Kajian Hadits

Oleh: Muhammad Hidayatulloh, wakil ketua bidang Pengembangan Studi al Quran (PSQ), Dewan Dakwah Jawa Timur

Dewandajwahjatim.com, Surabaya –


Perumpamaan Jalan Lurus dalam Islam

Dari Nawwaas bin Sam’an al-Anshariy, Rasulullah SAW bersabda:

عَن النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ الأَنْصَارِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال: ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا, وَعَلَى جَنْبَتَي الصِّرَاطِ سُورَانِ, فِيهِمَا أَبْوَابٌ مُفَتَّحَةٌ, وَعَلَى الابْوَابِ سُتُورٌ مُرْخَاةٌ, وَعَلَى بَابِ الصِّرَاطِ دَاعٍ, يَقُولُ: أَيُّهَا النَّاسُ ادْخُلُوا الصِّرَاطَ جَمِيعًا وَلا تَتَفَرَّجُو, وَدَاعٍ يَدْعُو مِنْ جَوْفِ الصِّرَاطِ, فَإِذَا أَرَادَ يَفْتَحُ شَيْئًا مِنْ تِلْكَ الابْوَابِ قَالَ: وَيْحَكَ لا تَفْتَحْهُ فَإِنَّكَ إِنْ تَفْتَحْهُ تَلِجْهُ, وَالصِّرَاطُ الاسْلامُ, وَالسُّورَانِ حُدُودُ اللَّهِ تَعَالَى, وَالابْوَابُ الْمُفَتَّحَةُ مَحَارِمُ اللَّهِ تَعَالَى, وَذَلِكَ الدَّاعِي عَلَى رَأْسِ الصِّرَاطِ كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ, وَالدَّاعِي فَوْقَ الصِّرَاطِ وَاعِظُ اللَّهِ فِي قَلْبِ كُلِّ مُسْلِمٍ.”

Dari Nawwaas bin Sam’an al-Anshariy, Rasulullah SAW bersabda:
“Allah membuat perumpamaan berupa jalan yang lurus, di kedua sisinya ada dua pagar dengan pintu-pintu yang terbuka, dan pada setiap pintu terdapat tirai yang terjulur. Di pintu gerbang tersebut ada seorang penyeru yang berkata: ‘Wahai manusia, masuklah kalian semua ke jalan ini dan janganlah menyimpang.’ Ada juga penyeru lain yang berada di tengah jalan. Jika seseorang hendak membuka salah satu pintu itu, penyeru tadi berkata: ‘Celaka kamu! Jangan kau membukanya! Karena jika kau membukanya, maka kau akan masuk ke dalamnya.’ Jalan itu adalah Islam, dua pagar tersebut adalah batasan-batasan Allah, pintu-pintu yang terbuka adalah perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah, penyeru di pintu gerbang adalah Kitab Allah (Al-Qur’an), dan penyeru yang berada di tengah jalan adalah penasihat Allah yang ada di dalam hati setiap Muslim.” (HR. Ahmad dan Nasa’i)

Batasan yang Menjaga Umat

Suuraan merupakan isim tatsniyah (kata benda ganda) dari kata suur, yang berarti pagar. Maka suuraan berarti dua pagar. Dalam konteks hadis ini, pagar tersebut adalah batasan-batasan Allah (huduudullah) dalam kehidupan seorang Muslim. Setiap manusia diberikan kebebasan untuk berjalan di atas jalan yang lurus, tetapi batas-batas ini menjaga agar mereka tidak menyimpang ke arah yang merugikan diri sendiri dan orang lain.


Batasan ini berfungsi sebagai pelindung, bukan sebagai penghalang kebebasan. Dalam dunia modern, kita bisa mengibaratkannya seperti pagar pengaman di jalan tol. Tanpa pagar tersebut, seseorang bisa tergelincir dan mengalami kecelakaan fatal. Demikian pula, batasan yang ditetapkan Allah bertujuan untuk menjaga manusia dari kehancuran dunia dan akhirat.

