Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Ketua Umum DDIl Pusat
Dewandakwahjatim.com, Depok – Mungkin ada yang bertanya: “Mengapa kita harus berdakwah dan berorganisasi?” Berikut jawabannya:
Pertama, menjadi dai sesungguhnya menjadi pejuang. Bisa dikatakan dai adalah seorang “Mujahid Dakwah”. Menjadi mujahid dakwah adalah cita-cita dan aktivitas paling mulia. (QS 41:33). Bukan hanya orang seorang. Negara-negara di dunia pun senantiasa memuji para pahlawan yang dipandang sebagai pejuang cita-cita mulia.
Karena itu ada Taman Makam Pahlawan. Tidak ada Taman Makam Pecundang, atau Taman Makam Pengecut. Pejuang adalah para pemberani yang mengorbankan jiwa, raga, dan apa saja yang dimilikinya untuk mengejar cita-cita mulia.
Para dai sejatinya adalah para pejuang penegak kebenaran. Umat Islam akan menjadi umat mulia jika mereka menjadi umat pejuang, yakni umat yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. (QS 3:110).
Sebaliknya, mereka akan menjadi umat yang hina dan tidak diperhitungkan keberadaannya ketika mereka kehilangan jiwa perjuangan dan terjebak dalam penyakit cinta dunia. Banyak sekali hadits Nabi Muhammad saw yang mengingatkan akan bahaya kelemahan dan hilangnya jiwa perjuangan.
Dalam buku “Ajaran Kiai Gontor: 72 Wejangan Hidup K.H. Imam Zarkasyi”, KH Imam Zarkasyi berpesan: “Hidup tanpa perjuangan bukan hidup namanya!… Innal hayaata aqiidatun wa jihaadun” (Sesungguhnya hidup itu keyakinan dan perjuangan)… Hidup ini tak lain adalah perjuangan dan mempertahankan akidah. Hidup ini perjuangan. Kita tidak bisa memilih antara berjuangan atau tidak berjuang. Selama kita ingin hidup, perjuangan itu mutlak dilakukan. Tanpa perjuangan kita akan mati dalam kehidupan.”
Berjuang di jalan Allah bukan hanya secara fisik. Rasulullah saw memerintahkan: “Berjihadlah melawan orang-orang musyrik dengan hartamu, dirimu, dan lidahmu!” Maka, KH Ahmad Dahlan mendapat anugerah gelar Pahlawan Nasional, terkait aktivitasnya dalam pendidikan melawan pendidikan kolonial yang sekuler.
Jadi, berbahagialah kita yang diberi kesempatan dan kenikmatan oleh Allah SWT untuk aktif sebagai dai atau pejuang di jalan Allah. Apalagi, Allah menjanjikan kepada kita, siapa yang menolong agama Allah, pasti Allah akan menolongnya dan mengokohkan kedudukannya!
Kedua, berdakwah merupakan kewajiban setiap individu muslim. Tetapi, berdakwah juga wajib dilakukan dengan terorganisasi secara rapi. Rasulullah saw bersabda, siapa saja yang melihat kemunkaran maka ubahlah dengan tangannya, lisannya, atau hatinya.
Akan tetapi, kita juga diingatkan, bahwa Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi, laksana satu bangunan yang kokoh. (QS 61:4). Memang, ada kemunkaran yang bisa diatasi secara individual. Tetapi, ada juga kemunkaran yang harus ditanggulangi secara jama’iy. Misalnya, kemunkaran dalam sistem pendidikan, sistem perekonomian, sistem politik, dan sebagainya.
Untuk menanggulangi kemunkaran ilmu dan pendidikan sekuler yang merusak para pelajar muslim, maka harus ditangani secara bersama-sama dalam satu organisasi dakwah. Lembaga pendidikan yang berusaha memurtadkan atau mensekulerkan para pelajar muslim, wajib dilawan dengan membetuk lembaga pendidikan Islam yang mendidik para pelajar muslim agar bisa menjadi muslim sejati.
Allah perintahkan kita: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan orang yang menyeru kepada Islam, dan memerintahkan kepada al-ma’ruf dan mencegah kemunkaran. Dan mereka itulah orang-orang yang sukses.” (QS 3:104).
Jadi, sehebat apa pun kita sebagai dai, secara personal, tidak mungkin kita berdakwah secara sendirian dalam segala hal. Kita wajib juga berdakwah bersama-sama dengan umat Islam lainnya. Kita wajib terus-menerus memikirkan kondisi umat dan mencarikan solusinya. Lagi pula, dengan membentuk satu organisasi dakwah yang baik, maka akan terjadi proses kaderisasi yang baik pula, sehingga estafet perjuangan akan terus berkelanjutan. Satu dai mati, insyaAllah, akan lahir seribu dai. (Depok, 18 Juli 2024).
Admin: Kominfo DDII Jatim
SS