Oleh: Evi Sufiani
dewandakwahjatim.com – Saya pribadi tidak terlalu sering bertemu dengan beliau. Tapi dalam setiap pertemuan, diskusi yang terjadi sangat berkesan dan menggugah semangat perjuangan.
Setiap bertemu, pertanyaan pertama nya adalah, Ustadz Muslim dan Ustadz Syahlan sehat tah Ev?
Kedua Ustadz ini, senior saya di HMI yang kebetulan Haji nya barengan dengan Pak Tamat.
Diskusi mengalir dengan pesan-pesan yang sangat mendalam.
Ketika saya menulis sesuatu, saya “di paksa” bercerita tentang tema dasar tulisan tersebut dan untuk siapakah kritikan tersebut ditujukan, jika cerita saya bersayap dan belum berpijak ke bumi.
Dari “paksaan” itu saya belajar, bahwa membuat tulisan itu harus dari hati yang jernih, agar pesannya sampai pada sang pembaca.
Terkait organisasi, prinsip nya tegas, Islam adalah dasar dari segala pengambilan keputusan.
Dan kalau pun “terlanjur” diputuskan dan “di kemudian hari” timbul masalah, tidak pernah saya mendengar beliau mencari kambing hitam.
Yang dipikirkan beliau adalah gimana solusi terbaik nya.
Suatu saat, beliau tanya ke saya tentang Muslimat Bulan Bintang, saya bercerita sependek ingatan dan amatan saya. Dan yang beliau sampaikan ke saya, “Ev, coba pikirkan kaderisasi, kowe iki mateng nang HMI toh”.
Waktu saya sampaikan keberatan, “Males”, jawab saya pendek, Pak Tamat tertawa terkekeh, “Tak tunggu tulisan mu yo Ev”, kata beliau.
Beliau sangat paham saya, kegelisahan saya yang membuncah yang tak mampu terucap biasanya tertuang dalam bentuk tulisan.
Ah, sosok guru ini terlalu cepat pergi, sementara saya belum banyak menimba ilmu dari beliau.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’ fu’anhu.(sudono/ed)
Evi Sufiani
Muslimat PBB Jatim