Oleh : Ariadi, M.Si.
Khutbah Pertama
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
قَالَ اللهُ تَعَالَي فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ,وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ,وَاتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا, يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍصَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّمُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌوَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَي اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ.
Jamaah Salat jumat yang dirahmati Allah
Sebagai hamba Allah yang mukmin dan arif, sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah swt, sebab sampai detik ini kita telah diberi-Nya berbagai nikmat, baik nikmat keimanan, kesehatan dan kesempatan untuk terus dapat beribadah dan beraktivitas sesuai dengan petunjuk-Nya. Salawat dan Salam kita tujukan kepada Rasulullah saw, yang telah mengajarkan umat manusia al-Islam, demi kebahagian umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Perlu terus diingatkan bahwa Allah swt dan Rasul-Nya, telah menegaskan jika umat manusia menjalankan aktivitas kehidupannya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Alquran dan as-Sunnah, maka dijamin akan selamat, tidak akan sesat dalam arti yang luas tentu selamat, sejahtera dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Jamaah Salat jumat yang dirahmati Allah
Perlu dikemukakan di awal khutbah ini bahwa Imam Syafi’i berkata “Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan barang siapa menghendaki sukses akhirat hendaklah diraihnya dengan ilmu”.
Jama’ah Sholat Jum’at Yang Dirahmati Allah!.
Lagi dan lagi, penistaan agama diduga telah terjadi penistaan terhadap agama Islam, kasus sejenis sering menyasar ajaran dan simbol Islam, agama yang dianut mayoritas penduduk negeri ini. Cuitan Ferdinand Hutahaean perihal “Allahmu lemah harus dibela, Allahku luar biasa tak perlu dibela”, melalui akun Twitternya pada 4 Januari 2022. Wajar jika ada pihak yang melaporkan Ferdinand ke kepolisian. Sebab cuitan mengandung SARA ini berpotensi memecah belah kerukunan bangsa dan menjadi sumber kegaduhan nasional. Padahal saat ini masyarakat sedang berjibaku menghadapi pandemi dengan segala dampaknya. Semua pihak semestinya menjaga agar situasi kondusif. Ketegasan aparat sangat dinanti dalam penanganan kasus Ferdinand. Patut diapresiasi saat Bareskrim Polri meningkatkan status penanganan perkara dugaan ujaran kebencian ini dari penyelidikan menjadi penyidikan. Artinya, penyidik kepolisian menduga ada pelanggaran tindak pidana dalam peristiwa yang dilaporkan tersebut.
Jama’ah Sholat Jum’at Rahimakumullah!. Penistaan terhadap agama dinilai merupakan perbuatan yang merendahkan martabat agama, termasuk di dalamnya Tuhan, Nabi dan Rasul, kitab dan ajaran-Nya, serta simbol-simbol lahiriah lainnya jika ada. Menyatakan Tuhan Allahmu lemah sehingga perlu dibela itu sangat menistakan agama dalam hal Tuhannya umat Islam. Jelas bahwa Allah Maha Kuat, Allah tidak memerlukan pembelaan dari mahluk-Nya. Namun apakah berarti mahluk tidak boleh membela Allah, Tuhan yang Maha Kuat itu?
Sepak terjang Ferdinand pemain narasi ‘radikal radikul – kadrun’ yang frontal akhirnya kepleset. Yang tadinya mau mengejek orang yang dituduhnya radikal menjadi mengejek Tuhan dan agama. Dan yang semodel Ferdinand ini banyak serta masih bebas berkeliaran. Atas kenyataan ini, banyak kalangan umat Islam yang merasa gerah. Mengapa?
Alasan logisnya adalah Allah SWT sebagai The Maker and The Ruler of Universe, termasuk manusia sebagai ciptaan dan di bawah pengaturan-Nya, maka sejatinya tidak sulit bagi Allah SWT untuk mencabut nyawa dan melenyapkan manusia yang membangkang serta merendahkan-Nya. Pun Allah tidak butuh disembah dan dimuliakan oleh manusia. Manusialah yang membutuhkan dan bergantung kepada Dia dengan iman dan takwa yang akan Allah balas di akhirat nanti. Ini prinsip.
Namun Allah tidak begitu saja membiarkan manusia menyatakan iman, takwa, dan setia, sebelum datang ujian kepadanya. Lalu apa bukti ketiga karakter itu? Allah telah memberi jalan ikhtiar manusia agar menolong, membela Allah dengan cara amar makruf nahi mungkar. Jadi ini bukan berarti Allah kita lemah.
Allah SWT secara tegas memerintahkan Muslim untuk menjadi penolong (agama)-Nya. Sebagaimana firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian para anshorullah/penolong (agama) Allah.” (QS. As-Shaff: 14). Menurut Imam An-Nawawi Al-Bantani di dalam tafsirnya, Maraah Labid, jadilah penolong Allah bermakna jadilah penolong agama-Nya.
