Oleh : Dinda Rahmawati
Santriwati Kelas 3 Aliyah PPTQ AL HIMMAH Dau Malang
Dewandakwahjatim.com, Malang – “Jadilah wanita yang menginspirasi, bukan wanita yang suka dipuji, bukan pula wanita yang menebar sensasi, dan bukan pula wanita yang sibuk mempercantik diri.” (Imam Al Ghozali)
Muslimah adalah insan yang mulia, yang menjadikan iman sebagai lentera dan islam jalan hidupnya yang tidak akan terpengaruh oleh zaman dan musim, yang tak pernah pantang menyerah terhadap peristiwa, karena kebaikan, perbaikan, dan tawakkallah yang menjadi penentu kedudukannya disisi Allah taala. Dia yang tidak pernah takut meraih prestasi dan pantang menyerah dalam menggapai mimpi. Yang selalu mempesona dengan tampilannya yang anggun dan syar
i serta pandai mengelolah hati dan tentunya taat pada Sang Ilahi. Dia yang terlahir istimewa untuk menjadi terbaik dan penentu suksesnya generasi masa depan. Taatnya, santunnya, anggunnya, dan hebatnya adalah mutiara.
Wanita muslimah adalah makhluk Allah yang luar biasa, wanita memiliki segalannya yang bisa membuat lawan jenisnya terpana. Baik dari tatapan matanya yang teduh, senyumnya yang memberikan keceriaa, suara yang menenangkan, serta banyak lagi kelebihan yang Allah berikan.
Untuk itu jadilah muslimah yang tidak hanya sibuk mempercantik diri melainkan muslimah yang sibuk untuk menjaga kehormatan diri. Maka dari itu jagalah iffah itu dengan cara menjaga kehormatan secara sempurna agar mudah untuk dikenali sebagai wanita muslimah yang sholihah. Sangat disayangkan banyak dari kalangan wanita muslim sekarang yang tidak memperhatikan kehormatannya, khususnya diindonesia. Mayoritas penduduk di Indonesia memeluk agama islam. Namun, mereka banyak yang tidak memahami islam secara mendalam.
Dengan banyaknya kaum wanita yang mengumbar auratnya. Padahal sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits, bahwa kewajiaban wanita muslim yang pertama yaitu menutup auratnya. Dalam firman Allah telah memerintahkan seorang wanita untuk menutup auratnya dalam surat Al Ahzab ayat 59 :
﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ﴾
Artinya : “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Ahzab [33]: 59).
Dari ayat Al-Qur’an tersebut sudah jelas bahwa menutup aurat bagi wanita hukumnya wajib. Yaitu dengan mengenakan jilbab yang sesuai dengan apa yang ditentukan dalam Al-Qur’an, dengan mengulurkan jilbab hingga menutupi dada.
Hijab yang digunakan kebanyakan masyarakat islam sekarang ini tidak lagi mencerminkan syari’at islam. Mereka memakai pakaian ketat dan tipis atau transparan, itu sama seperti mereka memakai pakaian tetapi telanjang. Karena pakaian mereka belum menutupi aurat. Menurut para ulama, lekuk tubuh wanita merupakan aurat. Oleh karena itu wanita yang berpakaian ketat dikatakan belum tertutup auratnya, karena lekuk tubuhnya masih dapat terlihat. Oleh karena itu jadilah muslimah yang selalu menjaga kehormatannya yaitu dengan menutup auratnya, jangan lah terbawa arus, karna syar’i itu harus.
Tidak hanya itu wanita yang sesungguhnya ialah ia yang dapat mengendalikan lisannya, banyak saudari kita yang berselisih paham bahkan tatkala lagi tegur sapa karena kesalahan dalam berucap, oleh karena itu kita harus sangat berhati-hati menjaga lisan agar tidak menjadi seseorang yang perkataannya tampa disadari mendatangkan murka Allah.
Wanita-wanita yang mulia yang menghiasai lembaran-lembaran sejarah dan peradaban adalah para shahabiyah. Mereka hidup dimasa rasulullah, mendapatkan langsung ilmu dari lisan yang tak pernah berkata, kecuali kejujuran dan kebenaran. Merasakan langsung bagaimana lembut tutur katanya, melihat cerah wajahnya, sikapnya yang tak pernah menyakiti siapa-siapa, mari kita salami kehidupan dari sosok wanita mulia disekitar Rosulullah. Allah telah berfirman,
﴿ قُلْ اِنِّيْٓ اُمِرْتُ اَنْ اَعْبُدَ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَ ﴾
Artinya : “Katakanlah, sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan menunaikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar [39]:11)
Menyelami kehidupan mereka para generasi awal, para wanita mulia yang telah Allah takdirkan menjadi wanita yang layak untuk kita contoh, meski zaman terus berubah suri tauladan tetap akan sama. Semakin diselami bukan membuat semakin tenggelam dalam kekhawatiran, kegelisahan, hiruk piruk zaman itu. Justru menyelami kehidupan mereka agar membangkitkan semangat dalam diri kita. Meski kini zaman telah berganti. Al-Qur’an dan Sunnah tetap harga mati sebagai pedoman hidup yang tidak pernah mengalami perubahan. Muslimah zaman now seharusnya tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an yang berbunyi,
﴿ وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا ﴾
Artinya : “Dan janganlah kamu ikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban!.” (QS. Al-Isro’ (17):36)
Muslimah yang sesungguhnya ialah dia yang tidak mudah terbawa arus dengan adanya zaman yang mulai memarak ini, dia yang selalu memiliki tujuan yang baik, dia yang selalu menyibukkkan dirinya dengan tidak asik mempercantik diri namun sibuk untuk memperbaiki diri.
Oleh karena itu tetaplah jadi muslimah yang sebagaimana mestinya dan ia selalu menjaga kehormatannya. Yang sudah seharusnya kita para muslimah bersungguh-sungguh dalam ibadah kepada Allah. Menghiasi setiap tutur kata dengan kalimat indah berisi pujian pada-Nya.
Bersyukurlah bahwa ternyata dirimu wanita muslimah shalihah lebih baik dari bidadari surga.
Wahai saudara muslim , yuk kita saling mengingatkan dan mengajak kebaikan, jangan pernah lelah melakukan hal baik apalagi perintah Allah. Karena kita tidak tahu kapan kematian itu datang, semoga saja kematian itu datang saat diri ini melakukan kebaikan, saat diri ini melakukan ibadah, jangan sampai kematian datang saat diri ini melakukan kebodohan apalagi kemaksiatan, yuk saling merangkul dalam dakwah.
Penulis harap dapat memberikan manfaat bagi sesama. Walaupun kecil, semoga bisa menjadi jembatan bagi saya menuju Jannah-Nya. Aamiin Yarobbal ‘Alamin.
Admin: Kominfo DDII Jat8m