SEPERTI VIETNAM, INILAH LOGIKA PENGHANCURAN GAZA

Artikel ke-1.738
Oleh: Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Ketua Umum DDII

Dewandakwahjatim.com, Surabaya – Hanya dalam tempo 2 bulan, belasan ribu warga Gaza gugur dibantai Israel. Ini bukan kali pertama. Negara Zionis-Israel dibangun dengan cara teror dan dilestarikan dengan cara teror pula. Anehnya, Amerika Serikat (AS) terus melestarikan sikapnya, mendukung Israel.
Melihat sejarahnya, sikap AS itu tidaklah mengherankan. Sejarah pemusnahan suku Indian dan penggunaan senjata pemusnah massal, beberapa kali dilakukan oleh AS. Kepemimpinan AS atas dunia terus diupayakan untul dilestarikan dengan membangun ketakutan. Siapa yang membangkang, akan dihajar.
Apa yang terjadi di Gaza saat ini mempertontonkan politik jagoan. Sebagai penguasa dunia, AS mendukung penuh pembantaian Israel terhadap warga Palestina. Politik bumi hangus digunakan. Rakyat Gaza dihukum secara kolektif dengan senjata pemusnah massal, bahkan senjata kimia yang sadis.
Politik bumi hangus dan hukuman massal itu juga pernah dilakukan AS terhadap Vietnam. Untuk menjaga superioritasnya, AS membangun kekuatan militer yang sangat dahsyat. Jeremy Isaacs dan Taylor Downing, dalam bukunya, Cold War, mencatat, “The Cold War was a confrontation between military giants. A balance of terror preserved the world’s peace”. Keseimbangan terror antara kedua kekuatan besar itu (AS dan Ui Soviet) menyedot biaya yang sangat besar, kususnya di bidang persenjataan, lebih dari apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri.

Antara tahun 1945-1996, diperkirakan sekitar 8 trilyun USD ($ 8,000,000,000,000) biaya dikeluarkan untuk persenjataan di seluruh dunia. Puncaknya, persediaan nuklir mencapai 18 mega ton. Tahun 1996, jumlah itu menurun menjadi 8 megaton. Itu baru senjata nuklir saja.

Bandingkan dengan jumlah seluruh bom yang diledakkan pada Perang Dunia II yang jumlahnya ‘hanya’ 6 megaton, dalam Perang Korea 0,8 megaton, dan dalam Perang Vietnam 4,1 megaton. Perang Dingin – meskipun distilahkan dengan ‘Dingin’ – telah menelan begitu banyak korban nyawa manusia. Jutaan orang terbunuh di Vietnam, Korea, dan Afghanistan. Ratusan ribu mati di Angola, ratusan ribu di Nicaragua, Elsalvador, dan Ethiopia, dan belahan dunia lainnya. Penduduk sipil lebih banyak yang mati sebagai korban perang ketimbang tentara.
Logika ‘bumi hangus’ dan ‘balas dendam’ seperti dalam pengeboman Hiroshima, Nagasaki, dan Perang Vietnam masih menjadi tren dominan. Senjata nuklir, kimia, dan senjata pemusnah massal lainnya, masih tersimpan di berbagai tempat di muka bumi.

Dulu, dalam upaya untuk memaksa Vietnam Utara duduk di meja perundingan, AS menggunakan bahan peledak berkekuatan tinggi, bom napalm, dan cluster bombs. AS juga menjatuhkan 18 juta gallon herbisida yang menghancurkan hutan tropis dan area persawahan.

Tak hanya itu, senjata kimia yang sangat beracun, bernama Agent Orange, pun digunakan. Tanpa peduli, kota-kota dan hutan dihancurkan untuk meraih kemenangan. Tentang hal ini, seorang pejabat AS menyatakan: “We had to destroy the town in order to save it.” (Kami harus menghancurkan kota itu demi untuk menyelamatkannya).

Logika seperti inilah yang kita saksikan digunakan oleh Israel. Berbagai kota dan wilayah di dunia dibumihanguskan. Penghancuran Kota Gaza begitu dahsyat dan jahat. Israel bermaksud – bukan hanya membunuhi warga Palestina – tetapi juga mengusir mereka dari wilayah Gaza dan ingin menguasai sepenuhnya.

Seperti diketahui, kaum fundamentalis Yahudi dan Kristen terus mendesak Israel agar menguasai sepenuhnya wilayah-wilayah Palestina. Jalur Gaza dan Tepi Barat merupakan dua wilayah yang dihuni dan dipimpin bukan orang-orang Yahudi.

Padahal, mereka percaya, dua wilayah itu merupakan Tanah Yang Dijanjikan Tuhan untuk bangsa Yahudi. Sekali lagi, hanya untuk bangsa Yahudi. Bangsa atau ras yang bukan Yahudi dilarang untuk tinggal di daerah itu. Kelompok Yahudi yang ekstrim bahkan tega membunuh siapa saja yang menghalangi terwujudnya janji Tuhan itu.

Itulah kejamnya ideologi Zionisme, yang didukung sepenuhnya oleh AS. Tidak masuk akal, untuk menghadapi Hamas, AS sampai mengirimkan ribuan pasukannya ke Israel. AS bukan hanya membantu Israel dari segi keuangan dan persenjataan. Dan mereka tidak khusus menyerang Hamas, tetapi membantai seluruh warga Palestina, tak peduli anak-anak dan kaum perempuan.

Logika yang digunakan masih sama saja: “We had to destroy the town in order to save it.” Kami harus menghancurkan kota itu demi untuk menyelamatkannya. Pertanyaannya, apakah AS berkenan jika logika itu juga digunakan terhadap bangsa Yahudi?

Bagaimana pun, logika penghancuran kota seperti itu, susah diterima oleh akal sehat dan jiwa kemanusiaan. (Bogor, 8 Desember 2023).

Admin: Kominfo DDII Jatim/ss

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *