MARWAH PEREMPUAN DAN ISLAM
Studi : Penyerangan diksi kasar dua lelaki pemain medsos terhadap Bu Nyai Ning Imaz dari PP Lirboyo Kediri

Oleh Evi Sufiani
Koordinator Presidium Forhati ( Forum Alumni HMI Wati) Surabaya

Dewandakwahjatim.com, Surabaya – Penghormatan atas marwah perempuan muslimah apatah lagi pada perempuan yang berkedudukan sebagai seorang ulama, seorang pendidik dan pengajar yang memiliki kapasitas ilmu agama diatas rata-rata perempuan, sudah selayaknya kita berikan setinggi-tingginya.
Karena memang tidak mudah menemukan perempuan dengan kualitas terbaik seperti Bu Nyai Ning Imaz ini. Umat membutuhkan beliau untuk mencerahkan dan sekaligus memberikan penyadaran tentang apa dan bagaimana Islam di tataran implementasi.

Persoalannya adalah, dua orang lelaki pemain medsos beserta para pendukungnya melakukan penyerangan pada pribadi Bu Nyai sebagai perempuan ulama dan juga sekaligus penyerangan pada agama Islam secara membabi buta dengan pilihan diksi yang sangat kasar dan tidak layak dilontarkan oleh seorang manusia dewasa yang berakal.

Pun, jika kedua lelaki beserta pendukungnya ini adalah seorang yang menganut agama Islam, tidak layak jika lelaki muslim melontarkan diksi yang hina dan merendahkan marwah seperti itu pada seorang perempuan.
Apatah lagi pada seorang Nyai yang kapasitas keilmuannya diatas rata-rata orang biasa.
Rasulullah bersabda …. berkatalah yang baik atau diam.

Penyerangan pada perempuan di media sosial dengan pilihan diksi yang menghina dan kotor sangat disayangkan dan tidak selayaknya selesai hanya dengan minta maaf, apatah lagi di saat yang bersamaan, ada pelecehan pada ajaran agama Islam dan isi Al Qur’an.
Jika hal ini selesai hanya dengan permintaan maaf saja, maka ruang penjagaan terhadap marwah perempuan dan marwah Islam telah runtuh berkeping-keping. Marwah pondok pesantren pun akan berada di titik nadir.

Di jaman jahiliyah, sebelum Islam diturunkan pada Nabi Muhammad SAW, seluruh umat manusia memandang hina kaum perempuan. Jangankan memuliakannya, menganggapnya sebagai manusia saja tidak.
Para lelaki di Yunani menganggap perempuan sebagai alat dan benda untuk kesenangan saja.
Kaum lelaki di Romawi memberikan hak atas seorang ayah atau suami menjual anak perempuan atau istrinya.
Kaum lelaki di Arab memberikan hak atas seorang anak untuk mewarisi istri ayahnya. Mereka tidak mendapat hak waris dan tidak berhak memiliki harta benda.
Hal itu juga terjadi di Persia, Hindia dan negerilainnya. (Lihat al Marah, Qabla wa Ba’da al Islâm, Maktabah Syamilah, Huqûq al Marah fi al Islâm: 9-14)

Perlakuan lelaki kaum kafir Quraisy pada perempuan sangat tidak bisa di nalar dan diluar akal sehat kita sebagai manusia.
Bagaimana seorang bayi perempuan dikubur hidup-hidup oleh ayahnya dan perlakuan tidak bermoral lainnya

Islam datang dibawa oleh Rasulullah SAW untuk memperbaiki akhlak manusia. Bahkan Allah memberikan penghormatan pada perempuan setinggi-tingginya bahkan di Al Quran, Surat An Nisa dan Surat Maryam dipersembahkan untuk para perempuan.

Jadi ketika dua lelaki yang melakukan penghinaan pada perempuan Mukminat a.k.a Bu Nyai Ning Imaz dan pada agama Islam di medsos, kemudian ada pembiaran, bukankah ini berasa berada (kembali) di jaman Jahiliyah sebelum Islam datang ?
Penjagaan marwah perempuan mukmin menguap begitu saja.

Katakanlah yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil.

“Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya.” (HR. Ahmad 2: 69. Hadits ini shahih dilihat dari jalur lain).

Entah sikap apa yang akan diambil oleh para lelaki untuk penjagaan marwah perempuan mukmin di negeri ini saat ini, jangan-jangan kita telah kembali ke jaman jahiliyah seperti yang digambarkan dalam text books yang banyak beredar dengan versi modern.
Naudzubillahi min dzalik, semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan kepada para perempuan mukmin ini agar negeri ini menjadi negeri yang baldatun toyyibatun wa Rabbun Ghafuur.
Aamiin yra

Surabaya 15 September 2022

Admin: Sudono Syueb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *