Berorganisasi, Bersaudara, dan Berjuang

Oleh M. Anwar Djaelani, Wakil Ketua Bidang Pemikiran Islam Dewan Da’wah Jatim

Dewandakwahhatim.com, Surabaya – Islam agama sempurna dan diridhai Allah. Sebagai khalifah Allah di bumi kita diminta untuk menegakkan Islam atas diri kita masing-masing, kemudian pada saat yang sama kita diminta pula untuk mendakwahkannya. Perhatikanlah ayat-ayat berikut ini: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah (QS Ali ‘Imraan [3]: 110). “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS Ali ‘Imraan [3]: 104).

Sandaran dan Arahan

Dalam memerjuangkan Islam, kita diminta agar melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan cara yang baik. Berjuanglah laksana suatu barisan yang rapi, teratur, dan kuat seperti arahan di ayat ini: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di Jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (QS Ash-Shaff [61]: 4).
Soal cara memerjuangkan, suatu ketika Ali bin Abi Thalib Ra berkata: “Barisan kebenaran yang tak terorganisasi dapat dikalahkan oleh barisan kebathilan yang terorganisasi.” Terkait itu, menarik jika bertanya: Apa itu organisasi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan Bersama. Juga, berarti kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian (orang, dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu.

Dengan demikian, di suatu organisasi berhimpun banyak orang. Oleh karena itu, aktif berorganisasi bisa menambah jumlah sahabat (“saudara”). Juga, akan lebih mengenal beragam karakter manusia. Maka, hikmahnya, terbina ukhuwwah Islamiyyah yang manis.

Ukhuwwah Islamiyyah merupakan nikmat Allah, berupa kesatuan hati dan perasaan yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa (baca QS Ali ‘Imraan [3]: 102-103 dan QS Al-Anfaal [8]: 63). Ukhuwwah Islamiyyah adalah sesuatu yang menyatu dengan iman dan taqwa. Tidak sempurna iman tanpa ukhuwwah dan tidak ada ukhuwwah yang hakiki tanpa iman. Tidak ada persaudaraan abadi tanpa taqwa dan tidak ada taqwa yang sempurna tanpa persaudaraan (baca QS Al-Hujuraat [49]: 10 dan QS Az-Zukhruf [43]: 67).

Jika ukhuwwah kosong dari iman dan taqwa maka yang menjadi ikatan adalah kepentingan sesaat, yang tidak mustahil akan rapuh, mudah retak, atau bahkan hancur jika terjadi perbedaan dalam menyikapi kepentingan sesaat tersebut. Sebagai misal, perhatikanlah kisah konflik dua anak lelaki Nabi Adam As (baca QS Al-Maaidah [5]: 27-28).

Dalam memerjuangkan Islam lewat organisasi, ukhuwwah Islamiyyah yang didasari iman dan taqwa tidak hanya menjadi perekat yang sangat penting, melainkan juga dapat menjadi salah satu sumber energi dalam beramal secara optimal. Jika itu yang terjadi, insya-Allah akan mudah untuk memenuhi kewajiban agar dalam berorganisasi selalu bergerak dalam barisan yang rapi dan teratur (baca QS Ash-Shaff [61]: 4, QS At-Taubah [9]: 71, QS Al-Anfaal [8]: 73). Hikmahnya, di samping dapat meringankan pekerjaan, tujuan organisasi juga dapat dilakukan secara kaffah sesuai dengan ajaran Islam.

Mengingat jalan berpikir tiap orang bisa berbeda dalam memandang suatu persoalan (misalnya dalam hal menjalankan, memajukan, dan mengembangkan organisasi), maka perbedaan pendapat antar-orang dalam suatu organisasi adalah hal yang biasa dan wajar. Jika perbedaan itu menyangkut “cabang” maka itu lumrah. Solusinya, antar-orang tersebut bisa melakukan koordinasi dan kerjasama yang saling mengisi kekosongan dan kekurangan serta saling menguatkan (baca QS Ash-Shaff [61]: 4, QS At-Taubah [9]: 71). Sebaliknya, yang harus dihindari adalah perbedaan yang menyangkut “pokok” dan bersifat kontradiktif, yang dapat menjurus kepada pertentangan dan perpecahan. Sebab, yang demikian itu dapat mengakibatkan hilangnya kekuatan atau bahkan kehancuran umat (baca QS Al-Anfaal [8]: 46).


Oleh karena itu, seluruh umat (terutama para aktivis dakwah), perlu memerhatikan akhlak berbeda pendapat dan berinteraksi, antara lain:
Memiliki kesungguhan untuk senantiasa mengembalikan setiap persoalan yang dihadapi kepada ketentuan Allah dan Rasul-Nya (baca QS Ali ‘Imraan [3]: 102-103).


Berusaha untuk terus-menerus melaksanakan hak-hak Muslim, seperti silaturrahiim, taushiyyah (saling menasihati), tabayyun (cek dan ricek) jika mendengar suatu berita tentang sesama saudara, ber-ta’awun (tolong-menolong), dan itsar (berusaha mendahulukan kepentingan saudaranya di atas dirinya sendiri) (baca QS Al-Maaidah [5]: 2, QS Al-Hujuraat [49]: 6, QS Al-Hasyr [59]: 8-10).
Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang akan merusak ukhuwwah Islamiyyah seperti menghina, ghibah, memfitnah, menyebarkan aib, dan lainnya (baca QS Al-Hujuraat [49]: 11-12).

Intelektual, Mari!

Hidup adalah perjuangan. Setelah menyatakan iman, kita diminta untuk berhijrah. Lalu, puncaknya, berjihad (berjuang dengan sungguh-sungguh di Jalan Allah). Oleh karena itu teruslah berjuang, kapan saja dan di mana saja, sampai maut menjemput. Perhatikanlah ayat-ayat ini: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di Jalan Allah dengan harta-benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan” (QS At-Taubah [9]: 20). “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad [47]: 7).

Jalan dakwah adalah hal yang harus dilalui oleh setiap Muslim. Sementara, tanggung-jawab mengembangkan dakwah insya-Allah akan semakin besar disandang oleh kelompok yang biasa disebut intelektual. Maka, agar optimal, seorang intelektual Muslim, seyogyanya selalu berusaha berada di tengah-tengah masyarakat untuk menerangi dan membimbing masyarakat. Kemudian, para intelektual bersama-sama masyarakat melakukan pembaharuan ke arah kehidupan yang lebih baik, lebih islami. []

Admin: Sudono Syueb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *