Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Ketua Umum DDII Pusat
Dewandakwahjatim.com – Pada 7 Oktober 2021, situs Kompas.com, menulis satu berita berjudul: “15 SMA Terbaik di Banten Berdasarkan Nilai UTBK 2021.” Dikatakan dalam berita itu, bahwa “SMA terbaik di Banten bisa menjadi acuan siswa maupun orangtua ketika memilih bangku sekolah. Sebab, jika siswa masuk SMA terbaik, maka memiliki peluang besar bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diimpikan.
Walaupun demikian, untuk memperoleh satu kursi, kamu harus meraihnya dengan kerja keras, sering belajar, dan tak malas-malasan. Ketua Tim Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Prof. Mohammad Nasih menyatakan, ada 1.000 sekolah terbaik di Indonesia di 2021.
Dia mengakui, semua sekolah terbaik itu dinilai dari hasil nilai UTBK 2021. Sedangkan ajang UTBK 2021 diikuti sebanyak 23.110 sekolah. Sementara jumlah sekolah yang memenuhi kriteria UTBK 2021 ada sebanyak 4.432 sekolah.
“Sekolah yang diikutkan dalam pengukuran adalah sekolah dengan jumlah peserta yang mengikuti UTBK sebanyak lebih dari 40 orang,” ujar Nasih belum lama ini.
Dia menyebut, nilai UTBK 2021 dihitung berdasarkan 60 persen tes potensi skolastik (TPS) dan 40 persen tes kompetensi akademik (TKA). Berdasarkan penilaian itu, ada banyak SMA terbaik di Banten yang bisa dipilih siswa maupun orangtua.
Demikianlah berita tentang sekolah-sekolah terbaik, berdasarkan kriteria nilai UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) tahun 2021. Jadi, sekolah itu dikatakan terbaik, jika nilai tes UTBK-nya tinggi. Dengan itu, mereka berpeluang untuk memasuki Perguruan Tinggi Negeri yang diimpikan.
Berdasarkan UTBK itu, kita dapat infoemasi, bahwa ada 1.000 sekolah terbaik di Indonesia tahun 2021 ini. Padahal, jumlah sekolah yang mengikuti UTBK berjumlah 23.110 sekolah. Jumlah sekolah yang memenuhi kriteria UTBK sebanyak 4.432 sekolah.
Kita memaklumi, cara mudah untuk membuat ranking suatu lembaga pendidikan memang melalui tes-tes semacam UTBK. Masuk PTN dipandang sebagai jalan cepat menuju sukses dalam hidup. Karena itu, kemampuan menjawab soal-soal ujian UTBK dianggap sebagai cara ampuh masuk PTN. Di sinilah peran lembaga Binbel menjadi sangat penting.
Sebuah lembaga Binbel menulis promosinya: “Tips & Trik Serta Grup Diskusi Intensif. Karena pada saat Tes dituntut untuk mengerjakan secara cepat dan benar, tentunya Kami akan memberikan Tips dan Trik Jitu cara mengerjakan soal dengan cepat dan tepat. Serta Grup Diskusi yang gunanya untuk share soal latihan rutin, serta pertanyaan-pertanyaan seputar Tes UTBK.”
Tentu saja kita menghargai dan memandang penting tes-tes seperti UTBK untuk menilai kualitas intelektual para murid kita. Masuk ke PTN adalah sebuah prestasi penting. Tetapi, menjadikan hasil tes UTBK sebagai kriteria utama untuk menetapkan sekolah-sekolah yang terbaik, patut kita renungkan kembali.
Apakah cara seperti ini sesuai dengan konsep pendidikan ideal seperti yang dirumuskan dalam UUD 1945 dan UU Sisdiknas. Katanya, pemerintah harus menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia. Dimana nilai-nilai kebaikan itu diletakkan dalam penentuan kriteria sekolah-sekolah terbaik.
Dengan kriteria tes UTBK terpilih hanya 1000 sekolah terbaik. Lalu, bagaimana nasib sekitar 22.000 sekolah lainnya? Apakah sekolah-sekolah itu masuk kategori jelek, karena anak-anaknya tidak cerdas atau tidak mampu mengerjaan soal-soal ujian UTBK? Apakah sekolah baik itu adalah sekolahnya anak-anak pintar?
Sudah saatnya pemerintah dan para tokoh pendidikan berpikir serius untuk merumuskan konsep “sekolah terbaik”, secara komprehensif. Misalnya, ada sekolah yang mendidik anak-anak jalanan sehingga mereka menjadi anak-anak yang baik, anak pekerja keras, dan bermanfaat bagi masyarakat. Maka, sekolah seperti ini sejatinya merupakan sekolah terbaik.
Begitu juga misalnya, sekolah yang mendidik para muridnya yang masuk kategori anak-anak “berkemampuan khusus” – sebagai penggganti istilah “berkebutuhan khusus”. Kerja keras para guru di situ, berhasil menjadikan anak-anak berkemampuan khusus itu mampu berkomunikasi dengan baik dan meningkat kepercayaan diri mereka. Sekolah seperti ini sangat patut mendapat penghargaan sebagai “sekolah terbaik”.
Contoh lagi. Ada sekolah yang mendidik para muridnya menjadi guru-guru mengaji al-Quran yang berakhlak mulia. Mereka memang tidak masuk kriteria lolos tes UTBK. Tetapi, keberadaan mereka sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Apakah sekolah seperti ini tidak layak masuk kategori “sekolah terbaik”?
Dengan menjadikan nilai UTBK sebagai kriteria utama dalam menentukan sekolah-sekolah terbaik, maka itu sama saja dengan menganggap bahwa sebagian besar sekolah-sekolah kita berada dalam keadaan kurang atau tidak baik. Ini sama saja dengan mengecilkan makna pendidikan kita sendiri.
Sepatutnya, sekolah-sekolah yang nilai UTBK-nya baik, cukup dikatakan sebagai sekolah dengan UTBK terbaik. Kriteria utama “Sekolah Terbaik” adalah sekolah-sekolah yang melahirkan manusia-manusia yang baik, yang berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Sebaliknya, sekolah-sekolah tidak baik adalah sekolah-sekolah yang melahirkan manusia-manusia egois, serakah, sombong, dan merugikan masyarakat, meskipun lulusan perguruan tinggi favorit. Wallaahu A’lam bish-shawab. (Depok, 7 Oktober 2021).
Ed. Sudono Syueb