INILAH PESAN SYEKH AL-QARADHAWI:
JANGAN MELEBIHKAN HAFALAN DI ATAS PEMAHAMAN AL-QURAN

Artikel ke-1306
Oleh: Bana Fatahillahh (Guru Pesantren At-Taqwa Depok)

Dewandakwahjatim.com, Depok – Syekh Yusuf al-Qaradhawi memberikan peringatan penting tentang sikap umat Islam terhadap al-Quran. Maraknya aktivitas menghafal al-Quran adalah hal yang sangat baik. Hanya saja, patut diingat, aktivitas memahami dan mengamalkan kandungan al-Quran, lebih penting lagi. Karena itu, patut diberikan penghargaan kepada yang memahami al-Quran.

Ulama besar yang pada 27 September 2022 lalu dipanggil oleh Allah ini menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan “mengkaji al-Quran” dalam hadis (man ta’allama al-Quran), tidaklah sebatas menghafal saja. Jadi, janganlah merasa cukup dengan menghafal Al-Quran.

Menurut Syekh al-Qaradhawi, hafalan itu bukanlah segalanya. Dalam bahasa beliau, hafalan adalah sebatas “file” untuk menyimpan sebuah informasi. Nantinya, file ini perlu diolah dan dimanfaatkan. Bukan hanya dipendam dan didiamkan. Sebab hafalan itu bukan “tujuan” secara dzatnya (laisa maqshudan lidzaatihi) akan tetapi dia adalah “perantara” untuk sebuah hal lain (innama huwa maqshudun lighairihi)

“Dan kesalahan yang banyak terjadi di kalangan umat muslim adalah, terlalu fokusnya mereka akan hafalan daripada pemahaman, juga memberikan porsi hafalan yang sangat berlebihan” ujar beliau.

Maka, Syekh menyarankan, agar bersikap adil dalam memberikan porsi aktivitas hafalan al-Quran dan terhadap aktivitas pemahamannya. Sebagai contoh, jika orang berani memberikan kucuran dana yang sangat banyak untuk para Penghafal al-Quran, seperti dalam berbagai perlombaan, maka berikan porsi yang sama juga terhadap pemahaman Al-Quran. Lebih tegasnya:
“…akan tetapi belum disiapkan berbagai hadiah/apresiasi baik tersebut baik setengahnya atau seperempatnya untuk mereka yang pintar dan unggul dalam ilmu-ilmu syariat seperti tafsir, hadis, fikih, Ushul fikih, akidah, dakwah. Padahal kebutuhan umat kepada mereka lebih besar, dan manfaat mereka sangat besar dan agung” (al-Qaradhawi, Fiqh Awlawiyyat, hal. 68)

Syekh al-Qaradhawi sudah hafal al-Quran ketika berumur 10 tahun. Maka, disamping mengkritik, beliau juga mengingatkan agar jangan meremahkan hafalan al-Quran. Beliau berpendapat bahwa menghafal Al-Quran adalah satu keharusan.

Menurut Syekh Al-Qardhawi, setelah meneliti berbagai hadis tentang dosa orang yang melupakan Al-Quran, beliau berpendapat itu bukanlah dosa besar. Namun sebatas hal yang sangat dibenci (makruh karohah syadidah).

Jika ditanya kenapa pendapat ini anda sampaikan? Maka beliau menjawab. Selain aspek riwayat yang lemah, beliau berpendapat (pendapat inilah yang membuat saya berkesimpulan bahwa beliau sangat menekankan aspek hafalan):
“Aku takut nantinya orang akan takut untuk menghapal Al-Quran, kalau ujung-ujungnya akan lupa lalu mendapat dosa besar, padahal kalau tidak menghafal ia tidak akan mendapat dosa apapun…(artinya mending tidak menghafal)” (al-Qaradhawi, Kaifa Nata’amal ma’al Qur’an, hal. 141).

Beliau juga mendukung para penghafal al-Quran. Mereka adalah orang-orang yang disiapkan oleh Allah SWT untuk menjaga kalam-Nya. Sebab diantara bentuk jaminan Allah akan menjaga Al-Quran adalah menyiapkan orang-orang yang bisa menghafalkannya di setiap generasinya. Maka jadilah penjaga Al-Quran tersebut!


Begitulah pesan penting Syekh al-Qaradhawi tentang pentingnya menempatkan aktivitas menghafal dan memahami al-Quran secara adil. Peringatan itu sangat penting mengingat saat ini di berbagai dunia Islam, banyak dilakukan kegiatan lomba menghafal al-Quran dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Tetapi, aktivitas memahami al-Quran, melalui berbagai pengkajian ulumiddin – seperti bahasa Arab, Ilmu Tafsir, Ilmu hadits, Ilmu ushul Fiqh, dan sebagainya — kurang begitu dimuliakan.

Al-Quran diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw adalah untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Sebagai “petunjuk” (hudan), tentulah al-Quran harus dipahami maknanya. Pemahaman itu kemudian harus diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan, sehingga al-Quran benar-benar bisa terwujud dalam kehidupan.

Semoga peringatan Syekh Yusuf al-Qaradhawi ini memberikan manfaat bagi kemajuan pembelajaran dan pengamalan al-Quranul Karim. Aamiin. (Depok, 28 September 2022).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *