Menyemai Cahaya Islam: Perjalanan Inspiratif Dai Pedalaman

Ditulis oleh: Rizal Sultan Madani dan Faruq Nuzulludien Birawa
Diedit oleh: Muhammad Ubaidillah Al Mustofa
Pengurus DDII Jatim

Dewandakwahjatim.com, Surabaya – Metode dakwah telah mengalami transformasi sejalan dengan perkembangan zaman. Mulai dari penyampaian secara langsung hingga pemanfaatan media massa dan teknologi modern. Walau mengalami transformasi, esensi dakwah sebagai panggilan untuk kebaikan, keadilan, dan persatuan tetap tidak berubah.
Para dai terus berusaha mengadaptasi pesan-pesan agar relevan bagi seluruh kalangan masyarakat, menjadikan dakwah bukan hanya tugas individu atau kelompok, tetapi tanggung jawab bersama untuk mewariskan nilai-nilai yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

Seorang dai seperti Ustadz Khairul Anwar berkomitmen untuk memahami, mengamalkan, dan mengajarkan prinsip-prinsip moral, etika, serta ajaran Islam kepada sesama muslim, dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan kualitas hidup spiritual mereka. Namun, dalam perjalanannya di berbagai daerah, mereka dihadapkan pada tantangan yang beragam, termasuk perbedaan kondisi geografis, sosial, budaya, dan bahasa.

Ustadz Anwar telah terjun berdakwah selama 12 tahun sejak tahun 2012. Hal yang mendorong beliau untuk terus berkarya melalui jalan dakwah yakni beliau adanya ketenangan hati  dan kenikmatan tersendiri baginya. Sebelumnya, ia juga pernah melakukan berbagai profesi lainnya seperti melakukan bisnis hingga terjun ke ranah politik. Namun, hal tersebut belum membuat hatinya tenang. Selain itu, panggilan hati untuk terus mensyiarkan Islam dan berdampak bagi umat turut menjadi andil dalam pilihannya menekuni jalan dakwah ini.
Di daerah pedalaman, ustadz Anwar membagikan pengalaman uniknya dalam berdakwah. Beliau kerap kali diberikan pertanyaan nyeleneh oleh masyarakat setempat. Misalnya, bagaimana hukumnya bila perempuan janda yang akan menikah lagi dengan wali perempuan? Ada lagi yang bertanya tentang diperbolehkannya tidak puasa di bulan ramadhan ketika sibuk bekerja. Ustadz Anwar berkata bahwa banyak dari individu yang seringkali mencari pembenaran dan menabrakkan antara satu hukum dengan hukum lainnya. Sebagai dai, perlu untuk terus memberikan jawaban dengan landasan hukum yang sesuai dan disampaikan dengan hati-hati, tanpa menyinggung perasaan mereka.

Ustadz Anwar mengungkapkan bahwa dakwah di perkotaan memiliki tantangan yang berbeda dengan daerah pedalaman. Menurutnya, di perkotaan, seringkali ia harus berinteraksi dengan individu yang lebih kritis karena mayoritas penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, dengan mudahnya akses informasi di kota, semua orang memiliki smartphone yang memungkinkan mereka untuk melihat dan mendengarkan ceramah dari berbagai ustadz hanya dengan genggaman tangan. Bahkan, ustadz Anwar pernah mengalami situasi di mana dia harus memberikan khutbah Jumat di hadapan audiens yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi darinya. Menurutnya, penting untuk terus memperluas wawasan tentang tren dan perkembangan zaman agar dakwah yang disampaikan tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Adanya perbedaan dalam interpretasi agama, merupakan salah satu kendala terbesar dalam berdakwah. Berbagai masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dan madzhab merupakan hal umum yang dihadapi saat melakukan syiar agama. Seorang da’i perlu menguasai macam-macam pendapat tentang suatu hukum, dalil, hingga fatwanya sehingga dapat menyampaikan dengan baik ke masyarakat. Perbedaan itu dapat ditoleransi dan tidak menjadi masalah yang berarti, ketika disampaikan dengan penuh hikmah serta rasa saling menerima. 

Di masa mendatang, beliau bercita-cita untuk memiliki pesantren yang akan diwakafkan atas nama kedua orang tuanya. Harapannya, pesantren ini nantinya bukan hanya tempat untuk mempelajari agama, melainkan juga menjadi pusat untuk membentuk karakter dan cinta terhadap Al-Quran bagi ribuan santri yang akan belajar di sana, dengan harapan mereka akan menjadi hafidz Al-Quran serta mengamalkan nilai nilai Islami dalam kehidupannya. Pesantren ini kelak turut menjadi tempat yang merangkul semua kalangan, tanpa memandang status sosial atau latar belakang ekonomi, tempat di mana kebersamaan dan keadilan menjadi landasan utama. Keinginan utama inilah yang akan menjadi warisan terindah bagi umat dan menjadi pengabdian terakhirnya. Pada bulan Ramadhan ini, Ustadz Anwar telah mengakhiri perjalanan dakwahnya di beberapa masjid di berbagai kabupaten dan kota, seperti Magetan, Surabaya, Sidoarjo, dan Probolinggo.
Perjalanan dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Anwar, selalu didasari oleh niat yang tulus untuk berkhidmat kepada agama, bangsa, dan umat. Beliau adalah sosok yang teguh dalam prinsip, rendah hati, dan penuh semangat dalam menjalani perjalanan hidupnya sebagai seorang dai. Beliau juga memberikan pesan khusus kepada para pemuda muslim sebagai generasi penerus perjuangan Islam untuk terus meningkatkan pembelajaran dan pengkajian agama, memperkuat Akhlaqul Karimah serta memperjuangkan dakwah dan menyebarkan Islam Rahmatan lil Alamin.

Tanggal Wawancara: Sabtu, 23 Maret 2024

Foto: Di masjid Al-Muhajirin Perum Rewwin, Sidoarjo

Admin: Kominfo DDII Jatim/ss

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *