Karya: Prof. Bustami Rahman
Guru Besar Emeritus Universitas Bangka-Belitung
Dewsndakwahjatim.com, Bangka-Balitung –
Anakku, ayah melihat dan mendengar parapara, ingat pula bahan canda dan tawa yg serupa.
Orang bukan mentertawakan seseorang atau pribadi.
Orang hanya mentertawakan literasi yang melahirkan narasi.
Bukankah generasi emas yang dicitakan itu sudah dekat?
Dua puluh tahun itu amatlah singkat.
Jauh ke belakang, ingatan ayah belumlah lekang.
Seorang isteri dari seorang gubernur yang harus menjabat ketua Dharma Wanita berpidato sambil membaca.
“Yang saya hormati titik dua bapak dua ibu dua dan saudara dua”.
Lebih jauh ke belakang. Yang juga belum lekang.
Teman SMP mencatat imlak dari guru sejarah.
“Perang Diponegoro koma selama lima tahun koma sangat merugikan belanda dalam kurung buka jutaan gulden kurung tutup titik”.
Anakku,
pemimpin negara adalah pemimpin utama.
Beliau harus besar dan membesar.
Beliau harus mulia dan memulia.
Jangan biarkan yang mulia itu menjadi cacat.
Ibarat wajah mulus tercorak karena sebutir jerawat.
Anakku,
Sadar dan belajar itu betapa penting.
Tak kalah penting juga adalah tepo saliro dan eling.
Ingatlah waktu tidak hanya bisa menggelinding…
(BR selepas subuh, 171224)
Admin: Kominfo DDII Jatim
Redaktur: Ainur Rafiq Sophiaan
Editor: Sudono