Dr. Slamet Muliono Redjosari
Pengurus DDII Jatim
dewandakwahjatim.com – Allah menyiapkan anugerah besar bagi siapapun yang memiliki ketaqwaan dan kesabaran. Allah sudah memberi anugerah besar itu kepada para utusan Allah, dan mereka menjadi percontohan bagi orang-orang yang menginginkan kebaikan hidup di dunia dan akherat. Sebaliknya, bagi mereka melakukan kemaksiatan dan ketergesah-gesahan, akan mendapatkan musibah dan bencana besar. Sejarah kesuksesan manusia agung yang digambarkan Al-Qur’an dengan sederet cerita para nabi dan rasul, tidak bisa dipisahkan dari ketaqwaan dan kesabaran. Apa yang dialami Nabi Yusuf dan nabi Musa bisa dijadikan sebagai referensi untuk menggambarkan turunnya anugerah besar pada mereka. Nabi Yusuf memperoleh anugerah besar sebagai pembesar Mesir setelah mengalami kesengsaraan-penderitaan, sementara Nabi Musa memperoleh kemenangan besar setelah berhasil meruntuhkan kekuasaan Fir’aun yang terkenal dengan kekejaman dan kedzalimannya.
Nabi Yusuf: Pembesar Yang Agung
Kisah Nabi Yusuf dipenuhi dengan babak suka-duka, serta dihiasi dengan ketaqwaan dan kesabaran. Saat kecil, saudara-saudara mendengkinya dan berusaha menyingkirkan dari keluarga. Karena ini karena keistimewaan akhlak hingga pernah mimpi agung yang dipahami oleh ayahnya sebagai tanda keagungan. Anak istimewa ini akan menerima amanah dan kesuksesan besar, sehingga harus dilindungi secara hati-hati. Hal inilah yang membuat saudara-saudaranya iri-dengki sehingga berniat membunuhnya. Namun cerita berubah hingga mereka membuangnya.
Yusuf saat dibuang di sumur memperoleh pertolongan para musafir, yang kemudian menjualnya sebagai budak Beruntung Yusuf dibeli dan dipelihara oleh pembesar Mesir hingga dibesarkan di lingkungan yang baik. Godaan untuk berzina dari majikannya ditolak hingga mengantarkannya ke dalam penjara. Saat di penjara tetap berbuat baik, sehingga ada salah seorang di antara penghuni penjara yang nantinya bebas dan menolongnya untuk mengeluarkannya dari penjara.
Ta’wil mimpi Nabi Yusuf terhadap mimpi raja berhasil ditafsirkan dengan hingga sang raja mempercayakan kedudukan agung kepadanya pada puncak kekuasaan. Anugerah besar ini ditunjukkan Allah ketika terjadi pertemuan Nabi Yusuf dengan keluarganya yang hidup dalam serba keterbatasan. Dialog indah antara Nabi Yusuf dan saudaranya diabadikan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
Mereka berkata, “Apakah engkau benar-benar Yusuf?” Dia (Yusuf) menjawab, “Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barang siapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik. (QS. Yusuf : 90)
Apa yang diucap Nabi Yusuf tentang kaurunia Allah yang besar sehingga melebihkan kedudukan dirinya yang bertaqwa dan bersabar, sementara saudara-saudaranya mengalami hal yang sebaliknya hingga hidup dalam serbaga kekurangan dan keterbatasan. Hidup serba kekurangan dan keterbaiatan itu diakui oleh saudara-saudaranya disebabkan oleh kemaksiatan yang telah dilakukan selama ini, khususnya kebenciannya kepada Yusuf saat kecil. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :
Mereka berkata, “Demi Allah, sungguh Allah telah melebihkan engkau di atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa).” (QS. Yusuf : 91)
Apa yang dialami Nabi Yusuf merupakan contoh seseorang yang menjalani ketaqwaan dan kesabaran akan memperoleh anugerah besar hingga mendatangkan manfaat bagi orang lain, khususnya kepada keluarganya.
Nabi Musa : Manusia Kuat dan Sabar
Kisah Nabi Musa juga tidak kalah d
Musa : Manusia Kuat dan Sabar
Kisah Nabi Musa juga tidak kalah dahsyat perjuangannya dalam menghadapi manusia paling dzalim, yakni Fir’aun. Puncak ketaqwaan dan kesabarannya dalam menghadapi kekejaman Fir’aun membuat Nabi Musa memperoleh anugerah agung.
Anugerah besar itu tidak lepas dari pertolongan Allah saat masih bayi. Saat masih bayi, Musa dibuang ke laut guna menghindari pembunuhan yang menjadi kebijakan Fir’aun yang membunuh setiap bayi laki-laki. Allah mengilhamkan kepada ibunya untuk menaruh bayi Musa ke laut.
Anugerah Allah turun dimana Musa tidak mau disusui ibu manapun, hingga Allah mengembalikan ibunya sehingga bisa menyusuinya. Allah pun mengembalikan ke pangkuan ibunya merupakan anugerah besar pada Nabi Musa. Hidup dalam perawatan dan penjagaan di istana Fir’aun merupakan anugerah besar yang diperoleh Musa hingga datang musibah yang membuatnya terpisah dari keluarganya. Dalam perantauan dengan hidup yang serba terbatas dijalani dengan ketaqwaan dan kesabaran hingga mendapatkan anugerah kenabian. Anugerah kenabian itulah yang nantinya akan menugaskan dirinya untuk mendatangi Fir’aun dan menasehatinya untuk kembali ke jalan yang benar.
Bukannya menerima nasehat, Fir’aun justru mendustakan segala hal yang disampaikan oleh Nabi Musa. Bahkan Allah telah menguji Fir’aun dengan berbagai musibah agar mau menyadari kesalahannya dan mau kembali kepada ajakan yang dilakukan Nabi. Bahkan puncak makar yang dilakukan Fir’aun dengan membunuh Nabi Musa dan pengikutnya.
Dua kisah agung di atas merupakan contoh bagaimana ketaqwaan dan kesabaran bisa mendatangkan anugerah besar. Apa yang dilakukan Nabi Yusuf dan Nabi Musa merupakan kisah yang sungguh-sungguh terjadi dan akan berfungsi bagi orang yang berakal, sehingga bisa mengambil hikmah. Hal ini tidak lain agar kita memperoleh petunjuk hingga mendapatkan karunia besar, sebagaimana firman Allah berikut :
Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur`ān) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yusuf : 111)
Editor: Sudono Syueb