Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dewandakwahjatim.com, Depok – Prof. Kasman Singodimedjo dikenal sebagai seorang pejuang Islam yang sangat gigih di Indonesia. Ia pernah menerbitkan sebuah buku menarik berjudul ”Renungan dari Tahanan, (Jakarta: Tintamas, 1967). Buku itu ditulisnya saat mendekam dalam tahanan rezim Orde Lama.
Dari ruang tahanan itulah, Kasman mengingatkan pentingnya kita semua memiliki kesabaran dan keberlanjutan dalam perjuangan.
Beliau berpesan: ”Seorang Muslim harus berjuang terus, betapa pun keadannya lebih sulit daripada sebelumnya. Ada pun kesulitan-kesulitan itu tidak membebaskan seorang Muslim untuk berjuang terus, bahkan ia harus berjuang lebih gigih daripada waktu lampau, dengan strategi tertentu dan taktik yang lebih tepat dan sesuai. Pengalaman-pengalaman yang telah dialami hendaknya menjadi pelajaran yang akan banyak memberi hikmah dan manfaat kepadanya. Tidak usah seorang Muslim berkecil hati. Tidak usah ia merasa perjuangannya yang lampau itu telah gagal, hanya memang belum sampai pada maksud dan tujuannya. Perjuangan Tengku Umar, Imam Bonjol, Diponegoro, HOS Tjokroaminoto, H.A. Salim, dan lainnya itu pun tidak gagal, hanya belum sampai pada tujuannya. Oleh sebab itu, Muslimin yang masih hidup sekarang ini harus meneruskan perjuangan Islam itu, dengan bertitik tolak kepada keadaan (situasi) dan fakta-fakta yang kini ada, dengan gaya/semangat baru, setidak-tidaknya ”to make the best of it”, menuju kepada baldatun ”thayibatun wa Rabbun gafur”, yakni suatu negara yang baik yang diampuni dan diridhai oleh Allah: adil, makmur, aman, sentausa, tertib, teratur, bahagia, damai.”
Nasehat Pak Kasman itu sangat penting kita renungkan. Bahwa, perjuangan menegakkan kebenaran dan mewujudkan cita-cita yang mulia tidak boleh berhenti. Perjuangan harus terus dilanjutkan, meskipun ada banyak kesulitan. Bahkan, kesulitan-kesulitan itu harus mendorong kita untuk berjuang lebih gigih dari waktu ke waktu.
Ketika masih aktif di Lembaga Dakwah Kampus IPB, saya bersama sejumlah aktivis mendatangi beberapa tokoh Islam. Kepada mereka kami tanyakan: perjuangan Bapak-bapak sudah sampai dimana, dan apa saja yang harus kami lanjutkan. Langkah seperti ini sangat penting untuk menjaga kesinambungan perjuangan para pejuang pendahulu kita.
Pesan Pak Kasman Singodimedjo berikut ini sangat penting untuk kita renungkan secara mendalam: ”Perjuangan Tengku Umar, Imam Bonjol, Diponegoro, HOS Tjokroaminoto, H.A. Salim, dan lainnya itu pun tidak gagal, hanya belum sampai pada tujuannya.”
Para pahlawan itu tidak gagal. Secara militer dan politik mereka memang kalah melawan penjajah. Tetapi, para pahlawan itu terus mewariskan semangat perjuangan dan membina kader-kader pejuang yang terus melakukan perlawanan sampai kemerdekaan berhasil diraih.
Perjuangan harus terus dilanjutkan! Tidak boleh berhenti. Tantangan perjuangan akan selalu ada. Tetapi, zaman juga terus berganti. Bentuk atau moda tantangan perjuangan juga berubah. Maka, Pak Kasman menasehatkan: “Oleh sebab itu, Muslimin yang masih hidup sekarang ini harus meneruskan perjuangan Islam itu, dengan bertitik tolak kepada keadaan (situasi) dan fakta-fakta yang kini ada, dengan gaya/semangat baru…”
Pak Kasman menulis buku itu di tahun 1960-an. Beliau sudah menjalani perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang. Setelah merdeka, beliau berjuang melalui jalan dakwah, pendidikan, dan politik. Di Majelis Konstituante (1955-1959), Pak Kasman berjuang mengajukan Islam sebagai dasar negara. Upaya ini berujung kepada pembubaran Konstituante dan terbitnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Bahkan, Pak Kasman pun harus masuk penjara di era Orde Lama. Dari penjara itulah beliau terus merenungkan penjalanan dan kondisi umat Islam, sehingga melahirkan buku yang sangat penting ini. Jangan sampai kita lupa pada tujuan untuk mewujudkan negara kita menjadi ”baldatun thayibatun wa Rabbun gafur”, yakni suatu negara yang baik yang diampuni dan diridhai oleh Allah: adil, makmur, aman, sentausa, tertib, teratur, bahagia, damai.”
Untuk mencapai tujuan itu, harus dilahirkan generasi yang hebat yang mampu melanjutkan perjuangan para pendahulu kita yang hebat-hebat, seperti Pak Kasman, Mohammad Natsir, dan sebagainya. Inilah yang harus kita lakukan sekarang! Semoga Allah SWT meridhoi dan menolong kita! (Depok, 9 Maret 2025).
Admin: Kominfo DDII Jatim
Editor: Sudono Syueb