MAU SUKSES, KELUARLAH DARI PENJARA SEKULERISME!

MAU SUKSES, KELUARLAH DARI PENJARA SEKULERISME!

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Ketua Umum Dewan Da’wah

dewandakwahjatim.com – Pada 1 Ramadhan 1442 H, saya menyampaikan pidato awal Ramadhan di Masjid al-Furqan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia. Judulnya: Ini Momentum Kemenangan Kita. Dalam pidato tersebut, saya menyampaikan satu teori, bahwa jika kita ingin menang, maka keluarlah dari penjara sekulerisme.

Sekulerisme adalah salah satu paham terburuk dalam sejarah manusia. Pada tanggal 12 November 1957, Di Majelis Konstituante, Mohammad Natsir menyampaikan pidato bersejaranhya tentang Islam dan Sekulerisme. Begini antara lain petikan pidatonya:
“Apa itu sekulerisme, tanpa agama, la-dieniyah? Sekulerisme adalah suatu cara hidup yang mengandung paham tujuan dan sikap hanya di dalam batas hidup keduniaan. Segala sesuatu dalam kehidupan kaum sekuleris tidak ditujukan kepada apa yang melebihi batas keduniaan. Ia tidak mengenal akhirat, Tuhan, dsb. Walaupun ada kalanya mereka mengakui akan adanya Tuhan, tapi dalam penghidupan perseorangan sehari-hari umpamanya, seorang sekuleris tidak menganggap perlu adanya hubungan jiwa dengan Tuhan, baik dalam sikap, tingkah laku dan tindakan sehari-hari, maupun hubungan jiwa dalam arti doa dan ibadah. Seorang sekuleris tidak mengakui adanya wahyu sebagai salah satu sumber kepercayaan dan pengetahuan. Ia menganggap bahwa kepercayaan dan nilai-nilai moral itu ditimbulkan oleh masyarakat semata-mata. Ia memandang bahwa nilai-nilai itu ditimbulkan oleh sejarah atau pun oleh bekas-bekas kehewanan manusia semata-mata, dan dipusatkan kepada kebahagiaan manusia dalam penghidupan saat ini belaka…”

Jadi, sekulerisme, menurut Mohammad Natsir adalah paham yang menafikan Tuhan, wahyu, dan akhirat. Pandangan Mohammad Natsir ini sangat tajam. Jika manusia sudah menafikan Tuhan, wahyu, dan akhirat, maka manusia akan berpikir materialistik dan duniawi semata.

Manusia sekuler modern saat ini, menurut Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas, telah mengangkat dirinya menjadi Tuhan, dan sebaliknya, Tuhan pun dimanusiakan (deity humanised man is deified). Akibatnya, belum pernah dalam sejarahnya, manusia dan alam mengalami kerusakan hebat seperti zaman modern ini. Ketika manusia merasa lebih hebat dari Tuhan, maka manusia melakukan segala sesuatu sesuai kehendaknya sendiri. Tidak ada lagi yang dianggap lebih hebat dari manusia.

Itulah sekulerisme; satu paham yang merupakan bentuk pembangkangan manusia terhadap Tuhannya. Ini mengingatkan kita pada kisah Iblis yang mengenal dan mengakui Allah sebagai Tuhan, tetapi menolak diatur oleh Allah SWT. Ujung dari sikap Iblis adalah laknat Allah dan diusir dari sorga.


Puasa Ramadhan adalah ibadah yang sangat istimewa. Allah SWT sendiri yang akan memberikan perhitungan pahalanya. Sepanjang hari, orang yang berpuasa dididik secara intensif untuk menjadi manusia terbaik; yakni manusia taqwa yang senantiasa berada pada maqam ihsan. Artinya, ia selalu sadar bahwa Allah senantiasa memperhatikannya.

Karena itulah, seorang muslim yang memiliki pandangan alam (worldview) yang benar, pasti melihat Ramadhan bukan sekedar bulan biasa. Ia bukan hanya melihat secara fisik. Tetapi, melihat secara komprehensif, secara fisik dan metafisika. Ilmu wahyu membimbingnya untuk memiliki pandangan yang jauh, menembus sampai alam akhirat. Pandangannya tidak berhenti hanya pada alam dunia (saeculum).

Jadi, inilah kunci kesuksesan dan kegemilangan dalam kehidupan. Bangsa Arab berubah menjadi bangsa hebat, setelah menerima kebenaran Nabi Muhammad saw dan worldview-nya pun berubah menjadi worldview yang dibangun oleh pemahamannya terhadap konsep-konsep penting dalam al-Quran. Mereka tahu, siapa Tuhan yang sebenarnya. Mereka paham hakikat manusia, dari mana asalnya, dan mau kemana setelah mati. Mereka yakin dengan kehidupan akhirat, dan bahwa dunia ini hanyalah kehidupan yang sangat singkat.

Jika umat manusia masih hidup dalam alam pikiran dan penjara sekulerisme, maka mereka akan hidup laksana binatang. Perilakunya hanya untuk mengejar syahwat satu ke syahwat lain. Hidupnya hanya untuk makan-makan dan senang-senang, seperti binatang. (QS Muhammad: 12).

Manusia sekuler mungkin saja akan meraih kesuksesan duniawi. Tapi, mereka akan terjerat dalam kehidupan yang gersang. Jiwanya tidak akan mencapai kebahagiaan hakiki, karena tidak berzikir kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini bukan kemenangan yang sejati, yang membawa kepada kebahagiaan dan kedamaian secara global.

Jadi, ibadah Ramadhan – jika dilakukan dengan ikhlas dan benar – insyaAllah akan membebaskan orang muslim dari penjara sekulerisme. Inilah kesuksesan dan kemenangan yang hakiki. Semoga Allah SWT menolong kita semua untuk menyempurnakan ibadah kita di bulan Ramadhan. Amin.(sudono/red)

(Jakarta, 14 April 2021).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *