Oleh: Dr. Adian Husaini
Ketua Umim Dewan Dakwah
Dewandakwahjatim.com, Depok – Pemerintah Indonesia sudah mencanangkan program Indonesia Emas 2045. Ketika ditargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju, dengan pendapatan perkapita Rp 27 juta/bulan. Bahkan, diperkirakan, Indonesia akan menjadi negara keempat dari segi produk
domestik bruto (PDB)-nya. Ketika itu, dimanakah posisi umat Islam Indonesia?
Dari 2022 ini, masih ada waktu 23 tahun untuk menuju tahun 2045. Itulah masa tugas Kenabian Rasulullah saw. Dalam masa itu, beliau mampu melahirkan satu generasi terbaik. Dalam perspektif pendidikan, waktu 23 tahun adalah masa yang terlalu panjang.
Tidak mau ketinggalan dan melewatkan peluang dakwah, maka Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia (Dewan Dakwah) melakukan terobosan baru dalam pendidikan kader dai, dengan
membuka kelas khusus Program “Jurnalistik dan Pemikiran Islam”. Ini adalah penyempurnaan
dari program tahun sebelumnya, yaitu kelas “Wartawan Profesional Pejuang”.
Kelas “Jurnalistik dan Pemikiran Islam” ini memahami dengan At-Taqwa College Depok. sebagian besar mahasiswanya adalah alumni Perguruan Tinggi At-Taqwa — Pesantren At-Taqwa Depok. Kelas ini dibimbing langsung oleh pakar pemikiran Islam, Dr. Nirwan Syafrin. Para dosennya adalah para dai senior Dewan Dakwah dan juga para pakar pemikiran Islam yang sudah dikenal luas karya dan kiprahnya di Indonesia.
Selama dua dekade, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir sudah melahirkan dalam lebih dari 700 hari. Mereka sudah berkiprah di berbagai pelosok Indonesia.
Kini, melalui pembukaan kelas khusus diharapkan Jurnalistik dan Pemikiran Islam, akan
memimpin umat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama dalam bidang kepemimpinan berpikir dan arah perjuangan umat Islam Indonesia.
Bagaimana pun, pemimpin tidak dilahirkan oleh orang tuanya. Belum tentu pemimpin juga melahirkan pemimpin. Sebab, pemimpin itu lahir dari proses pendidikan yang unggul.
Pemimpin lahir dari kancah perjuangan masyarakat. Karena itulah, pendidikan di kelas
“Junalistik dan Pemikiran Islam” ini mengutamakan perpaduan antara aspek intelektualisme dan
aktivisme.
Para mahasiswa “Kelas Jurnalistik dan Pemikiran Islam” menghargai untuk hidup mandiri
dengan bekerja sesuai dengan kemampuannya dan mampu membiayai pendidikannya sendiri.
sebagian besar mereka kini menjadi guru di Pondok Pesantren. Ada juga yang bekerja di
berbagai lembaga dakwah. Calon pemimpin yang baik harus mampu merasakan dinamika
persoalan umat dan bangsa.
Secara intelektual, mahasiswa kelas “Jurnalistik dan Pemikiran Islam” dididik dengan
kurikulum ideal dengan menempatkan aspek adab dan akhlak mulia sebagai kompetensi utama.
Mereka harus dididik agar memiliki sifat cinta ilmu, cinta ibadah, dan cinta perjuangan. Jiwa
mereka dibersihkan dari sifat-sifat yang merusak jiwa, seperti kemalasan, kesombongan, riya’,
penakut, dengki, munafik, dan sebagainya.
Dari aspek keilmuan, mereka dididik dengan kurikulum yang mengarah kepada
pembentukan manusia seutuhnya yang berjiwa pejuang. Tetapi, mereka dilengkapi dengan
keahlian (skill) yang diperlukan untuk mandiri. Dengan sifat pembelajar yang ditanamkan
kepada mereka, diharapkan, mereka akan menjadi manusia-manusia yang haus ilmu. Mereka
disiapkan untuk memiliki sikap “siap belajar apa saja” ilmu yang diperlukan oleh umat.