Apalagi membela dan menolong agama Allah adalah sarana agar kita mendapatkan pertolongan-Nya. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan mengokohkan kedudukan kalian.” (QS. Muhammad: 7)
Imam As-Sadi di dalam Tafsir As-Sadi (Taysir Ar-Rahman fi Tafsir Kalaam Al-Mannaan), menjelaskan makna ayat di atas: “Ini merupakan perintah Allah kepada kaum mukmin agar membela Agama Allah dengan menjalankan agamanya, mendakwahkannya, dan berjihad melawan musuhnya. Semua itu bertujuan untuk mengharap ridha Allah. Jika mereka melakukan semua itu, Allah akan menolong dan mengokohkan kedudukan mereka.”
Dengan demikian, umat Islam wajib menolong (agama) Allah. Bagi para pejuang kebenaran dan keadilan, makar para penentang Allah dan kaum Muslimin justru menjadi ladang pahala dengan melaksanakan nahi mungkar (melalui tangan, lisan, dan doa).
Jadi, gerah adalah bagian dari ghirah (semangat beragama). Ini wajib sebagai indikator bahwa Islam, iman, dan kesetiaan kita terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya masih ada dalam dada. Bukankah seorang ulama besar, Buya Hamka, pernah berkata, “Jika diam saat agamamu dihina, maka gantilah bajumu dengan kain kafan?”
Terkait cuitan SARA tersebut, Ferdinand telah melakukan klarifikasi dan meminta maaf. Sayangnya, kedua tindakan tersebut tidak bisa menghilangkan unsur pidananya. Meskipun begitu harus dipahami bahwa sebenarnya semua perkara pidana atau perdata bisa dilakukan restorative justice dan memberikan hukuman yang pantas untuknya.
Jama’ah Sholat Jum’at Rahimakumullah!.
Apa maksud sebenarnya umat islam harus membela agama Allah. Ada pernyataan keliru dari sebagian umat yang mengatakan ALLAH TIDAK PERLU DI BELA Karena asumsinya berfikir bahwa Allah Maha kuat dan Maha perkasa jadi tidaklah penting membela Alloh.
Dalam quran tidak ada penjelasan tentang membela Allah sebab memang Allah Maha segalanya. Yang di maksud membela Allah dalam konteks ini adalah membela Agama Allah bukan membela Allahnya.
kesempurnaan iman dan amal seseorang tidak cukup dengan meyakini agama dan beramal baik saja. Tapi juga harus ikut serta menyebarluaskan dan turut membela agama Allah. Menolong agama Allah atau membela Islam merupakan salah satu kewajiban Muslim terhadap agamanya (Islam) sebagaimana Khotib telah singgung diatas yakni Al-Qur’an Surat Muhammad: 7 Allah Taala berfirman;
.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
.
“Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad:7). Ibnu Abbas menafsirkan QS. Muhamad; 7: Hai orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhamad dan Alquran, jika kamu menolong (agama) Allah/ menolong nabi Muhamad SAW dengan berperang melawan musuh, maka Allah akan menolongmu dengan mengalahkan musuh musuhmu dan Dia akan menolongmu serta meneguhkan kedudukanmu dalam peperangan agar tidak terkalahkan. (Ibn Abbas, Tanwir Miqbas, Tafsir QS. Muhamad ayat7).
Sedangkan Imam Al Qaththan menafsirkan QS Muhamad ayat 7: Hai orang-orang mukmin, tolonglah agama Allah dengan melakukan berbagai aktifitas antara lain: Menolong syariahNya; Melaksanakan perintah/kewajiban kewajiban yang telah ditetapkan dalam Islam; Menjalankan aktifitas kehidupan berdasarkan manhaj yang lurus (sesuai Alquran Hadis), niscaya Allah akan menolongmu dengan mengalahkan musuh-musuhmu dan meneguhkan kedudukanmu. Ini adalah janji yang benar dari Allah. Sungguh orang-orang mukmin terdahulu telah memperoleh pertolongan dari Allah, maka sekarang kami adalah orang-orang yang mencari pertolongan Allah dengan menolong agamaNya dan berjalan sesuai manhajNya, sehingga Allah menolong kami dan menetapkan kedudukan kami, serta Allah tidak mengingkari janji. (Imam Al Qaththan, Tafsir Al Qaththan, Tafsir QS Muhamad ayat 7).
Dari tafsir ini jelas bahwa kitalah yang butuh menolong agama Allah karena hal itu akan menjadi jalan bagi kita untuk mendapat pertolongan dari-Nya, terutama disaat tidak ada pembela dan pelindung selain daripada-Nya.
Surat Muhamad ayat 7 ini diperkuat dengan QS Ali Imran ayat 52, isinya adalah dialog antara nabi Isa AS dengan umatnya, bahwa nabi Isa AS menyampaikan seruan Allah untuk menolong agamaNya, maka pengikut Nabi Isa yang setia segera menyambutnya bahwa merekalah penolong-penolong agama Allah. Inilah perintah yang mewajibkan untuk membela, menolong agama Allah; Membela, menolong Allah dan RasulNya. Firman Allah QS.Ali Imran ayat 52:
۞فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡهُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِيٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ ٥٢
- Maka tatkala Isa mengetahui pengingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri(orang-orang Islam).
Imam Qurtubi dalam tafsir Alqurtubi QS Ali Imran ayat 52: Maka tatkala Isa mengetahui/mendengar perkataan orang kafir/ menemukan pengingkaran mereka (Bani lsrail), yaitu hendak membunuh Nabi Isa AS.Hasan berkata: makna“Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” adalah untuk mendakwahi mereka ke jalan Allah Azza wa Jalla; Untuk melindungi dari kaumnya dan untuk eksistensi dakwah. Dari Hasan dan Mujahid: Ini adalah sunnatullah yang terjadi pada para nabi dan para wali Allah/kekasih Allah. Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, maksudnya menolong agama Allah dan para nabiNya. Selanjutnya para hawariyyin berkata: Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (Imam Qurtubi, Tafsir Alqurtubi, Tafsir QS Ali Imran ayat 52)
Kata yang digunakan pada ayat-ayat di atas adalah ansharullah yang bermakna penolong atau pembela Allah. Jelas sudah bahwa hal ini diperintahkan oleh Allah, bukan direka-reka oleh kaum Muslimin. Bila ditanyakan Allah tidak memerlukan pertolongan kita, mengapa Dia perintahkan kita menolong-Nya? Jawabannya sama dengan jawaban atas pertanyaan berikut: “Jika Dia tidak memerlukan ruku’ dan sujud kita, mengapa Dia perintahkan kita menyembah-Nya?” Sebabnya adalah karena apa yang kita lakukan itu adalah kebutuhan kita sendiri, yaitu mengharapkan pahala Allah untuk diri kita.
Jama’ah Sholat Jum’at Rahimakumullah!. Perintah menolong agama Allah agar menjadi jelas siapa yang membela agama-Nya dan siapa yang tidak. Ini seperti yang disebutkan di dalam Al-Quran: “… dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS 57: 25). Dengan demikian pernyataan “Tuhan tidak perlu dibela” adalah bathil dan tidak bersumber dari ajaran Islam. Karenanya kita sebagai pembela dan penolong agama Allah, harus menjelaskan kebathilannya dan mengajak umat kembali kepada pemahaman yang benar yang bersumber dari Alquran dan Hadist.
.
وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
.
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa” (QS. Al Hajj : 40).
.
Ath Thobari mengatakan, makna “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” Yaitu Allah swt pasti menolong orang-orang yang berperang di jalan-Nya agar kalimat-Nya tinggi terhadap musuh-musuh-Nya. Maka makna pertolongan Allah kepada hamba-Nya adalah bantuan-Nya kepadanya sedangkan makna pertolongan hamba-Nya kepada Allah adalah jihad orang itu dijalan-Nya untuk meninggikan kalimat-Nya. (Tafsir At Thobari juz XVII hal 651).
Jama’ah Sholat Jum’at Rahimakumullah!.
Islam ini mampu bertahan dari sejak masa Rasulullah hingga sekarang karena pembelaan dan perjuangan yang tiada henti. Agama islam ini tetap eksis karena ada umat islam berfikir cerdas, kritis dan merasa penting menjaganya. Dan islam ini adalah Agama Allah ! Jika seandainya para ahli agama.pejuang islam tidak mau mempertahankan dan menolong agama Allah maka Islam ini musnah sehingga yang berkuasa adalah agama agama kafir,penyembah berhala dan lain lain.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu [QS Al Baqarah : 120].
Jadi wajibkah membela Agama Allah ?!*
Hukumnya wajib !! Orang orang makin tersesat jauh dari agamanya karena merasa tidak penting dengan urusan membela agamanya bahkan dengan pernyataan Allah tidak perlu di bela sama dengan memberi peluang agama lain berkembang dan islam makin tersudut.
Sejarah perjuangan Rasulullah melawan kafir Qurais dimasanya dan banyaknya peperangan yang di alami seharusnya menjadi renungan kita semua betapa pentingnya Agama Allah di bela. Ingatlah bahwa Menolong agama Allah juga bermakna dakwah, menyebarkan Islam, dan menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Semoga Allah beri kemudahan dan kemuliaan bagi kita dan umat islam yang rela dan ikhlas berjuang untuk menjadi para penolong Agama-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ..
Khutbah kedua :
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى:(وَتَزَوَّدُوافَإِنَّ خَيْرَالزَّادِالتَّقْوَى) اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وآلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وآلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
Editor: Sudono Syueb