DARI 10 NEGARA DENGAN KASUS PEMERKOSAAN TERTINGGI, TIDAK ADA NEGARA MAYORITAS MUSLIM

Artikel ke-1.327
Oleh: Dr. Adian Husaini

Ketua Umum Dewan Dakwah

Dewandakwahjatim.com, Depok - Situs www.kompas.com (19/10/2022), mengangkat satu berita menarik, berjudul: “10 Negara dengan Kasus Pemerkosaan Tertinggi.”  Berikut kita ringkaskan berita kompas.com dan kita tambahkan dengan data kependudukan di beberapa negara tersebut. 

(1). Afrika Selatan. Diperkirakan, terjadi 500.000 kasus pemerkosaan setiap tahun di Afrika Selatan. Mayoritas korban kekerasan seksual adalah perempuan, namun sebanyak 4 persen laki-laki juga menjadi korban sasaran.  Sedangkan korban perkosaan anak-anak di bawah 11 tahun, mencapai 15 persen.  Catatan wikipedia: jumah pemeluk Kristen Protestan, Katolik, dan Kristen lainnya, lebih dari 80 persen. Sedangkan orang muslim di Afrika Selatan sekitar 1,6 persen. 

 (2). Swedia.  Swedia adalah negara dengan pemerkosaan tertinggi di Eropa. Pada 1975, terdapat 421 kasus yang dilaporkan ke polisi. Pada 2014, dilaporkan ada sebanyak 6.620 kasus. Artinya, ada peningkatan sebesar 1.472 persen. Di Swedia, satu dari tiga perempuan telah mengalami kekerasan seksual pada saat mereka berusia 18 tahun. Catatan wikipedia: jumlah muslim di Swedia adalah 5 persen.

 (3) Amerika Serikat.  Dilaporkan, bahwa setiap 107 detik, seseorang di Amerika Serikat diserang secara seksual. Setiap tahun ada 293.000 korban kekerasan seksual di negara ini. Menurut survei, 9,5 persen penghuni penjara pria telah menjadi korban pelecehan seksual. 
 (4). Inggris dan Wales.  Menurut laporan, ada sekitar 85.000 korban pemerkosaan per tahunnya atau rata-rata ada sekitar 230 kasus perkosaan setiap harinya.
 (5) India.  Di India, kejahatan terhadap perempuan meningkat sebesar 7,5 persen sejak 2010 dengan mayoritas korban berusia antara 18 tahun hingga 30 tahun. Setiap hari sebanyak 93 perempuan diperkosa di India.  

 (6). Selandia Baru.  Dilaporkan, bahwa di Selandia Baru, satu dari tiga anak perempuan dan satu dari enam anak laki-laki mengalami pelecehan seksual sebelum berusia 16 tahun. Kekerasan seksual dilaporkan terus meningkat 15 persen dalam setahun. Di samping itu, hanya sembilan persen yang berhasil dilaporkan. Sebanyak 91 persen kasus pemerkosaan tidak dilaporkan karena diintimidasi oleh polisi.

 (7). Kanada.  Dilaporkan, bahwa terjadi 460.000 serangan seksual di Kanada setiap tahun. Satu dari empat perempuan di negara ini mengalami pemerkosaan dan penyiksaan selama hidup mereka. Sebanyak 11 persennya mengalami luka verbal. Mayoritas korbannya adalah perempuan yang berada di rumah. Dan hanya enam persen insiden yang dilaporkan ke polisi. 
 (8). Australia.  Selama setahun terakhir, diperkirakan 51.200 warga Australia berusia 18 tahun ke atas menjadi korban kekerasan seksual. Menurut news.com, satu dari enam perempuan diperkosa oleh orang yang bukan pasangannya. 

 (9). Zimbabwe.  Menurut data Zimbabwe Gender Commission, 646 perempuan di negara ini mengalami pelecehan seksual setiap bulannya. Itu artinya, sekitar 16 perempuan diperkosa setiap hari. Dari 1.524 kasus yang dilaporkan, tercatat bahwa 780 korbannya adalah anak-anak berusia 11 hingga 16 tahun. Sementara itu, 276-nya lagi adalah anak-anak berusia lima hingga sepuluh tahun. 
 Jumlah penduduk Zimbabwe sekitar 10,9 juta jiwa. Sebanyak 87 persen pemeluk Kristen, dan jumlah muslim hanya0,9 persen (https://www.religion-facts.com/id/20).
 (10). Denmark dan Finlandia.  Disebutkan, bahwa dua negara yang terletak di Eropa Utara ini memiliki rekam jejak yang cukup mengerikan dalam kasus pemerkosaan. Sebab, menurut data, lima persen perempuan merupakan korban pemerkosaan. 

Bagaimana dengan kasus pemerkosaan di Indonesia? Menurut laporan databoks.katadata.co.id,  pada 2016, terjadi kasus pemerkosaan sebanyak 5.237. Tahun 2017, terjadi 5.513 kasus. Pada 2018, terjadi 5.258 kasus. Pada 2019 angka menurun menjadi 5.233 kasus. Dan pada 2020,  terjadi 6.872 kasus.      Maluku menjadi provinsi dengan jumlah kasus kesusilaan terbanyak, yaitu 1.398 kasus. Sebaliknya, Kalimantan Utara memiliki jumlah kasus terendah sebanyak 32 kasus.

Bandingkan jumlah kasus pemerkosaan di Indonesia pada tahun 2020 dengan jumlah 6872 kasus, dengan kasus pemerkosaan yang terjadi di Afrika Selatan yang mencapai 500 ribu kasus. Juga, dengan kasus di AS yang mencapai 293 ribu pemerkosaan. (https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/15/jumlah-kasus-pemerkosaan-dan-pencabulan-meningkat-31-dalam-lima-tahun-terakhir).
Tentu saja, data perbandingan kasus pemerkosaan di Indonesia dengan 10 negara yang disebutkan itu bukan untuk disyukuri. Sebab, dalam pandangan Islam, perzinahan dan pemerkosaan adalah kejahatan yang luar biasa dengan ancaman hukuman mati.
Yang perlu kita renungkan, mengapa di negara-negara yang menganut kebebasan seksual itu justru terjadi kasus pemerkosaan yang sangat tinggi? Bahkan, negara-negara seperti Denmark dan Finlandia selama ini dikatakan sebagai negara yang “paling bahagia” di dunia. Tampaknya, angka pemerkosaan tidak dijadikan salah satu kriteria untuk menentukan “negara bahagia”.


Kepada 10 negara tersebut, ada baiknya kita sarankan, silakan dicoba diterapkan hukum cambuk atau rajam bagi para pemerkosa! InsyaAllah angka pemerkosaan itu akan terjun bebas. Wallahu A’lam bish-shawab. (Depok, 19 Oktober 2022).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *