Oleh: Ustad Adri Kurniawan, Ketua DDII Kabupaten/Kota Malang
ONE DAY ONE HADITS
Sabtu, 05 Muharram 1443 H/ 14 Agustus 2021
Menghilangkan Penderitaan Sesama Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Dari shāhabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasūlullāh ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang Muslim penderitaannya dari penderitaan-penderitaan di dunia, maka Allāh akan menghilangkan penderitaannya dari penderitaan-penderitaan hari Kiamat. Barangsiapa yang memudahkan bagi orang yang mengalami kesulitan karena terlilit utang, maka Allāh akan memudahkan baginya urusan di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib orang Islam, maka Allāh akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allāh senantiasa menolong hamba tersebut jika seorang hamba menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan kaidah yang sangat agung yaitu:
الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ
“Balasan sesuai dengan amal perbuatan.”
1️⃣ Barangsiapa yang melakukan kebaikan, maka Allāh akan balas dengan kebaikan. Barangsiapa yang melakukan keburukan, maka Allāh akan balas dengan keburukan. Perhatikan hadits ini!
2️⃣ Barangsiapa yang menghilangkan penderitaan orang lain, maka Allāh akan menghilangkan penderitaannya.
3️⃣ Barangsiapa yang memudahkan orang yang mengalami kesulitan, maka Allāh akan mengilangkan kesulitannya.
4️⃣ Barangsiapa yang menutup aurat seorang Muslim, maka Allāh akan menutup auratnya.
5️⃣ Barangsiapa menolong seorang hamba, maka Allāh akan menolongnya.
Ini semua menunjukkan bahwasanya “balasan seusai dengan perbuatan”.
Hadits ini membicarakan beberapa permasalahan.
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang menghilangkan penderitaan seorang muslim dari penderitaan-penderitaannya di dunia maka Allāh ﷻ akan menghilangkan penderitaanya pada hari kiamat kelak.”
Di sini Rasūlullāh ﷺ tidak mengatakan “Allāh akan menghilangkan penderitaannya di dunia dan di akhirat”, tetapi Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam hanya mencukupkan “Allāh akan menghilangkan penderitaannya di hari kiamat kelak.”
Kenapa bisa demikian? Hal ini dijelaskan oleh Al-Hāfizh Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitabnya Jamī’ul ‘Ulūm wal Hikām, beliau menyebutkan bahwasanya, “Karena penderitaan di dunia tidak ada apa-apanya (tidak ada bandingannya) jika dibandingkan dengan penderitaan pada hari kiamat kelak.”
Sesungguhnya penderitaan pada hari kiamat kelak sangatlah berat. Oleh karenanya, Allāh menyediakan bagi orang yang menghilangkan penderitaan saudaranya di dunia, Allāh akan menghilangkan penderitaannya di akhirat.
Kenapa? Penderitaan di dunia masih bisa dihadapi tapi penderitaan di akhirat maka sangat mengerikan. Tidak ada orang yang bisa menghadapi penderitaan di akhirat, kecuali jika ditolong oleh Allāh ﷻ.
Seperti dalam hadits disebutkan,
Rasūlullāh ﷺ mengatakan bahwasanya, “Allāh akan mengumpulkan seluruh manusia sejak awal sampai akhir di satu dataran; Matahari akan direndahkan oleh Allāh ﷻ; Maka orang-orang akan mengalami penderitaan dan kesulitan dan penderitaan yang mereka tidak mampu untuk menghadapinya, mereka tidak mampu untuk memikulnya; Maka sebagian orang berkata kepada yang lainnya, “Tidakkah kalian melihat yang kalian rasakan, tidakkah kalian melihat siapa yang bisa memberi syafa’at bagi kita di sisi Rabb kita.” (HR. Bukhari dan. Muslim)
Ini adalah hadits tentang syafa’at yang menjelaskan manusia dalam kondisi sangat sulit tatkala itu, karena matahari diturunkan dalam jarak satu mil.
Oleh karenanya, ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh ﷻ,
Di sini Rasūlullāh ﷺ mengkhususkan “Barangsiapa yg menghilangkan penderitaan seorang mukmin di dunia maka Allāh akan menghilangkan penderitaannya di akhirat
karena penderitaan di dunia masih bisa dihadapi. Adapun penderitaan akhirat siapa yang bisa menghadapinya? Penderitaan dengan berbagai macam model penderitaan. Maka barangsiapa yang menghilangkan penderitaan seorang Mukmin, maka dia akan dihilangkan penderitaannya di hari kiamat.
Naffasa (نَفَّسَ) dalam bahasa Arab diambil dari التَنْفِيْس yang artinya “melegakan.” Jika ada orang tercekik, susah bernapas, dadanya sempit, udara sulit keluar dari kerongkongannya, kemudian kita lepaskan. Itulah namanya tanfis. Jadi seakan-akan ia mudah untuk bernapas lagi.
Ini merupakan isyarat bahwasanya ketika seseorang melihat saudaranya mengalami penderitaan, bisa jadi dia tidak menghilangkan penderitaannya secara total, tapi paling tidak dia meringankan seperti pada contoh di atas, orang yang sebelumnya sulit untuk bernapas, sulit untuk bergerak, tiba-tiba dia bisa lagi menghembuskan udara/nafasnya sehingga dia merasa ringan. Oleh karenanya, jika seseorang berusaha membantu saudaranya semaksimal mungkin maka Allāh akan menghilangkan penderitaannya pada hari kiamat.
Meskipun disebutkan bahwa hadits ini menunjukkan al jazā min jinsil ‘amal (balasan sesuai dengan perbuatan). Namun pada hakikatnya, amalan kita tidak sebanding dengan pemberian Allāh, dengan balasan yang Allāh berikan. Bayangkan, kita hanya menghilangkan penderitaan seseorang di dunia, tetapi balasannya penderitaan kita di akhirat yang akan dihilangkan Allāh ﷻ. Tentu tidak ada bandingannya antara penderitaan di dunia dengan penderitaan di akhirat.