Oleh: Dr. Adian Husaini
(www.adianhusaini.id)
Ketua Umum Dewan Dakwah
Dewandakwahjatim.com, Kupang - Pada Hari Jumat (5/8/2022), sekitar pukul 20.30 WIB saya menuju bandara Soekarno Hatta. Malam itu giliran provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang harus saya kunjungi. Pesawat ke Kupang terjadwal hari Sabtu (6/8/2022), dini hari pukul 01.55 WIB. Kunjungan kali ini ditemani Dr. Misbahul Anam dan Dr. Ahmad Annuri, pengurus pusat Dewan Da’wah.
Dua pekan berturut-turut sebelumnya, saya sudah mengunjungi Sumatera Barat dan Riau. Di NTT, banyak jadwal kegiatan sudah disiapkan. Tapi, karena kondisi kesehatan yang belum baik benar, saya minta dijadwalkan yang pokok-pokok saja.
Acara utama di Kupang adalah menghadiri Pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus Dewan Da’wah Provinsi NTT. Acara tambahan: Seminar Nasional tentang Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Kupang, mengisi kuliah umum di Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Kupang, dan “Wisata Kuliner”.
Alhamdulillah, pesawat mendarat di Bandara Eltari Kupang, pada Sabtu pagi, sekitar pukul 06.00 WITA. Tentu saja, kantuk masih menggelayuti. Tapi, tak ada banyak waktu untuk istirahat. Pukul 08.30 sudah harus berangkat menuju acara Pelantikan Pengurus Dewan Da’wah NTT. Ketua Dewan Da’wah NTT periode masa khidmat 2021-2026 dinakhodai oleh Ustadz Ramli MH.
Acara pelantikan pengurus Dewan Da’wah NTT sudah beberapa kali tertunda karena pandemi Covid-19. Syukurlah, acara kali ini berlangsung cukup bersahaja. Gubernur NTT Victor Laiskodat memberikan sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT. Ada utusan dari Polda dan Korem, Kantor Kemenag NTT, MUI, dan sejumlah Ormas Islam di NTT.
Dalam setiap acara pelantikan pengurus Dewan Da’wah, senantiasa dilaukan pembacaan ikrar. Isinya antara lain, komitmen untuk melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, mentaati AD-ART organisasi, khittah dakwah, dan kebijakan pimpinan pusat, menguatkan aqidah, mempererat ukhuwah, dan menjaga keutuhan NKRI.
Pada kesempatan tersebut, saya menyampaikan makna ikrar “Menjaga Keutuhan NKRI”. Bagi Dewan Da’wah, komitmen menjaga keutuhan NKRI bukanlah basa-basi politik. Sebab, para pendiri Dewan Da’wah adalah tokoh-tokoh pendiri bangsa (founding fathers), yang sangat dikenal dalam sejarah perjuangan bangsa. Mereka adalah Mohammad Natsir, Sjafroedin Prawiranegara, HM Rasjidi, Mohammad Roem, Prawoto Mangkusasmito, dan sebagainya.
Mohammad Natsir adalah pelopor Mosi Integral pada tahun 1950 yang akhirnya mengembalikan Indonesia dari Republik Indonesia Serikat ke bentuk Negara Kesatuan. Mohammad Natsir pula yang diutus oleh Mohammad Hatta untuk membujuk Sjafroedin Prawiranegara agar bersedia menyerahkan kembali mandat sebagai ketua PDRI kepada Presiden Soekarno. Atas berbagai jasanya itu, Mohammad Natsir dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI pada tahun 2008.
Kepahlawanan Sjafroedin Prawiranegara juga tercatat dalam tinta emas, sebagai Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), yang menjalankan tugas kepresidenan ketika Presiden dan Wakil Presiden serta para menteri ditangkap oleh tentara Belanda dalam agresi militer kedua. Ia juga merupakan Gubernur Bank Sentral yang pertama. Sjafroedin akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Mr. Mohammad Roem adalah diplomat ulung yang berjasa besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari dunia internasional. Begitu juga HM Rasjidi, menteri agama RI pertama yang memimpin Departemen Agama, pada tahun 1946. Rasjidi juga aktif dalam melakukan lobi-lobi di Timur Tengah untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan RI dari beberapa negara Arab.
