DENDAM IBLIS

Artikel Terbaru (ke-1.633)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Ketua Umum Dewan Da’wah lslamiyah lndonesia

Dewandakwahjatim.com, Depok – ”Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan salah) di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlish diantara mereka.” (QS Al-Hijr:39-40).

”Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrahnya. Kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majuzi.” (HR Bukhari). 

Rasulullah saw sudah memerintahkan, bahwa setiap muslim wajib mencari ilmu. Para ulama – seperti Imam al-Ghazali, Syekh al-Zarnuji, dan lain-lain  -- sudah menjelaskan dengan gamblang, bahwa tidak semua ilmu wajib dicari. Yang wajib dicari adalah ilmu-ilmu fardhu ain dan fardhu kifayah. 

Sesuai tuntunan adab, maka dahulukan ilmu-ilmu fardhu ain. Sebab, ilmu jenis inilah yang bisa menjadi sarana bagi seorang manusia untuk mencapai tujuan hidupnya – sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Yakni, menjadi hamba-Nya yang bertaqwa. Ilmu-ilmu itu pula yang bisa mengantarkan manusia menjadi makhluk yang mulia, dengan kuatnya iman dan kesempurnaan akhlaknya.

Bahkan, Rasulullah saw pun sudah memberikan contoh, bagaimana seharusnya mendidik anak, keluarga, dan masyarakat. Tak hanya itu, para sahabat Nabi sudah merumuskan konsepnya: didiklah anak-anak menjadi manusia beradab dan berilmu. Lalu, ribuan karya ulama tentang adab dan ilmu dilahirkan. 
Konsep pendidikan, kemajuan, dan kesuksesan itu begitu jelas. Al-Quran telah memberikan panduan yang gamblang. Utamakan akhirat! Kejar akhirat, tapi jangan lupakan dunia! Kehidupan akhirat itu abadi, kekal, tak berakhir. Sedangkan kehidupan dunia ini begitu singkat. Kenikmatan dunia itu menipu. 
Tapi, umat Islam tidak disuruh lari dari dunia. Justru kita diperintah untuk memimpin dunia. Jadilah orang mukmin yang kuat. Allah lebih mencintai orang mukmin yang kuat, daripada yang lemah. Panduan wahyu ini telah diterapkan oleh Nabi Muhammad saw dan para pengikutnya, serta telah terbukti melahirkan generasi-generasi unggul yang menjadi teladan peradaban dunia. 

Berbagai konferensi pendidikan sudah digelar. Ribuan pula disertasi doktor bidang pendidikan Islam sudah ditulis. Dan ini terus berjalan tanpa berhenti. Semuanya sepakat, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan insan mulia; insan yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. 

Jika konsep dan panduan pendidikan itu begitu jelas, lalu mengapa hasilnya belum seperti yang seharusnya? Jawabnya: bersabarlah dan lakukan introspeksi. Hasil pendidikan adalah anugerah Allah SWT. Anak-anak menjadi baik, syukurilah! Bersyukur kepada Allah. Itu hidayah dari Allah. Itu pertolongan Allah. Jangan merasa bisa mendidik, angkuh, dan melupakan Allah! 

Tapi, Allah sudah berjanji, siapa saja yang bersungguh-sungguh mencari jalan-Nya, pasti Allah tunjukkan jalan-jalan-Nya itu. Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha dan doa kita. Semua itu ada nilainya dalam pandangan Allah SWT. Allah Maha bijaksana. Allah Maha adil. Kita yakin itu.

Dan jangan lupakan, bahwa ada musuh abadi dan musuh utama manusia, bernama Iblis dan para setan – jenis manusia dan jin – yang tak pernah rela kita dan anak-anak kita menjadi orang baik; menjadi orang kuat dan mulia. Dengan segala cara, Iblis dan setan-setan terus berusaha menyesatkan manusia. 
Dalam al-Quran Surat al-An’am ayat 112, Allah sudah mengingatkan, bahwa para setan itu menyesatkan manusia dengan menggunakan ”kata-kata indah” (zukhrufal qaul) untuk menipu (ghurura). Panduan pendidikan yang begitu jelas menjadi kabur, akibat penyesatan oleh Iblis dan setan-setan jenis manusia dan jin. 

Dalam ratusan kunjungan ke lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam, saya menjumpai kejadian yang umum terjadi. Orang tua dan anak-anaknya memilih kuliah di tempat yang ”rawan” penyesatan dan pengebirian potensi anak. Bahkan, itu dilakukan dengan kesediaan mengalokasikan biaya yang sangat besar.

Di era dominasi peradaban sekulerisme-materialisme saat ini, pendidikan perlu diutamakan pada aspek keselamatan iman dan ketinggian akhlak mulia.  Ini bukan perkara mudah dan bisa dilakukan secara sambilan. Penanaman worldview (pandangan hidup) Islam perlu dilakukan secara serius, melalui upaya lahir dan batin. Usaha dan doa terus diupayakan, tanpa pernah putus asa. 

Ingatlah, bahwa Iblis dan para setan tak pernah lelah untuk menyesatkan kita! Mereka tak lelah menyebarkan konsep-konsep yang menyilaukan pandangan kita terhadap kebenaran. Kriteria iman, taqwa, dan akhlak mulia, diremehkan! 

“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan berikanlah kemampuan kepada kami untuk melaksanakannya! Dan tunjukkanlah kepada kami yang bathil itu bathil, dan berikanlah kemampuan kepada kami untuk menjauhinya” Aamiin. (Depok, 25 Agustus 2023).

Admin: Kominfo DDII Jatim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *