MEMBANGKITKAN KEMBALI SEMANGAT “ABI” BAGI PARA DA’I

Oleh :Adil Mastjik
Bidang Pendidikan & Kader Ulama Dewan Da’wah Jatim

Dewandakwahjatim.com, Surabaya – Enam tahun yang lalu tepatnya 2 Desember 2016 hari jum’at sama dengan 2 Desember 2022 yang tidak boleh dilupakan oleh umat Islam adalah sebuah episode perjuangan monumental umat Islam Indonesia yang dahsyat AKSI BELA ISLAM (ABI) ketika mereka harus membela Alquran dan ulamanya, yang dinista dan dihina oleh seorang Gubernur. Ia dikenal sebagai Ahok alias Basuki Tjahaya Purnama, Gubernur Jakarta. Dengan pakaian Dinas Gubernurnya di Pulau Seribu, Jakarta Utara, mengungkapkan ujaran kebencian sekaligus dengan kalimat penderitaannya terhadap Alquran dan para ulama. “Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil Bapak-Ibu nggak bisa pilih saya ya, kan? Dibohongi pakai Surat Al-Maidah 51, macam-macam itu. Itu hak Bapak-Ibu, ya. Jadi kalau perasaan Bapak-Ibu enggak bisa kepilih nih,

Allah menghadapkan manusia dengan satu persoalan, tidak lain untuk menguji guna menaikkan atau menurunkan derajatnya. Ketika manusia berhasil menghadapi kesulitan, maka Allah akan memudahkannya.

UMAT Islam di seluruh dunia akan terus mendapatkan ujian keimanan dari Allah SWT. Ujian iman bagi kaum Muslim ini bahkan muncul sejak agama Islam diturunkan ke bumi.
Allah SWT akan menguji kesungguhan keimanan kaum Muslim dengan banyak ujian sehingga diketahui siapa yang benar-benar beriman atau pura-pura beriman alias berbohong; siapa yang sabar, siapa yang kufur, siapa yang munafik, dan siapa yang siap berjihad atau yang lari dari medan jihad kerena lemah iman. 

Perintah & Larangan 

Ujian keimanan secara umum adalah perintah dan larangan Allah SWT. Dalam Islam ada hal yang wajib dilakukan, seperti dalam Rukun Iman dan Rukun Islam.

Dalam Alquran surat At Taubah ayat 62 disebutkan bahwa pengertian iman hanyalah perkiraan, sementara dalam hadis disebutkan bahwa pengertian iman adalah “Ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota (tubuh).”

Iman menjadi sah ketika dilakukan dalam tiga hal, yaitu iman yang diyakini dalam hati, kemudian diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan.

Kisah Kisah Pembelaan Kepada Agama.

Ketika terjadi intimidasi dan dorongan terhadap agama islam itu adalah bagian dari ujian dan itu terjadi sejak munculnya Islam di dunia ini. Dan apa saja bentuknya. Membakar Alquran, karikatur, iklan Bus, stiker, kue, film fitnah. kalimat yang disesuaikan seperti yang dilakukan Ahok. Pelaku penistaan ​​agama seperti tak pernah habis.


Misalnya, kisah pembelaan kepada agama di negeri kita. Perhatikanlah, di Sumatera. Meski sempat berniat mundur karena uzur karena faktor usia, ghirah Imam Bonjol (1772-1864) kembali menyala saat dilihatnya masjid dinistakan penjajah dengan menjadikannya sebagai kandang kuda. Dia pun lalu bergerak, turun lagi ke medan juang membela agama.

Kisah lain. “Ketika 1918, Kasus Penistaan Agama, HOS Cokroaminoto Pun Bentuk Pasukan 35.000 Orang”. Bahwa, pada awal Januari 1918, surat kabar “Djawi Hisworo” menurunkan artikel yang berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw. Artikel yang ditulis Djojodikoro itu berjudul “Pertjakapan antara Martho dan Djojo”. Di dalamnya ada kalimat: “Gusti Kandjeng Nabi Rasoel minoem AVH, minoem Opium, dan kadang soeka mengisep Opium.” Kalimat itu jelas menuduh Nabi Muhammad Saw sebagai pemabuk dan suka mengonsumsi opium (candu).