Islam sebagai Panduan Hidup

Allah memberikan perumpamaan bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan panjang. Perjalanan ini penuh dengan tantangan, cobaan, kebahagiaan, dan kesengsaraan. Pilihan yang diambil oleh seseorang dalam perjalanannya akan menentukan apakah ia akan mencapai tujuan yang benar atau tersesat di persimpangan yang salah.

Jalan lurus yang disebut dalam hadis ini adalah Islam, yang memberikan pedoman jelas tentang bagaimana menjalani hidup dengan benar. Islam telah menetapkan mana yang halal dan haram, serta bagaimana cara bertindak dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam perspektif modern, Islam bisa diibaratkan sebagai rambu-rambu lalu lintas dalam kehidupan. Jika kita mematuhinya, perjalanan akan lancar dan aman. Namun, jika kita melanggarnya, maka kita berisiko menghadapi berbagai konsekuensi buruk.

Dua Penyeru dalam Perjalanan Hidup

Hadis ini juga menyebutkan dua penyeru yang terus membimbing manusia:

  1. Penyeru pertama adalah Kitabullah (Al-Qur’an). Al-Qur’an adalah peta perjalanan hidup. Dalam analogi modern, Al-Qur’an bisa dianggap sebagai GPS yang memastikan kita
    tetap berada di jalur yang benar.
    Jika kita mengabaikan petunjuk ini, kita bisa tersesat dan gagal mencapai
    tujuan sejati, yaitu kebahagiaan dunia
    dan akhirat
  2. Penyeru kedua adalah Wa’idhullah (penasihat dalam hati). Dalam setiap diri manusia, Allah telah menanamkan alarm spiritual berupa hati nurani yang akan memberikan
    peringatan jika seseorang mendekati
    kemaksiatan. Jika seseorang masih
    memiliki hati yang bersih, alarm ini
    akan berbunyi ketika ia berada
    diambangkesalahan. Namun, jika hatinya telah tertutup oleh dosa dan maksiat, alarm ini akan mati dan ia
    tidak akan lagi peka terhadap
    peringatan tersebut.

Ujian dan Godaan dalam Hidup

Pintu-pintu yang terbuka dalam hadis ini melambangkan segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Pintu-pintu ini selalu menggoda manusia untuk menyimpang dari jalan yang lurus. Setiap pintu memiliki tirai, yang berarti ada tahap awal sebelum seseorang benar-benar terjerumus ke dalam kesalahan. Saat seseorang mulai mengintip dan mempertimbangkan dosa, itulah saatnya ia harus berhenti dan kembali ke jalan yang benar.

Sebagai contoh, seseorang yang tergoda untuk berbuat maksiat biasanya akan memulainya dari hal kecil, seperti melihat sesuatu yang tidak pantas atau mendekati lingkungan yang tidak baik. Jika ia tidak segera menghentikan langkahnya, maka ia akan semakin terperosok dan sulit kembali.

Hakikat Kebahagiaan

Hadis ini juga mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang memiliki kemewahan duniawi, tetapi tentang seberapa dekat seseorang dengan jalan Allah. Banyak orang mengira bahwa kebahagiaan terletak pada harta, jabatan, atau popularitas, padahal semua itu hanya bersifat sementara.


Dalam Islam, kebahagiaan sejati adalah ketenangan hati yang diperoleh dengan mengikuti aturan Allah. Seorang yang konsisten dalam menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam akan merasakan kedamaian batin, meskipun secara materi ia tidak memiliki banyak kekayaan.

Istiqamah dalam Jalan Allah

Hadis ini mengajarkan kita untuk selalu istiqamah di jalan Allah, dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan mendengarkan suara hati yang masih bersih. Semoga kita selalu diberikan hidayah dan keteguhan untuk tetap berada di jalan yang lurus.

Allahummarzuqna istiqomah, ya Allah, anugerahkan kepada kami sikap konsisten di jalan-Mu. Aamiin.

Admin: Kominfo DDII Jatim

Editor: Sudono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *