Oleh: E. ASIA, Aktifis Dewan Da’wah Bekasi
Dewandakwahjatim.com, Bekasi – Dalam perjalanan ke depan, budaya bangsa kita masih mengidap masalah yang mengancam peradaban bangsa.
Tentu kita mencatat beberapa capaian positif pembangunan yang patut disyukuri, tetapi, ternyata kondsi budaya kita ancamannya kian potensial.
Bisa kita ketengahkan antara lain, kuatnya budaya curang atau korupsi, baik dikalangn eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Selain itu, jg marak prilaku sogok menyogok, pungutan liar (Pungli), tipu menipu, perdagangan dan penggunaan narkoba, serta lemahnya budaya malu, bahkn muncul kecenderungn baru, yaitu budaya kekerasan dan kejahtan seksual.
Budaya kekerasan itu nampak dr bgt banyknya kasus” kekerasan. Beberapa di antaranya nampak begitu brutal dan kejam. Hanya msalah sepele dapat menyulut emosi, lantas menggunakn senjata tajam atau senjata api.
Orang tua membunuh anak, anak membunuh orang tua, adik membunuh abang, abang membunuh adik, atasan menbunuh bawahan, bawahan membunuh atasan.
Terbongkarnya beberapa kasus serius yg menimpa aparatur penegak hukum di level pimpinan mrupakan indikator yang memiriskn hati. Oknum penegak hukum terlibat dalam geng narkoba. Maraknya pencurian, perampokn, perkosaan, pembunuhan yg dilakukn secara sadis, dll. Belum lagi penanganan berbagai kasus yang sangat kasat mata melukai rasa keadilan.
Budaya zalim itu akan berpotensi merapuhkn kondsi bangsa dan negara. Dari permukaan memang pembangunan fisik terlihat megah, namun dari dalam menyimpan penyakit kronis yang terus menggerogoti secara intens. Ibarat rayap yg hidup subur dalam kayu kusen rumah. Penampakannya kokoh karena permukaannya dipoles, tapi rayap di dlmnya juga sangat giat merontokkan kekuatan dari dalam. Kondisi itu trjadi akibat terbengkalainya pembangunan karakter bangsa.
Berat… berat… berat…