Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
dewandakwahjatim.com – Pada hari Jumat, 19 Maret 2021, saya mendapat kiriman poster menarik dari satu group WA. Tertulis di poster itu kata-kata sebagai berikut: “Tanya Kating (Kakak Tingkat). Persiapan Siswa Menjadi Mahasiswa di Kampus Terbaik!” Ada nama dan foto pembicara yang ditampilkan dengan predikat kampus yang bersangkutan. Disebut nama kampus: Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Osaka University.
Membaca poster seperti itu, saya memahami, bahwa tentulah nama-nama kampus yang tersebut disitu, dianggap oleh penyelenggara acara sebagai “Kampus Terbaik”. Saya belum tahu, mengapa tidak ditampilkan pembicara dari Universitas Ibn Khaldun Bogor, STT Nurul Fikri, STAI al-Qudwah Depok, LIPIA Jakarta, STID Mohammad Natsir Jakarta, Ma’had Aliy an-Nu’aimy, Universitas Islam Madinah, dan Perguruan Tinggi Islam lainnya.
Kita yakin, panitia acara itu tidak bermaksud menyatakan, bahwa kampus-kampus Islam – yang namanya tidak disebut dalam poster itu – merupakan kampus yang tidak baik, atau “Bukan yang Terbaik”. Mungkin, itu untuk menyesuaikan dengan pemahaman umum masyarakat, bahwa kampus-kampus UI, ITB, IPB, UGM, dan lain-lain, dipandang sebagai “Kampus Terbaik”.
Kampus -kampus itu ditetapkan sebagai “Kampus Terbaik” dengan berbagai kriteria tertentu. Biasanya ada banyak Lembaga yang melakukan survei pemeringkatan kampus. Sebagai contoh, pada bulan November 2019, seperti diberitakan www.inews.id, beredar berita bahwa Universitas Indonesia (UI) merupakan Kampus Terbaik di Indonesia, menurut lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia Quacquarelli Symonds (QS).
Dalam mengukur peringkat, QS menggunakan 11 parameter, antara lain reputasi akademik, reputasi tenaga pendidik, rasio fakultas dan mahasiswa. Terdapat satu indikator terbaru, yakni international research network (10%) yang mengukur keterbukaan perguruan tinggi dengan dunia internasional dalam hal kolaborasi penelitian.
Berikut 20 universitas di Indonesia yang masuk QS Asian University Ranking 2020: Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Gadjah Mada University, Universitas IPB, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Bina Nusantara University (Binus), Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Katolik Atma Jaya, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Syiah Kuala, Telkom University, Universitas Udayana, Universitas Islam Indonesia, Pelita Harapan University, Universitas Pendidikan Indonesia.
***
Nah, itulah contoh pemeringkatan kampus menurut satu lembaga yang disebut sebagai “lembaga internasional”. Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud pun mengeluarkan daftar peringkat kampus. Tahun 2020, Kemendikbud menetapkan Universitas IPB sebagai Kampus Terbaik.
Ada empat indikator yang menjadi tolok ukur: Input, Proses, Output dan Outcome. Indikator Input meliputi: persentase dosen berpendidikan doktor (S3); persentase dosen dengan jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar; rasio jumlah mahasiswa terhadap dosen; jumlah mahasiswa asing; dan jumlah dosen yang bekerja sebagai praktisi di industri.
Sementara indikator Proses terdiri atas: akreditasi institusi Badan Akreditasi Nasional-Pendidikan Tinggi (BAN-PT); akreditasi program studi BAN-PT; pembelajaran daring; kerja sama perguruan tinggi; kelengkapan laporan PD Dikti; jumlah program studi yang bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau QS Top 100 World Class University (WCU) by subject; prodi yang melaksanakan program Merdeka Belajar; dan mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar.
Adapun indikator Output meliputi: jumlah artikel ilmiah terindeks per dosen; kinerja penelitian; kinerja kemahasiswaan; dan jumlah program studi yang terakreditasi/bersertifikasi internasional.
Sedangkan indikator Outcome terdiri atas: kinerja inovasi; persentase lulusan yang memperoleh pekerjaan dalam waktu enam bulan; jumlah sitasi per dosen; jumlah paten per dosen; dan kinerja pengabdian masyarakat. (Lihat: https://tirto.id/daftar-15-kampus-terbaik-2020-versi-kemendikbud-skor-ipb-tertinggi-fYxF)
***
Jadi, ada sejumlah indikator yang digunakan masing-masing Lembaga pemeringkat untuk menetapkan derajat “Kampus Terbaik”. Kita juga bisa membuat peringkat tersendiri, berdasarkan kriteria ideal yang kita tetapkan.
Sebagai contoh, Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Terpadu Nurul Fikri, menurut saya pantas disebut sebagai “Kampus Terbaik” dalam bidang Teknologi. Lokasi Kampus ini tepat di seberang kampus UI Depok.
Dalam laman-nya, STT Terpadu Nurul Fikri menulis: “Sarjana terpadu dalam hal penguasaan khazanah sains dan teknologi seiring dengan pembinaan kepribadian yang berintegritas, kreatif dan inovatif. STT-NF bertekad melahirkan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Mata kuliah keislaman dipadukan dengan kepemimpinan dan kewirausahaan pada setiap semester. Setiap mahasiswa STT-NF dididik untuk membentuk karakter positif: Novelty, Integrity, Care dan Excellence (NICE). Yakni, sosok yang berupaya menghasilkan karya unik dan kreatif, jujur dan berkomitmen tinggi, peduli dengan kondisi lingkungan, dan bekerja keras untuk mencapai prestasi terbaik.” (https://nurulfikri.ac.id/profil-sttnf/).
Jadi, sekali lagi, masing-masing lembaga atau perorangan, bisa menilai “Kampus Terbaik” menurut kriteria subjektif maupun objektif. Sebagai akademisi muslim bidang Pendidikan Islam, saya punya kriteria sendiri dalam menilai, mana yang layak disebut sebagai “Kampus Terbaik”. Tentu, orang bisa berbeda pendapat dalam soal ini, karena beda cara pandang dan kriteria yang digunakan.
Menurut saya, “Kampus Terbaik” adalah Kampus yang mendidik mahasiswanya menjadi manusia terbaik, sebagaimana ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Al-Quran jelas menyebut, manusia paling mulia itu yang paling bertaqwa. Rasulullah saw menjelaskan, manusia terbaik adalah yang paling baik akhlaknya, yang belajar al-Quran dan mengajarkannya, yang paling bermanfaat bagi sesama manusia, dan sebagainya.
Itulah manusia terbaik menurut Islam. Karena itu, kampus mana saja yang secara serius mendidik mahasiswanya menjadi manusia-manusia terbaik, pantas disebut “Kampus Terbaik”. Dalam aplikasinya, Kampus Terbaik, menerapkan program Pendidikan ideal, yaitu “TOP”: (1) Tanamkan adab/akhlak mulia sebelum ilmu (2) Oetamakan llmu Fardhu Ain (3) Pilih Ilmu Fardhu Kifayah yang tepat, sesuai potensi mahasiswa dan kebutuhan masyarakat.
Karena itulah, saya tidak ragu-ragu untuk memasukkan anak-anak dan santri-santri saya ke At-Taqwa College Depok (http://attaqwa.id/at-taqwa-college/) dan kampus STID Mohammad Natsir (https://stidnatsir.ac.id/2021/03/03/tujuh-anak-muda-pendobrak-tradisi/),
(https://harianmerdekapost.com/bangga-kuliah-dakwah-mengapa-tidak-oleh-dr-adian-husaini-ketua-pusat-dewan-dakwah-lslamiyah-lndonesia-editor-sudono-syueb-humas-ddii-jatim/). Sebab, dalam perspektif Pendidikan Islam, itulah diantara “Kampus Terbaik” yang ada di Indonesia. Wallahu A’lam bish-shawab.(sudono/ed).
(Depok, 20 Maret 2021).
Dapatkan artikel-artikel lainnya di:
https://adianhusaini.id/category/artikel-terbaru
Pojok 1000 Artikel Pilihan: Wujudkan Komunitas Cerdas dan Bijak
Bantu share
Info berlangganan,
Kirim via WA/Telegram/Signal/BIP ke 0858 8293 0492
ketik: Daftar
Atau akses langsung ke: http://member.adianhusaini.id/register