Perjuangan itu susah tapi bahagia

Oleh: Hidayatullah
Anggota Bidang Organisasi Dewan Dakwah Jatim

Dewandakwahjatim.com, Surabaya –
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (al Baqarah: 183)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ. رواه أحمد، والنسائي وصححه الألباني في “صحيح النسائي”
Dari Abu Hurairah Raḍiyallāhu ‘anhu, Rasululah Sallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Telah dating kepada kalian Ramadhan sebagai bulan bulan penuh keberkahan, Allah Subhananhu wa Ta’ala mewajibkan kalian untuk berpuasa, dibuka pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, dibelenggu di dalamnya muslihat setan-setan, bagi Allah di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang dari kebaikannya maka sungguh ia terhalang (dari kebaikan yang utama)”. (HR. Ahmad dan Nasa’i)

Indahnya perjuangan di bulan ramadhan

Bulan suci merupakan bulan yang terindah dari bulan-bulan lainnya, karena bulan itu sesungguhnya menyimpan kebahagiaan dan kegembiraan khususnya bagi setiap mukmin. Al Hafidh Ibnu Rajab berkata: “Bagaimana seorang mukmin tidak Bahagia dengan dibukanya pintu-pintu surga, bagaimana sorang pendosa tidak Bahagia dengan ditutupnya pintu-pintu neraka, bagaimana yang orang yang cerdas tidak berbahagia saat dibelenggu setan-setan, adakah bulan yang serupa deangat saat yang indah ini?
Sehingga bulan Ramadhan dapat diilustrasikan sebagai tempat atau suasana yang indah dan membahagiakan bagi setiap mukmin. Nuansa waktu-waktu di dalamnya begitu membahagiakan karena senantiasa memberikan pahala yang berlipat-lipat bagi pelaku kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Hamper tidak ada seseorang yang merasa menyesal setelah melakukan kebaikan dan ketaatan, hal ini menunjukkan bahwa melakukan kebaikan dan ketaatan itu sangat membahagiakan. Di samping itu ada suasana menikmati kuliner ketika saat berbuka walaupun dengan hidangan seadanya, apalagi hidangan yang istimewa bagi yang mampu.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh al Hfidh Ibnu Rajab di atas, setiap mukmin akan berbahagia karena peluang masuk surga sangat besar baginya, bagi orang-orang yang suka berdosa juga berbahagia karena selama di luar ramadhan akan mengalami kesulitan untuk berjuang mengubah diri menjadi lebih baik, dan saat yang tepat adalah di bulan Ramadhan untuk berusaha berubah senyampang tingkan kondusifitas untuk sangat memungkinkan.
Demikian pula bagi orang-orang memiliki orientasi kedepan ingin lebih baik, maka bulan Ramadhan merupakan peluang yang sangat penting untuk mereposisi diri di hadapan Sang Maha Pencipta Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Susah tapi Bahagia

Ungkapan ini seolah bertolak belakang, bagaimana mungkin bersusah payah tapi tetap Bahagia? Itulah makna perjuangan. Hidup adalah perjuangan, dan perjuangan membutuhkan pengorbanan, tiada perjuangan jika tidak mau berkurban. Perjuangan merupakan satu-satunya sikap yang harus ditempu untuk mencapai cita atau harapan. Dengan demikian setiap mukmin hendaknya memiliki cita atau harapan. Dan harapan itu tiada lain adalah kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Hasanah fiddarai.
Seorang mukin akan selalu berupaya menjawab atau menyelesaikan tantangan dalam kehidupanya karena Allah. Karena itu, iman merupakan modal utama dari sikap menjawab tantangan itu. Tanpa iman setiap hamba tidak akan memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi setiap tantangan. Karena itu ia tidak akan tumbuh menjadi lebih dewasa, dan menjadi pribadi yang tidak tahan banting.
Karena itu seorang mukmin akan selalu memiliki jiwa yang penuh optimis bersama Allah. Dengan idialismenya itu ia akan terus berjuang dan berjuang untuk mencapai yang maksimal. Bukan semata tendensi pribadi yang lebih dominan dan diutamakan kepuasan dirinya, akan tetapi lebih dari itu ia akan sangat berbahagia jika ia dapat membahagiakan orang lain sebanyak-banyak, senyampang kesempatan itu masih ada dalam dirinya beserta kekuasaan yang diembannya.
Contoh teladan seseorang yang mampu menjawab tantangan kehidupan dengan sempurna ialah nabiyullah Ibrahim alaihissalam Khalilullah.

۞وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٖ فَأَتَمَّهُنَّۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامٗاۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِيۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِي ٱلظَّٰلِمِينَ ١٢٤

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. (al Baqarah/124)
Kalimat faatammahunna bermakna telah menyelesaikannya dengan sangat sempurna. Berbagai goncangan kehidupan bagi beliau adalah gelombang kehidupan yang jika disikapi dengan optimis akan tetap dalam kebahagiaan itu, akan tetapi sebaliknya bagi orang yang selalu pesimis dan mudah putus asa maka akan ia menjadikan ia merasa susah dan sengsara.

Semoga kita dapat berjuang di bulan suci ini dengan sungguh-sungguh berjuang, dan hal itu dijalani dengan penuh kebahagiaan karena merasa bersama Allah. Sehingga ada saat dimana kebahagiaan itu akan menjadi kebahagiaan yang permanen dalam keadaan kehidupan yang bagaimanapun tanpa putus asa atau lupa diri saat mencapai puncak kejayaan. aamiin

Editor: Sudono(Humas Dewan Dakwah Jatim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *