Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Ketua Umum DDII Pusat
Dewandakwahjatim.com, Depok – Menjelang 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, banyak beredar berita tentang kinerja pemerintahan Prabowo. Ada juga yang sudah mengeluarkan daftar sejumlah menteri Kabinet Merah Putih yang dinilai sukses dan yang dinilai gagal. Lalu, diusulkan agar menteri-menteri yang dinilai gagal itu sebaiknya segera diganti.
Dengan tampilan hasil survei yang menarik, tak sedikit yang kemudian mengedarkan hasil-hasil survei itu ke berbagai media sosial. Sebab, sang penyebar kabar itu tampak setuju dengan hasil survei. Tak lama kemudian, muncul banyak komentar tentang sosok-sosok menteri yang dikatakan berhasil dan yang tidak berhasil.
Penilaian analisis keberhasilan pemerintah berhasil atau tidaknya suatu pemerintahan, tentu saja harus menggunakan standar yang benar. Seorang muslim sepatutnya menggunakan worldview of Islam dalam memandang hakikat kekuasaan. Bahwa kekuasaan itu adalah amanah dari Allah dan akan dipertanggungjawabkan kepada Allah. Amanah kekuasaan itu begitu berat, sehingga kekuasaan tidak untuk dibangga-banggakan.
Menjadi menteri di Kabinet Merah Putih merupakan kehormatan sekaligus beban berat di pundak sang menteri. Karena Presiden Prabowo yang memilihnya, maka ia harus memiliki loyalitas dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Tetapi lebih dari itu, sang menteri bisa duduk di kursi yang terhormat itu adalah karena ijin dan kehendak dari Allah SWT. Jika ia tidak diberi kesehatan, maka ia tidak akan bisa menjadi menteri. Jabatannya akan dia pertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
Karena itulah, dalam memberikan penilaian kepada kinerja Kabinet Merah Putih, kita perlu menggunakan indikator ilahiah dan ukhrawiyah. Apakah yang ia kerjakan sebagai menteri itu sesuai dengan tuntunan Allah atau tidak. Sehebat dan sekeras apa pun kerjanya, jika ia melakukan hal-hal yang tidak baik, maka ia tidak bisa dipandang sukses.
Allah SWT sudah memberikan panduan bahwa suatu negeri akan diberikan keberkahan jika penduduknya beriman dan bertaqwa kepada-Nya (QS Al-A’raf: 96). Nabi Muhammad saw memberikan panduan, sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat kepada sesamanya.
Seorang menteri yang menyadari posisinya sebagai hamba dan khalifah Allah, pasti akan berjuang sekuat tenaga untuk memberikan manfaat kepada rakyat. Ia tidak mau melakukan korupsi sekecil apa pun. Apalagi, sampai merampas hak-hak rakyat. Ia akan sangat takut melakukan semua itu. Bukan hanya karena sikap tegas Presiden Prabowo, tetapi karena Allah SWT senantiasa mengawasi semua perilakunya.
Sebagai penguasa, seorang menteri memiliki kedudukan yang sangat strategis untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Ia punya kekuasaan dan uang. Keputusannya berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Ia tidak akan mau sewenang-wenang atau asal-asalan dalam membuat kebijakan tanpa mempedulikan apakah kebijakannya itu menjadikan Allah ridha kepadanya atau tidak.
Kita cukup gembira ketika sejumlah menteri Kabinet Merah Putih menyatakan komitmen untuk memberantas korupsi di lingkungan kementeriannya. Bahkan, sudah ada menteri yang memberikan sanksi tegas kepada bawahannya yang melakukan tindak pidana korupsi.
Berdasarkan informasi-informasi yang kita dapatkan, secara umum, kita bisa menilai, bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sejauh ini telah berjalan dengan cukup baik. Tentu saja sebagai rakyat kita harus memberikan penilaian yang adil. Presiden Prabowo mewarisi pemerintahan dari rezim-rezim sebelumnya, dengan segala macam permasalahan dan kelemahannya. Sehebat apa pun menterinya, jika aparat birokrasi bermental korup, malas, dan tidak cakap, akan menjadi penghalang besar dalam pelaksanaan program-program yang baik.
Kita tidak bisa menilai kualitas dan kinerja seorang menteri hanya berdasarkan satu dua kasus yang viral di media massa. Kasus-kasus itu bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Presiden Prabowo untuk menilai kualitas dan kinerja menteri-menterinya. Jangan kita menilai kinerja seorang menteri karena faktor suka atau tidak suka.
Sebagai rakyat, kewajiban kita adalah memberikan taushiyah kepada pemerintah. Program-program yang baik kita dukung dan kita doakan agar sukses dilaksanakan. Program-program yang kurang tepat, kita berikan masukan yang baik agar diperbaiki.
Dan kita doakan semoga pemerintah sukses menjalankan program-program kebaikan, sehingga Indonesia menjadi negeri yang bertambah baik, rakyatnya bahagia dalam naungan ridha Tuhan Yang Maha Esa. Amin. (Depok, 12 Januari 2025).
Admin: Kominfo DDII Jatim