Program Keunikan kaderisasi pemimpin Dewan Dakwah ini adalah kunjungan “Peta Jalan
Keilmuan dan Perjuangan” lebih dari “Peta Jalan Pekerjaan”. Mereka bukan dituntun untuk bervisi: “saya nanti bekerja dimana” setelah lulus. Tetapi, lihat mereka adalah “Ilmu apa yang harus saya kuasai dan peran apa yang harus saya jalankan, agar saya bisa
menjadi manusia yang bermanfaat?” Tentu saja, para mahasiswa yang berani memasuki program
ini sudah harus memiliki persiapan jiwa dan raga.
Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas menjelaskan, bahwa tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam saat ini adalah “Tantangan Ilmu” (The Challenge of Knowledge). Tantangan ilmu harus dijawab dengan ilmu. Di sinilah pentingnya mahasiswa dibekali dengan “Peemikiran Islam” yang kokoh agar mereka siap memimpin umat dalam menjawab masyarakat tantangan zaman, agar iman dan akhlak selamat dari kerusakan.
Mengapa Juranalistik? Sebab, kita sudah memasuki Era Disrupsi. Di zaman serba internat
dan dominasi peran Media Sosial dalam komunikasi, maka ilmu dan ketrampilan jurnalistik
menjadi bekal wajib bagi para dai dan para pemimpin dalam menjalankan amanahnya.
Sebagaimana disebutkan, kelas “Jurnalistik dan Pemikiran Islam” merupakan program
lanjutan dari “Kelas Wartawan Profesional Pejuang”. Program ini sudah memasuki semester
keempat di Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (S1) – STID Mohammad Natsir.
Banyak prestasi intelektual yang diraih oleh para mahasiswanya. Berikut ini sejumlah contohnya.
(1) https://dewandakwah.com/2021/07/21/deretan-prestasi-intelektual-mahasiswa-stid-
mohammad-natsir/
(2) https://www.bekasikinian.com/kota-bekasi/pr-3383573036/himpunan-mahasiswa-
jurnalistik-stid-mohammad-natsir-kecam-politisi-india-penghina-rasulullah
(3) https://jernih.co/potpourri/beradab-dan-berkarya-di-usia-belia/
(4) https://mediadakwah.id/dua-mahasiswa-stid-mohammad-natsir-terbitkan-buku-baru/
(5) https://mediadakwah.id/inilah-profil-azzam-dan-imad-mahasiswa-stid-mohammad-
natsir-yang-juga-guru-pesantren-dan-penulis-produktif/
Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia adalah organisasi dakwah yang didirikan oleh para
tokoh nasional pendiri bangsa, yang dikenal sebagai para pejuang yang cinta ilmu dan tegaknya
kebenaran dan keadilan di bumi Indonesia. Mereka antara lain, Mohammad Natsir, Sjafruddin
Prawiranegara, HM Rasjidi, Mohammad Roem, Prawoto Mangkusasmito, dan sebagainya.
Para tokoh pendiri Dewan Da’wah itu telah menjalani proses pendidikan ideal sehingga
mereka tampil menjadi para pemimpin yang begitu besar jasanya bagi umat dan bangsa. Kini,
Dewan Da’wah mengajak anak-anak muda untuk berani mengambil jalan pendidikan yang
terbaik untuk menjadi manusia yang baik dan bermanfaat, dengan menjadi pejuang penegak
kebenaran.
“Hidup tanpa perjuangan bukan hidup namanya,” begitu petuah penting KH Imam
Zarkasyi. (Depok, 6 September 2022).
(NB. Pendaftaran mahasiswa baru Kelas Jurnalistik dan Pemikiran Islam: 0813-8048-9347:
https://www.facebook.com/stidmnatsirofficial/photos/a.824198480924689/5728418293835992/).