Karena itulah, bagi Dewan Da’wah, tidak ada dikotomi antara keislaman dan keindonesiaan. Dewan Da’wah berjuang mengokohkan NKRI dengan menebarkan kebajikan melalui aktivitas dakwah di seluruh penjuru tanah air. Dakwah bertujuan mengajak manusia ke jalan Allah dengan cara hikmah. Dakwah bertujuan menebarkan kebajikan, mengajak masyarakat untuk beriman dan berakhlak mulia. Di berbagai pelosok negeri, ribuan dai Dewan Da’wah tersebar, dan menaburkan kebajikan di tengah masyarakat.
Orang-orang yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia, pasti akan menebarkan rahmat kepada masyarakat. Bahkan, tak sedikit diantara mereka yang rela mempertaruhkan jiwa dan raga serta harta dalam berdakwah. Ustadz Ramli, ketua Dewan Da’wah NTT, misalnya, sering menyeberangi lautan, untuk mengunjungi saudara-saudara muslim di berbagai pulau.
Tahun 2010, saya pernah diajaknya mengunjungi Pulau Kera, di seberang Kota Kupang. Kapal nelayan kecil yang membawa kami berkali-kali digoncang ombak, sehingga pakaian kami basah kuyup. Anehnya, kami tidak dilengkapi dengan pelampung. “Kita di sini malu kalau berlayar mengenakan pelampung,” katanya.
Sampai saat ini, menurutnya, para dai yang mengarungi lautan tidak dilengkapi pelampung. Pernah, katanya, suatu saat, ia harus berlayar bersama Ketua Muslimat Dewan Da’wah NTT, mengarungi ombak setinggi tiga meter.
Alhamdulillah, masih selamat. Padahal, ada kabar, perahu sebelum dan sesudahnya tenggelam.
Bagaimana pun, saya menyarankan, agar mereka bersedia mengenakan pelampung saat berlayar, mengarungi lautan. Para pengurus Dewan Da’wah NTT rata-rata berumur 30-40 tahun. Banyak diantaranya yang merupakan alumni Sekolah Tiggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir. Alhamdulillah, kampus milik Dewan Da’wah itu telah melahirkan lebih dari 700 dai yang tersebar ke berbagai pelosok Nusantara.
Dengan dilantiknya Pengurus Dewan Da’wah Perwakilan Provinsi NTT ini, maka alhamdulillah, konsolidasi Dewan Da’wah semakin terasa. Dalam waktu sekitar dua tahun ini, saya sudah berkunjung dan berdialog dengan pengurus Dewan Da’wah provinsi: Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah.
Beberapa provinsi, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, sudah sempat berkunjung berkali-kali. Provinsi Sumatera Barat dan Riau sudah saya kunjungi sebanyak tiga kali. InsyaAllah, akan menyusul provinsi-provinsi lainnya. Beberapa provinsi lainnya, dilakukan dialog melalui media zoom. Banyak juga acara di daerah yang dihadiri oleh pimpinan Dewan Da’wah lainnya.
Dengan komunikasi yang cukup intensif, banyak masalah dakwah yang bisa dideteksi secara langsung dan diupayakan solusinya. Semoga Allah memberikan kekuatan dan kemudahan kepada para pengurus Dewan Da’wah – seluruhnya – untuk berjuang mewujudkan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia sebagai salah satu lembaga dakwah terbaik yang bermanfaat secara optimal bagi kebaikan umat dan bangsa Indonesia. Mohon doanya. (Di pesawat Kupang-Jakarta, 8 Agustus 2022).