonis. Sebaliknya ketika berteman dengan orang yang sederhana dan apa adanya, maka orang itu akan berpenampilan sederhana dan apa adanya. Oleh karena tepat ketika nabi menilai agama seseorang dengan melihat siapa teman dekatnya. Hal ini sesuai dengan sabda nabi berikut ini :
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Seseorang itu itu tergantung agama teman, maka lihatlah seorang di antara kalian siapa temannya. (Hadits)

Karakter manusia bisa dilihat dari teman dekatnya. Ketika temannya orang ahli ibadah yang dekat dengan Allah, maka seseorang akan terpengaruh dan termotivasi untuk beribadah dengan menjaga lisan dan amal perbuatannya. Sebaliknya ketika seorang berteman dengan peminum arak atau pejudi, maka akan terdorong dan mudah untuk meminum minuman keras dan bermain judi.

Di dunia ini, kebanyakan pertemanan didasarkan pada keuntungan duniawi, untung rugi material yang bersifat sesaat. Oleh karenanya, dalam menjalin hubungan senantiasa diukur dengan keuntungan materi. Kalau menguntungkan dengan mendapatkan kekayaan dan fasilitas, maka akan berlanjut. Dan sebaliknya ketika hubungan pertemenan banyak merugikan, maka dijauhi.

Dalam Islam, dua orang yang berteman dan memiliki hubungan dekat akan bersfat abadi dan langgeng. Pola hubungannya tidak didasarkan atas motif duniawi, tetapi untuk mencari keridhaan Allah. Jenis pertemanan yang seperti ini akan abadi dan kekal hingga mendapatkan perlindungan Allah ketika hari kiamat. Hal ini sebagaimana sabda nabi berikut :

ورجلان تحابا في الله اجتمعا عليه وتفرقا عليه

Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah (Hadist)

Hadis ini menerangkan bahwa pertemanan ini bukan sekedar saling berkomunikasi di dunia tetapi akan dipertemukan dengan kenikmatan yang tinggi, berupa perlindungan di saat manusia menderita.


Kisah Abu Bakar


Persahabatan yang baik tercermin dari pola pertemanan antara Abu Bakar dan Nabi Muhammad. Dua orang ini memiliki hubungan yang sangat intens dalam menegakkan dakwah Islam. Nabi mendakwahkan Islam, dan Abu mendeklarasikan sebagai teman yang setia sejak awal.Abu Bakar sangat menikmatai pertemanan itu, baik dalam keadaan suka maupun duka. Totalitas hidup Abu Bakar diperuntukkan untuk dakwah nabi.
Ketika nabi didustakan kaum Quraisy, Abu Bakarlah menjadi orang pertama dan satu-satunya orang yang membela teman karibnya. Pada saat itu, nabi mengaku baru saja datang perjalanan jauh pulang pergi, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga naik ke langit ketujuh. Perjalanan itu dalam semalam.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pemuka Quraiys untuk mendustakan nabi. Bagaimana mungkin perjalanan yang tak masuk akal itu karena dilakukan hanya semalam saja. Mereka pun bersepakat untuk mengumpulkan penduduk sekitar Mekkah untuk mendengarkan berita istimewa yang penuh kebohongan itu. Hal ini digunakan sebagai kesempatan untuk menghina nabi dan ajarannya.

Di tengah suasana itu, ada seseorang yang datang secara khusus kepada Abu Bakar untuk membawa berita aneh itu. Hal ini dimaksudkan agar Abu Bakar bisa berpaling dari ajaran Nabi Muhammad. Ketika disampaikan berita itu kepadanya, maka Abu Bakar serta merta membenarkan berita itu, dan kalau Muhammad bin Abdullah menceritakan bahwa perjalanan Isra’ Mi’raj itu lebih cepat, maka Abu Bakar akan percaya.

Totalitas pertemanan Abu Bakar hingga berkorban untuk Nabi Muhammad, ditunjukkan dengan narasi Al-Qur’an yang sangat indah. Abu Bakar berkorban jiwa, raga, dan hartanya untuk menemani hijrah membersamai nabi ke Madinah. Pengorbanan lahir batin itu diabadikan Allah sebagaimananfirman-Nya :

اِلَّا تَـنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَا نِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَا رِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَا حِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا ۚ فَاَ نْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَـتَهٗ عَلَيْهِ وَاَ يَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰى ۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَا للّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah : 40)

Pertemanan di jalan Allah ini benar-benar abadi, hingga kaum muslimin senantiasa membaca bagaimana persaudaraan Abu Bakar dan Nabi Muhammad. Pertemanan itu benar-benar menyejarah hingga diabadikan dalam Al-Qur’an.


Abu Bakar menjadi contoh manusia dalam memilih teman yang istimewa. Memilih teman yang Istimewa ini membuat namanya dikenang oleh semua orang yang membaca Al-Qur’an. Abu Bakar memperoleh petunjuk sehingga berhasil memilih Muhammad bin Abdillah sebagai teman abadi di dunia dan akherat. Abu Bakar benar-benar manusia cerdas dan Istimewa yang pernah dimiliki Islam. Karena kelembutan hati dan kecerdasan akalnya ditundukkan untuk membela agama temannya yang sejati.

Surabaya, 1 April 2024

Admin: Kominfo DDII Jatim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *