Beratnya Persoalan Mabit di Muzdalifah

Oleh: Hamba Allah

Dewandakwahjatim.com, Makkah –
Yan g kami
rasakan..
Beratnya masalah mabit di Musdalifah,
Bukan karena minimnya logistik, dan atau keadaan alam Musdalifah ..

Akan tetapi,

“Mengikuti jejak Nabi saw, sd pagi Shubuh di sini ..” bukan perkara mudah ..

Di tengah malam,
Para Petugas, sweeping ..
Agar jama’ah segera merapat ke antrean bus angkut menuju Mina.
Bahkan, tidak jarang ..
Jama’ah baru saja datang dari Arofah, baru sekitar jam 21.00 WAS, sudah di oprak-oprak untuk bergerak merapat ke antrean bus ..
Ada satu rombongan KBIH menjawab : ” .. Kami menunggu giliran ..” sebagai alasan tidak segera pergi, dan, kami lihat, mereka segera tidur di tengah lautan ratus ribu jama’ah di malam Musdalifah itu ..

Para petugas – baik dari Indonesia maupun gabungan petugas dari Syirkah Haji Arab Saudi, selalu sweeping malam, agar jama’ah segera meninggalkan Musdalifah secepatnya ..

Dan, kebanyakan jama’ah Indonesia, meninggalkan Musdalifah sekitar tengah malam, atau bahkan sebelum tengah malam.
Tidak banyak yang sampai ujung pagi atau bahkan sd Shubuh ..

Para petugas itu, terus bersweeping ..

Kami, yang sejak berTarwiyah – komitmen sd berShubuh di Musdalifah, harus bertaktis untuk bisa sd Shubuh ..

Kami lihat,
Ada sekian kelompok yang menyebar di sekian titik di komunitas hamparan luas Musdalifah itu, melakukan hal sama dengan kami ..

Berjuang, mempertahankan sd Shubuh di sini ..
Sepertinya Alloh swt memilih, dan mengumpulkan orang-orang seperti ini ..

Kami tidak pernah kenal dengan mereka, apalagi .. janjian ..
Nggak kepikiran, dan nggak sempat ..

Satu komitmen dalam Do’a ..

Ya Alloh, Rabb kami, ..
Kami dari tempat yang jauh, dengan waktu yang lama,
Dari Tempat yang mulia, waktu yang mulia, hari yang mulia, saat yang mulia, ..
Mudahkan kami, mengikuti jejak Rosul-Mu,

Do’a yang seperti ini, yang selalu kami lazimkan, selama proses Haji ini kami tempuh ..

Sampai lewat tengah malam, sekitar jam 02.00 WAS kami bangun, jama’ah Indonesia, makin habis ..
Tinggal beberapa kelompok, ya sekitar dua ratusan orang ..

Untuk mencapai Shubuh, masih sekitar pada jam 04.18 WAS sungguh lama ..
Apalagi sweeping, terus ada ..

Ok,
Taktis jalan,
Ada yang sholat,
Ada yang tidur, dan lain-lain ..
Kami dan kawan-kawan yang terjaga, harus siap taktik ..

Datang Petugas dari Indonesia,
sweeping ke kami, “Jama’ah dari mana ini ?”
Kloter berapa ?
Kenapa tidak segera merapat ?
_Lihat, Bus sudah habis !_Siapa pimpinan di sini ?

dan terus bertanya ..

Semua soal, kami jawab santai dan pura-pura bengong aje ..
Sengaja ethok-ethok pekok ..

Setiap saat, di malam itu, kami selalu lihat Menara/Tower Zam-Zam, yang dengan jelas dan terang senantiasa menyorotkan lampu halogennya, sebagai tanda Kiblat Masjidil Haram yang ke seluruh penjuru.

Indah dan Surprise ..

Petugas-petugas Haji rajin menyisir pojok jama’ah.

Kami harus bisa berargumen, kadang sokor njeplak asal jawab saja.

Toh dijawab serius, dan bahasa Arab-pun, mereka marah-marah ..

Sekalian, macak goblok ..
ternyata efektif ..

Sampai dibentak oleh salah satu petugas Indonesia, .. “kalian siap jalan kaki ke Mina ?

Kami dengan santai menjawab, “.. Iya pak ..”
Lagi-lagi macak pekok ..

Lalu petugas itu pergi.
(Kami cengingisan ..)

Shubuh sekitar kurang 20 menit.
Datang rombongan dari Petugas sweeping Arab 3 orang gedhe-gedhe, mereka tanya ..

Sama banyak pertanyaan seperti petugas-petugas sebelumnya.
Dan minta menunjukkan bukti kartu kesertaan ARMUSNA dsb ..

Mereka bilang, ” .. Jika begitu, kalian jangan kemana-mana !”

“Waduh, ..” kami grogi juga.
Lalu kawan-kawan dari jama’ah Ibu-ibu menunjukkan ..

Mereka juga tanya,
“Mengapa tidak segera berangkat ke Mina ?

Ada kawan yang menjawab, “kami amat payah, dan ketiduran ..”

Bahkan, petugas itu memberikan HP-nya, agar kami telpon ke Kloter kami, akan keberadaan kami di Musdalifah sd Shubuh ini.

Cukup lama diskusi dengan para petugas ini ..

Juga kami jawab,
“.. Kami sungguh, mau Shubuh di sini ..”

Sampai saat Shubuh tiba,
salah seorang rombongan Adzan Shubuh.
Kami sholat dan sempat berselpi.

Kami sebenarnya Enjoy aje.
Kami sejak awal yakin, bahwa imposible, dibiarkan ..
Bus-bus sepanjang malam selalu lewat.
Kami amat paham, jama’ah Indonesia termasuk paling minimal, berani sd Shubuh, dibanding jama’ah dari negara-negara lain.

Betul, beberapa komuntas jama’ah Indonesia yang seperti kami pun, akhirnya ngumpul di pagar antrean menunggu Bus di jalan menuju Mina, didampingi petugas dari Arab itu – tanpa serangpun petugas dari Indonesia.
Kami sekitar seratusan orang sd Shubuh selesai.
Ukuran sederhananya, dua Bus yang dicegat oleh petugas Arab itu, pas buat kami ..

Dengan cengengesan khas Indonesia, kami saling akrab ..
ditambah seorang petugas Bus pemuda ceking Arab – yang nimbrung ke kami, dia mahasiswa Ummul Quro, jurusan Ilmu Syari’ah.

Di sepanjang jalan dari Musdalifah ke Mina,
keyakinan kami itu terwujud .

Para Jama’ah Haji dari berbagai negara itu, masih pada berjama’ah sholat Shubuh.
Mereka TIDAK beranjak dari Musdalifah hingga Shubuh.
Pergi dari Musdalifah sebelum Shubuh, sepertinya TABU bagi mereka.

Ini, sungguh terbalik bagi jama’ah kita ..

Shubuh di Musdalifah yang nyentrik di musim Haji 1443

Ya Rabb,

اللهم اجعلنا حجا مبرورا
وذنبا مغفورا
وسعيا مشكورا

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *