Oleh M. Anwar Djaelani
Pengurus Dewan Da’wah Jawa Timur
Dewandakwahjatim.com, Surabaya – Undang Pasangan LGBT, Deddy Corbuzier Dikecam dan Kehilangan 8 Juta Follower (https://www.tvonenews.com 10 Mei 2022). Usai Ditinggal Banyak Follower, Corbuzier Hapus Video Viral (https://www.cnbcindonesia.com 10 Mei 2022).
Berbagai berita seputar hal di atas, ramai di pekan kedua Mei 2022. Tampak, sikap berani masyarakat untuk mengritisi sesuatu yang munkar terpelihara dengan baik.
Di berita pertama, disebutkan bahwa Deddy Corbuzier mendapat kritik bahkan kecaman dari warganet. Pasalnya, dia mengundang bintang tamu pasangan LGBT di Podcastnya. Judul videonya di YouTube adalah “TUTORIAL JADI G4I DI INDO!” Di video itu ada informasi kehidupan dan hasrat kelainan seksual pada seorang gay.
Sontak, warganet menilai podcast tersebut tidak mengedukasi. Bahkan pada 09/05/2022, hastag #UnsubscribePodcastCorbuzier menjadi trending nomor satu di Twitter.v
Tak hanya itu, pengikut akun Instagram Deddy @mastercorbuzier langsung berkurang drastis. Jika sebelumnya mencapai 20 Juta, kini hanya 11,1 Juta Follower.
Di berita kedua, disebutkan bahwa Deddy Corbuzier abkhirnya menghapus video viralnya yang menuai kontroversi. Ini dilakukan setelah tagar #UnsubscribePodcastCorbuzier menjadi trending topic di Twitter yang membuat dia kehilangan sedikitnya 100.000 subscribers di YouTube dan jutaan followers di Instagram.
Waspadai Terus!
Fenomena LGBT mengkhawatirkan. Lihat, berita enam tahun sebelumnya: Sekjen MIUMI: ‘Waspada, Indonesia Darurat LGBT’ (www.panjimas.com 07/02/2016). Bentengi Anak dan Pemuda dari Bahaya LGBT (www.republika.co.id 07/02/2016).
Alhasil, empat berita di atas (di 2022 dan di 2016) bisa mewakili, bahwa bahaya LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) harus kita waspadai. Masyarakat dan terutama keluarga kita masing-masing harus dibentengi sekuat mungkin.
Wabah LGBT tak boleh kita biarkan. Belajarlah kepada Al-Qur’an. Belajarlah kepada sejarah. Perhatikan ayat ini: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal” (QS Yusuf [12]: 111).
Apa yang menimpa Sodom dan Pompei, pelajaran sangat mahal. Semoga, sejarah Sodom dan Pompei tak berulang.
Sodom Luluh-lantak
Dulu, kaum Nabi Luth As mempraktikkan perilaku seks yang menyimpang dan belum dikenal sebelumnya, yaitu homoseksual. Homoseksual itu perilaku keji antara lain karena merusak jalan keturunan.
Ketika Luth As menyeru untuk menghentikan penyimpangan itu, mereka bukan saja mengabaikannya, malah menantang. Simaklah ayat ini: “Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: ’Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemunkaran di tempat-tempat pertemuanmu?’ Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: ‘Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.’ Luth berdoa: ‘Yaa Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu’.” (QS Al-Ankabuut [29]: 28-30).
Lalu, datanglah azab Allah. Seksamailah ayat-ayat ini: “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi” (QS Huud [11]: 82). ”Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu” (QS Asy-Syu’araa’ [26]: 173). ”Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia)” (QS Al-Hijr [15]: 73-76).
Ada catatan, Sodom adalah nama kota yang dihancurkan itu. Kota tersebut terletak di dekat pantai Laut Tengah. Lalu, di “Ensilopedia Al-Qur’an” karya Prof. Dr. Wahbah Zuhaili dan kawan-kawan, ada penjelasan bahwa kota tempat tinggal kaum Luth itu benar-benar sering dilewati orang-orang Quraisy yang pergi ke Syam. Mereka bisa melihat bekas-bekasnya.
Pompei Hancur-lebur
Jika Sodom adalah contoh pertama, maka Pompei adalah semacam pengulangan Sodom. Tentang Pompei, berikut ini petikan dari www.harunyahya.com.
Pompei, sebuah simbol kemerosotan Kekaisaran Romawi. Warganya berperilaku seks menyimpang dan dengan kesudahan yang serupa (dengan Sodom) yaitu dihancurkan letusan gunung Vesuvius.
Lava dan debu dari letusan vulkanis dahsyat (pada tahun 79 M, pen.) memerangkap warga kota tersebut. Bencana itu terjadi begitu tiba-tiba, sehingga segala sesuatu di kota itu terperangkap di tengah kehidupan sehari-hari dan hingga kini tetap seperti apa adanya. Seolah-olah waktu telah dibekukan.
Pemusnahan Pompei dari muka bumi dengan bencana dahsyat bukan tanpa alasan. Catatan historis menunjukkan bahwa kota tersebut adalah sarang foya-foya dan perilaku menyimpang. Kota ini dikenal dengan perkembangan pelacurannya yang pesat sampai-sampai jumlah rumah bordil tidak terhitung. Tiruan alat kelamin dalam ukuran aslinya digantungkan di depan pintu-pintu rumah bordil.
Lava Vesuvius telah menyapu bersih seluruh kota dari peta dengan seketika. Segi yang paling menarik dari peristiwa ini adalah bahwa tidak seorangpun yang (sempat) melarikan diri walau sedemikian hebohnya letusan Vesuvius. Sepertinya mereka sama sekali tidak menyadari akan datangnya bencana. Mereka tertegun seolah-olah sedang terkena mantra.
Lihat, sebuah keluarga yang sedang menyantap makanan membatu saat itu juga. Banyak pasangan ditemukan membatu dalam keadaan sedang berhubungan badan. Dalam kaitan ini, hal yang paling menarik, bahwa terdapat pasangan berjenis kelamin sama dan pasangan muda-mudi yang masih kecil. Wajah dari beberapa jasad membatu yang digali dari Pompei tidak rusak. Ekspresi wajah-wajah tersebut pada umumnya menunjukkan kebingungan.
Kembali, Kembali!
Atas sedikit diskripsi di atas, kita ingat ayat ini: ”Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati” (QS Yaasiin [36]: 29).
Kita perlu mawas diri karena, ternyata, sejumlah aktivitasnya tergolong menantang. Tak menantangkah jika pernah ada seminar bertajuk “Nikah Yes! Gay Yes”?
Ayo, kembali ke Jalan Allah! Allahu Akbar! []
Editor: Sudono Syueb