Artikel tersebut lalu mendapat reaksi umat Islam. H.O.S Tjokroaminoto kemudian membentuk organisasi “Tentara Kanjeng Nabi Muhammad” (TKNM). Setelah dibentuk, TKNM menyeru kepada masyarakat Indonesia untuk menghadiri perkumpulan besar di Kebun Raya Surabaya pada 6 Februari 1918. Perkumpulan ini diadakan sebagai bentuk pernyataan sikap kaum Muslim terhadap penghinaan Nabi Saw.
Diperkirakan umat Islam dalam aksi tersebut sekitar 35.000 orang. Hal ini jelas bisa menunjukkan tentang tingginya kesadaran umat Islam dalam membela agamanya

Apa tuntutan mereka? Hanya satu, yaitu mendesak pemerintah Hindia Belanda dan Sunan Surakarta untuk segera mengadili Djojodikoro dan Martodarsono (pemilik suratkabar),🔥 atas kasus penistaan Nabi Saw itu.

Firman Allah SWT “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah seba gaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: ‘Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?’ Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: ‘Kamilah penolong-penolong agama Allah’.” (QS Ash-Shaff [61]: 14).

Demikian pula aksi bela Alquran dan bela ulama, jutaan umat Islam yang terinspirasi oleh ajaran agamanya lalu melakukan demonstrasi dan unjukrasa superdamai: AKSI BELA ISLAM, yang langsung dipimpin oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Ustadz Habib Rizieq Shihab bersama Ustadz Bahtiar Nasir. Lewat Gerakan Nasional Pembela Fatwa – Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) ada beberapa kali Aksi dilakukan. Di antaranya, Aksi Bela Islam 411, 212, 112, 313, dan ditutup dengan Aksi 55. Semua aksi berlangsung aman, damai, tertib dan bersih. Pujian pun berdatangan dari segenap lapisan masyarakat, terutama mereka kelompok yang bisa berpikir positif dan obyektif, bahwa, ternyata umat Islam meski disakiti, justru malah menunjukkan kualitasnya dengan melakukan semua aksinya itu dengan penuh kesopanan dan kesantunan tinggi. Terutama Aksi 212 yang diikuti sekitar 7 juta orang berlangsung supertertib!

Kalangan pers dunia terutama dari Barat mengakui, Aksi Bela Islam itu menunjukkan demokrasi di Indonesia mampu membuktikan kematangannya. Itulah bukti, dan itulah fakta sejarah monumental bagi umat Islam, juga terutama bagi negara dan pemerintah Indonesia.

Yang pasti banyak pengamat mengatakan, khusus untuk Aksi 212 diakui adalah aksi super indah dalam sejarah Indonesia. Itulah sebuah Pesan Damai Islam Indonesia kepada dunia. Begitu banyak pujian dan penghargaan kepada umat Islam dengan aksi 212-nya itu. Mereka terdzalimi, ternista dan tercederai hatinya, tetapi malah mampu memberikan sikap kesejukan bagi negeri tercintanya.

Dan itulah hakekat ajaran Islam. “Sesungguhnya, jika Islam itu ditegakkan, jangankan manusia, hewan dan tanaman pun akan mendapat rahmatnya”. Jadi terbukti bahwa, orang Islam itu santun, sangat menghormati sesama apapun agama dan rasnya. Tak ada niat sedikitpun membuat kacau kondisi Indonesia bahkan tak ada niat dengan Aksi Bela Islam itu mau makar dan mengkudeta Presiden Jokowi lewat Ahok. Apalagi menggagalkan dan mengacau Pilkada DKI Jakarta 2017. Tak ada hubungannya Aksi Bela Islam dengan Pilkada tersebut. Hal yang berbeda.

Firman Allah, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad [47]: 7).

Semoga kita semua diberi keteguhan hati sebagai bukti keimanan kita kepada Allah swt Wallahua’lam.
Surabaya, 2 Desember 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *