PASCA SEMINAR DI RZS CASIS-UTM, MAKIN YAKIN, INILAH KONSEP PENDIDIKAN IDEAL

Artikel ke-1.355
Oleh: Dr. Adian Husaini

Ketua Umum Dewan Dakwah

Dewandakwahjatim.com, Kuala Lumpur - Pada hari Rabu (16/11/2022), diselenggarakanlah satu Seminar Pendidikan bertema: Konsep Pendidikan Syed Muhammad Naquib al-Attas dan Pelaksanaannya di Alam Melayu. Tempatnya di Kampus Universiti Teknologi Malaysia, Kuala Lumpur. Seminar pendidikan ini diselenggarakan atas kerjasama RZS-CASIS Universiti Teknologi Malaysia (UTM) bersama At-Taqwa College Pesantren At-Taqwa Depok.

Ada pun pembicara dan topiknya adalah sebagai berikut:
  1. Prof. Madya Dr. Khalif Muammar A. Harris (Pengarah RZS-CASIS, UTM): “Konsep Ta’dib dalam Falsafah Pendidikan Islam”
  2. Dr. Nirwan Syafrin (Direktor Eksekutif ATCO Pesantren At-Taqwa Depok): “Pemikiran Prof al-Attas dan Tantangannya di Zaman Kini”
  3. Dr. Asmaa Mohd Arshad (Academy of Contemporary Islamic Studies, UiTM): “Konsep Asas Ta’dib Pada Peringkat Rendah.”
  4. Hamzah Masleh (RZS-CASIS): “Konsep Pendidikan Tinggi Menurut al-Attas dan Cabaran Semasa”
  5. Hasanul Ariffin (RZS-CASIS): “Kecemerlangan Akademik dalam Tradisi Islam”
  6. Dr. Muhammad Ardiansyah (Mudir Pesantren At-Taqwa Depok Indonesia): “Pengamalan Konsep Pendidikan Prof al-Attas di Pesantren At-Taqwa Depok”
  7. Dr. Adian Husaini (Pembina Pesantren At-Taqwa Depok): “Rangkuman dan Rencana kedepan”
    Alhamdulillah, semua pembicara bisa hadir. Hanya Hassanul Arifin yang menyampaikan materinya secara online dari Singapura. Seminar itu sendiri dihadiri sekitar 150 peserta offline dan sekitar 50 orang hadir secara online.

  8. Prof. Madya Khalif Muammar menguraikan konsep ta’dib Prof. al-Attas sebagai solusi dari confusion of knowledge yang diakibatkan oleh konsep ilmu dan pendidikan sekuler. Begitu juga para pembicara lainnya. Konsep-konsep pendidikan Islam yang pernah disampaikan Prof. al-Attas di Kota Mekkah tahun 1977 diuraikan secara rinci, termasuk pelaksanaannya di Alam Melayu.

  9. Dr. Muhammad Ardiansyah menguraikan konsep ta’dib dan bagaimana mengaplikasikannya di Pesantren At-Taqwa Depok. Perumusan konsep awal Pesantren At-Taqwa Depok dimulai dengan penelitian tentang konsep adab yang saya lakukan pada 2014, di CASIS-UTM selama tiga bulan, di bawah bimbingan Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud.
    Keunggulan dan ketepatan konsep adab dan ta’dib Prof. Syed Naquib al-Attas ini dikuatkan lagi oleh Dr. Muhammad Ardiansyah melalui disertasi doktornya di Universitas Ibn Khaldun Bogor, yang berjudul: “Konsep Adab Syed Muhammad Naquib al-Attas dan Aplikasinya di Perguruan Tinggi.”

  10. Tahun 2015, Pesantren At-Taqwa Depok memulai pendidikannya dengan sembilan santri (santri songo). Tahun 2022 ini, jumlah santri mencapai 170 santri. Tahun 2015, Pesantren At-Taqwa Depok memulai pendidikan dengan mengontrak sebuah ruko tiga lantai. Kini, Pesantren telah berdiri di atas tanah wakaf seluas lebih dari 5.000 meter.
    *
    Pesantren At-Taqwa Depok telah meluluskan dua angkatan. Kunjungan ke Malaysia kali ini adalah yang ketiga, yakni tahun 2018, 2019, dan sekarang 2022. Tahun 2020-2021 tidak ada kunjungan karena pandemi Covid-19.

  11. Seperti kunjungan sebelumnya, para santri Pesantren At-Taqwa juga menyampaikan presentasi makalahnya. Angkatan pertama ada 4 pemakalah. Angkatan kedua ada 9 pemakalah. Dan kini, angkatan ketiga, ada 21 makalah yang siap dipresentasikan.
    Karena keterbatasan waktu, dalam seminar kali ini, hanya tiga santri yang sempat presentasi makalah. Sebanyak 18 makalah lainnya, dibacakan oleh Dr. Ardiansyah dan sekaligus dikenalkan penulisnya, yang rata-rata berumur 17-18 tahun. Ada satu dua orang yang berumur 19 dan 20 tahun.
    Berikut judul-judul makalah para santri yang dihimpun dalam satu buku berjudul: Bunga Rampai Pemikiran Santri At-Taqwa College:
  12. Pemikiran dan Keteladanan Dakwah Buya Hamka. ( Muhammad Abdurrahman Asadjad)
  13. Konsep Pendidikan Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Pandangan Islam (Nuswatul Adiibah).
  14. Pendidikan dan Kekuasaan: Kiprah Pesantren pada Masa Kerajaan Islam dalam Perubahan Sosio-Politik di Indonesia. (Alima pia Rasyida)
  15. Pandangan Fazlur Rahman Terhadap al-Qur’an (Athifah Fauziah)
  16. Peran Harun Ar-Rasyid dalam Perkembangan Keilmuan Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah (Auva Azizah)
  17. Keluarga Dalam Perspektif Feminisme dan Islam. (Azka Az-Zahra)
  18. Sistem Peradilan di Masa Umar bin Khathab. (Faiz Abdurrahman)
  19. Kritik terhadap Argumentasi Sekularisme. (Faizah Kaltsum Abidah)
  20. Feminisme: Dari Problem Teologi Kristen-Barat ke Dekonstruksi Syari’ah. (Gaitsa Sahira Putri)
  21. LGBT dalam Perspektif Feminisme dan Islam. (Habiba Zahra)
  22. Konsep Agama Menurut H.M. Rasjidi. (Muhammad Irfan Hakim)
  23. Pendidikan Integral Mohammad Natsir: Sebagai Solusi Bagi Pendidikan Nasional. (Muhammad Nabil Abdurrahman).
  24. Wajah Sekularisasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia. (M.Syakila Ar-rosyad)
  25. Relativisme: Kesalahan Berpikir di Tengah Keberagaman. (Nailufar Afif Al-bary)
  26. Tafsir Ayat-Ayat Adab Syaikh Nawawi al-Bantani. (Raihan Dzikri Hakim)
  27. Orientalis dan Sejarah Islam di Indonesia; Bias Kolonialisme dalam Ilmu Pengetahuan. (Shofiyah Hafizhah Irvan).
  28. Pengaruh Zionisme pada Masa Pemerintahan Sultan Abdul Hamid II terhadap Keruntuhan Turki Utsmani. (Umar Tariq Ramadhan)
  29. Dakwah Islam Awal di Nusantara dan Dampaknya Pada Perubahan Sosial Masyarakat.(Vaisal Rahmat Hidayat)
  30. Rohana Kudus: Pejuang Pendidikan Muslimah Dari Tanah Minang. (Yasmin Khairunnisa)
  31. Wajah Islam Liberal dalam Kebijakan Publik di Indonesia. (M.Ali Sina Al-basyiri)
  32. Konsep Kebebasan menurut Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas (Raisya Calista)
    Beberapa peserta seminar yang merupakan warga negara Malaysia menyampaikan apresiasinya, khususnya untuk para santri yang di usia belia sudah berpikir dan menulis masalah-masalah besar dan penting. Ada juga yang terpikir untuk mengirimkan anaknya belajar ke Pesantren At-Taqwa Depok.
    Pada sesi terakhir, saya menyampaikan, bahwa pendidikan di Pesantren At-Taqwa dimulai dengan keyakinan akan kebenaran konsep ta’dib Prof. Naquib al-Attas yang banyak dijabarkan oleh Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud. Pasca seminar di RZS CASIS-UTM ini, kami bertambah yakin, bahwa kita sudah berjalan pada jalur konsep yang benar. Tentu saja, senantiasa ada kekurangan yang harus terus diperbaiki. Wallahu A’lam bish-shawab. (Kuala Lumpur, 16 November 2022).

Admin: Sudono Syueb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *