MENYAMBUT 1443 HIJRIAH: OPTIMIS DI TAHUN KRISIS

JANGAN MENYERAH, INILAH RAHASIA KEMENANGAN!

Oleh: Adian Husaini

ketua Umum DDII Pusat


Dewandakwahjatim.com,Depok - Salah satu peristiwa penting yang dialami oleh Rasulullah saw adalah kemenangan dalam Perang Badar. Perang ini terjadi di bulan Ramadhan, dengan kekuatan pasukan yang sangat tidak berimbang.  Jumlah pasukan Quraisy sekitar 1000 orang, dengan 100 pasukan berkuda dan 700 onta. Mereka dilengkapi dengan aneka makanan dan wanita-wanita penghibur. Sementara jumlah pasukan Islam hanya 315 orang, dengan perlengkapan yang sangat terbatas. Pasukan Islam dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw, dengan kendaraan perang hanya dua ekor onta. 

Ketika itu, setelah segala persiapan secara matang dilakukan, Rasulullah saw dengan khusyu’ memanjaatkan doa kepada Allah SWT: “Ya Allah kaum Quraisy telah datang dengan kesombongan, permusuhan kepada-Mu, dan menyalahi perintah-Mu serta mendustakan Rasul-Mu. Maka, pertolongan Mu yang telah Engkau janjikan, yang aku harapkan. Ya Allah hancurkanlah mereka esok hari.”
Sepanjang peperangan, disamping terus memimpin dan mengorbarkan semangat juang kaum Muslim, Nabi Muhammad saw juga tidak henti-hentinya berdoa kepada Allah SWT bagi kemenangan Muslim dan kehancuran pasukan Quraisy. Akhirnya, dengan pertolongan Allah, kaum Muslimin berhasil meraih kemenangan dalam perang yang sangat menentukan itu. Kesungguhan, keteguhan iman, jitunya strategi yang diterapkan oleh Rasulullah saw, serta ‘ketergatungan’ dan ‘kepasrahan’ hanya kepada Allah SWT menjadi penentu kemenangan kaum Muslim.
Kemenangan umat Islam dalam Perang Badar itu dipilih Allah terjadi di bulan Ramadhan. Bulan kemenangan. Di bulan ini juga terjadi peristiwa Futuh Makah (Pembebasan Kota Mekkah) oleh kaum Muslimin.
Rasulullah saw yang memimpin langsung pembebasan ini kemudian memberikan ampunan massal untuk penduduk Mekkah, kecuali kepada beberapa orang yang masuk ‘daftar hitam’. Tidak ada pembantaian massal seperti biasa dilakukan oleh penguasa-penguasa lain ketika menaklukkan satu negeri, ketika itu. Tidak ada banjir darah di kota Mekkah. Padahal, selama berpuluh tahun kaum kafir Quraisy telah melakukan berbagai tindakan yang sangat keji kepada Rasulullah saw dan kaum Muslimin. ‘’Pergilah kalian, sekarang kalian bebas,’’ kata Rasulullah saw kepada kaum Quraisy.
Kemenangan adalah anugerah Allah. Pertolongan Allah akan datang ketika kaum Muslim memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Allah berupa keimanan yang kokoh, kesungguhan, kerja keras, professionalitas, ketawakkalan, dan doa yang tulus hanya kepada Allah SWT.
Di tengah berbagai bencana, musibah, azab, dan ujian yang menimpa bangsa Indonesia, sudah saatnya kaum Muslimin melakukan evaluasi (muhasabah) atas keimanan dan sikap mereka kepada Allah dan Rasulullah saw. Tidaklah mungkin pertolongan dan kemenangan akan diberikan, jika kaum Muslim masih memelihara tindakan syirik dan kesombongan: lebih taat kepada kekuatan lain, ketimbang kepada Allah; lebih takut kepada bangsa lain, ketimbang kepada Allah; dan lebih taat kepada hawa nafsu, ketimbang kepada tuntunan Rasulullah saw.


Kini, umat Islam Indonesia menghadapi berbagai tantangan berat. Dakwah yang panjang telah menorehkan hasil yang mengagumkan. Negeri ini telah menjadi negeri muslim terbesar di dunia. Penjajah telah lama hengkang. Tetapi, warisan penjajah berupa pemikiran, hukum, dan sistem pendidikan masih terus menarik banyak orang muslim tersendiri. Bahkan, ada yang secara terang-terangan menolak penerapan ajaran dan aturan Allah SWT. Padahal, ia beragama Islam. 
Secara ekonomi, kondisi umat Islam harus diakui jauh tertinggal dengan kaum yang lain. Secara politik, kita masih menunggu bangkitnya partai yang benar-benar menerapkan semangat dan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi-pribadi aktivis partai. Jangan sampai menjadikan agama hanya untuk menarik dukugan masarakat, tetapi ajaran-ajaran agama jutsru tidak dijadikan sebagai tuntunan kehidupan.

Ed. Sudono Syueb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *