RAMAI DISKUSI TENTANG KRITERIA UNIVERSITAS TERBAIK
Artikel Terbaru (ke-1.603)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Ketua Umum Dewan Da’wah lslamiyah lndonesia
Dewandakwahjatim.com, Jakarta - Pada 24 Juli 2023, saya menulis status di FB: “Universitas terbaik adalah yang terbanyak melahirkan orang beriman bertaqwa dan berakhlak mulia. Setuju!!!”. Status itu sudah mendapat “like” 896 orang, dan masih terus berjalan. Yang berkomentar 56 orang. Hampir semua setuju dengan pernyataan tersebut. Tapi, ada juga beberapa komentar lain.
Ada yang berkomentar: “Sekarang sudah langka universitas melahirkan orang-orang seperti itu.” Komentar lain: “Setuju banget… kurikulum pendidikan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam solusinya.”
Ada komentar cukup panjang: “Universitas terbaik adalah yang banyak menghasilkan inovasi, hak paten, karya-karya yang bisa bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bagi lingkungan, bagi alam semesta. Universitas terbaik adalah yang bisa menghasilkan lulusan terbaik, anfa’uhum linnaas. Universitas terbaik adalah yang bisa menghasilkan lulusan terbaik dalam memberikan solusi terhadap permasalahan sosial masyarakat.”
Terimakasih atas berbagai komentar. Kita sedang mendiskusikan satu masalah yang sangat serius yang berdampak besar pada masa depan umat dan bangsa Indonesia. Amanah Konstitusi menyebutkan bahwa pemerintah harus menyelenggarakan pendidikan tinggi yang dapat melahirkan manusia-manusia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia, serta cerdas.
Dalam UU No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi juga disebutkan tentang tujuan Pendidikan Tinggi di Indonesia, yaitu: (a). berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.
Jadi sebenarnya tujuan pendidikan tinggi kita sudah sangat jelas. Harusnya, setelah itu, disusun kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi yang sangat ideal tersebut. Selanjutnya, disusun program pendidikan sebagai operasionalisasi kurikulum dan juga ditentukan evaluasi pendidikannya.
Karena itu, dalam evaluasi pendidikan perlu dimasukkan indikator-indikator kompetensi iman taqwa dan akhlak mulia. Karena ini urusan agama, maka kriteria itu didasarkan kepada konsep masing-masing agama. Inilah perlunya pendidikan agama di perguruan tinggi. Itu bukan hal sulit.
Kualitas iman taqwa dan akhlak mulia mahasiswa muslim bisa dilihat pada pemahamannya tentang ajaran Islam, pelaksanaan ibadahnya, serta adab atau perilakunya. Sederhananya, jangan pernah meluluskan mahasiswa muslim yang shalatnya tidak bener, akhlaknya buruk, dan belum bisa mengaji al-Quran dengan baik! Jika mahasiswa hobi berzina dan atau penyokong LGBT, maka pastikan ia tidak bisa menjadi sarjana.
Jika seorang memiliki akhlak mulia – jujur, tidak malas, pemberani, tidak sombong, dan penyayang – maka insyaAllah ia akan menjadi ilmuwan atau profesional yang hebat. Sebab, orang yang bertaqwa akan dimudahkan kehidupannya dan akan diberikan rizki dari sumber yang tidak dia perhitungkan.
Karena itu, jika suatu universitas benar-benar menekankan aspek iman taqwa dan akhlak mulia, maka universitas itu berhak mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Dan jangan dilupakan, Islam mengutamakan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat bagi tiap-tiap individu. Sebab, yang akan diminta pertanggungjawaban di akhirat adalah setiap individu.
Karena itu, prioritas kegiatan setiap individu muslim adalah keselamatan dan kebahagiaan dirinya sendiri. Bukan orang lain atau masyarakat. Jika ia berbuat baik, maka ia akan mendapatkan pahala untuk dirinya. Jika amalnya diikuti oleh orang lain, maka ia akan mendapatkan pahala jariyah.
Jangan sampai seorang aktif berbuat baik untuk masyarakat, tetapi tidak mendapatkan pahala untuk dirinya sendiri. Misalnya, karena ia tidak ikhlas beramal. Atau amalnya salah! Allah memerintahkan kita: “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka!”
Jadi, jangan meremehkan faktor iman, taqwa dan akhlak mulia sebagai asas lahirnya berbagai prestasi besar dalam bidang sains, teknologi, ekonomi, politik, bahkan militer. Banyak manusia dan bangsa yang telah menghasilkan kemakmuran dalam bidang ekonomi serta kemajuan sains dan teknologi, tetapi ujungnya bukan kebaikan dan kebahagiaan bagi umat manusia.
Justru saat ini, di tengah-tengah kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat, muncul berbagai konflik yang begitu sengit antar manusia dan antar bangsa. Krisis keluarga terjadi dimana-mana. Semua itu berawal dari krisis akhlak.
Di saat umat manusia sedang menikmati kemajuan sarana dan prasarana kehidupan, justru semakin banyak manusia-manusia yang mengalami stress dan depresi. Bahkan, di dunia perguruan tinggi.
(https://kumparan.com/salsabilla-julia-permata/indonesia-darurat-isu-kesehatan-mental-mahasiswa-tingkat-akhir-menjadi-korban-1xoiteErh4w/1).
Kita sudah punya konsep universitas terbaik. Masalahnya, kita mau paham atau tidak? Lalu, setelah paham, kita mau menerapkan atau tidak? Itu saja! Semoga Allah menolong diri kita, keluarga kita, masyarakat dan bangsa kita. Aamiin. (Jakarta, 25 Juli 2023).
Admin: Kominfo DDII, Jatim