Yahudi dan Angan-Angan Hidup Abadi

Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Dewandakwahjatim.com, Gunung Kidul -;Al-Quran menarasikan bahwa orang Yahudi memiliki prinsip pokoknya hidup (asal hidup). Prinsip ini menghalalkan cara termasuk dengan kerakusan atau ketamakan. Prinsip asal hidup inilah yang membuat mereka tidak membedakan hidup mulia atau hina.

Asal Hidup dan Kerakusan

Al-Qur’an menggambarkan watak dan sikap buruk orang Yahudi terhadap dunia.
Kecintaan terhadap dunia melewati batas kewajaran.
Orang musyrik Makkah dijadikan sebagai perbandingan manusia yang memiliki kerakusan besar untuk menguasai dunia untuk mendapatkan kekuasaan dan popularitas.

Oleh karena kerakusan atas dunia hingga menghalalkan segala cara untuk menikmati dunia ini sehingga mereka menentang ajaran nabi.

Namun kerakusan orang musyrik yang demikian itu tidak ada apa-apanya dengan kerakusan orang Yahudi.
Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :

وَلَتَجِدَنَّهُمْ اَحْرَصَ النَّا سِ عَلٰى حَيٰوةٍ  ۛ  وَ مِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا  ۛ  يَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَ لْفَ سَنَةٍ ۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهٖ مِنَ الْعَذَا بِ اَنْ يُّعَمَّرَ ۗ وَا للّٰهُ بَصِيْرٌ بِۢمَا يَعْمَلُوْنَ

“Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”
(QS. Al-Baqarah : 96)

Al-Qur’an sengaja menggunakan kata hayatan* dengan nakiroh (umum), dan oleh para ulama digambarkan bahwa orang Yahudi memiliki prinsip asal hidup. Bagaimana caranya atau menggunakan sarana apa tidak peduli. Bagi mereka yang penting asal bisa hidup
Termasuk hidup dengan menggunakan cara yang hina dan menabrak aturan juga mereka lakukan. Kalau perlu dengan cara menipu atau membunuh. Bangsa Palestina mengalami pengusiran hingga pembunuhan merupakan refleksi manusia Yahudi yang hidup dipandu oleh keinginan asal hidup.
Al-Qur’an menggambarkan bahwa orang Yahudi ingin hidup selamanya agar bisa menikmati hidup mereka.
Mereka bekerja siang malam tanpa kenal lelah, hingga apapun yang dimiliki dikorbankan agar hidupnya nyaman. Semua itu dilakukan untuk mendapat dunia.
Dalam mengumpulkan dunia mereka sangat serius dan semua itu dilakukan untuk mendapatkan popularitas atau sanjungan.
Artinya, mereka memberi dan menolong orang lain secara massal tidak lain untuk mendapatkan popularitas dan nama terkenal serta disebut-sebut agar namanya harum di mata masyarakatnya. Apa yang dilakukan oleh orang Yahudi dengan menguasai negara lain melalui eksploitasi kekayaan alam tanpa bekas kasihan. Mereka pun memperbudak warga negara itu.

Hal ini berbeda dengan orang-orang beriman yang mana hidupnya untuk mengabdi kepada Allah. Mereka menggunakan dunia yang mereka miliki untuk kepentingan agama ini.

Realitas masyarakat saat ini bisa digambarkan memiliki kemiripan prinsip dengan Yahudi karena mereka fokus pada dunia dengan menumpuknya tanpa mengenal halal dan haram.
Hal inilah yang mereka menabrak aturan dengan menghalalkan segala cara.
Mereka menginginkan kekuasaan direngkuhnya dengan cara menyuap, mengintimidasi atau memanipulasi. Mereka tanpa sadar memiliki watak seperti orang Yahudi, yakni asal hidup dan ingin hidup selamanya.

Gunungkidul, 30 Januari 2024

Admin: Kominfo DDII Jattim/ss

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *