Panjang Angan-Angan

Oleh: Muhammad Hidayatullah, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Studi al-Qur’an (PSQ) Dewan Dakwah Jatim

Dewandakwahjatim.com, Surabaya –
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَا يَزَالُ قَلْبُ الْكَبِيرِ شَابًّا فِي اثْنَتَيْنِ: فِي حُبِّ الدُّنْيَا، وَطُولِ الْأَمَلِ. رواه مسلم، رقم ٢٥٥

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Hati orang tua senantiasa merasa muda dalam dua hal: dalam cinta dunia dan panjang angan-angan.” (HR. Muslim No. 255)

Makna Amal dalam Islam

Dalam bahasa Arab, amal dengan huruf hamzah memiliki arti tamanna (angan-angan) atau raghiba fih (sangat cenderung). Angan-angan merupakan bagian dari keinginan manusia, tetapi jika hanya menjadi harapan kosong tanpa usaha yang nyata, maka hal itu tidak membawa manfaat dan bahkan bisa menyesatkan seseorang dari tujuan hidupnya.

Hadis di atas secara khusus membahas kondisi orang tua yang sudah lanjut usia. Secara fisik, mereka semakin lemah, tetapi sering kali masih terjebak dalam kecintaan terhadap dunia dan panjang angan-angan. Hal inilah yang menjadi perhatian utama dalam sabda Rasulullah ﷺ, sebagai peringatan agar tidak lalai dalam mempersiapkan kehidupan akhirat.

Hati yang Mudah Berbolak-Balik

Kata qalb dalam bahasa Arab berarti ‘hati’, yang secara etimologi berasal dari akar kata yang bermakna ‘berbolak-balik’. Ini menggambarkan sifat hati manusia yang tidak konsisten dan mudah dipengaruhi oleh faktor eksternal. Oleh karena itu, hati harus senantiasa diperkuat dengan keimanan agar tetap istiqamah dalam kebenaran dan tidak mudah terombang-ambing oleh godaan duniawi.

Seorang yang telah lanjut usia pun sering kali masih memiliki hati yang muda dalam dua hal yang disebutkan dalam hadis, yaitu cinta dunia dan panjang angan-angan. Rasulullah ﷺ memperingatkan kita agar tidak terjebak dalam kedua hal ini, karena keduanya dapat melalaikan seseorang dari tujuan hidup sejatinya.

Bahaya Cinta Dunia

Cinta dunia dapat menyebabkan seseorang lupa bahwa kehidupan ini hanya sementara dan akan ada kehidupan berikutnya yang harus dipertanggungjawabkan. Allah berfirman:

Dan mereka berkata: ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa.’ Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al-Jatsiyah: 24)

Selain itu, cinta dunia juga bisa membuat seseorang menjadi sombong dan merasa cukup dengan dirinya sendiri. Mereka mengira bahwa dengan kekayaan dan kedudukan yang dimiliki, mereka dapat mengendalikan segala sesuatu, bahkan manusia lain. Allah memperingatkan dalam firman-Nya:

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya.” (QS. Al-Humazah: 1-3)

Oleh karena itu, harta harus diletakkan di genggaman tangan, bukan di dalam hati. Jika harta berada di tangan, maka seseorang dapat dengan mudah melepaskannya dan menyalurkannya kepada yang membutuhkan. Sebaliknya, jika harta sudah bersemayam di hati, maka ia akan menjadi penghalang bagi seseorang untuk berbagi dan mendekatkan diri kepada Allah.

Panjang Angan-Angan dan Dampaknya

Panjang angan-angan sering kali muncul sebagai dampak dari kecintaan terhadap dunia. Seseorang yang terlalu mencintai dunia akan memiliki keinginan yang tidak terbatas, sehingga terjebak dalam ilusi bahwa hidup ini abadi dan tidak perlu memikirkan akhirat.

Dalam Islam, ada perbedaan antara cita-cita dan panjang angan-angan. Cita-cita atau harapan sangat dianjurkan, karena dapat mendorong seseorang untuk berusaha dan bekerja keras dengan mengikuti sunnatullah. Namun, panjang angan-angan lebih mengarah pada impian kosong yang tidak diiringi dengan usaha nyata untuk mencapainya.

Panjang angan-angan juga dapat menjerumuskan seseorang ke dalam sikap lalai dan semaunya sendiri, seakan-akan hidup ini bisa dijalani tanpa aturan. Padahal, sebagai Muslim, kita harus menyerahkan segala urusan kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam ajaran Islam yang menuntun kita untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Menghindari Cinta Dunia dan Panjang Angan-Angan

Dua hal ini harus diwaspadai karena dapat menjauhkan seseorang dari persiapan menuju akhirat. Terlebih bagi mereka yang telah lanjut usia, seharusnya mereka lebih fokus pada kehidupan setelah mati, bukan lagi sibuk mengejar dunia.

Oleh karena itu, Islam mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Harta dan jabatan bukanlah tujuan utama, melainkan alat untuk mencapai ridha Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.” (HR. Bukhari No. 6416)

Kesimpulan

Cinta dunia dan panjang angan-angan adalah dua hal yang harus diwaspadai, karena dapat melalaikan seseorang dari persiapan menuju kehidupan akhirat. Cinta dunia yang berlebihan dapat menjadikan seseorang lupa akan tanggung jawabnya kepada Allah, sementara panjang angan-angan dapat membuat seseorang terus menunda amal baik yang seharusnya segera dilakukan.

Sebagai Muslim, kita harus memahami bahwa dunia ini hanya tempat persinggahan sementara. Harta, jabatan, dan segala kenikmatan dunia hanyalah titipan yang pada akhirnya akan kita tinggalkan. Oleh karena itu, kita harus lebih fokus pada amal kebaikan dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi di akhirat.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Admin: Kominfo DDII Jatim

Editor: Sudono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *