RAMADHAN BERKAH DI TENGAH MUSIBAH

RAMADHAN BERKAH DI TENGAH MUSIBAH

Oleh: Adian Husaini

Ketua Umum DDII Pusat

(www.adianhusaini.id)

dewandakwahjatim.com -InsyaAllah, beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Suci Ramadhan 1442 H. Kamis (1/4/2021), Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) menyelenggarakan acara Tarhib Ramadhan. Saya menyampaikan ceramah pembukaan. Acara diisi oleh dua pimpinan DDII, yaitu Dr. Imam Zamroji (Wakil Ketua Umum DDII) dan Ustadz Oma Rahmat Rasyid (Ketua Bidang Pembinaan Masjid DDII).
Saya mengingatkan, bahwa kemungkinan Ramadhan tahun ini masih diselimuti dengan situasi pandemi Covid-19. Ini pertama kalinya dalam sejarah hidup kita. Dua kali Ramadhan harus kita jalani dalam suasana musibah pandemi Covid-19. Tapi, inilah ujian dari Allah SWT, yang harus diterima dengan ikhlas.
Virus Corona ini datang kepada kita bukan karena kehendaknya sendiri. Virus itu datang dengan kehendak Allah SWT. Virus ini pasti membawa pesan penting dari Sang Maha Kuasa. Tujuan terpenting dari musibah apa pun, adalah agar manusia semakin dekat dengan Allah. Dalam pandangan Islam, musibah harus diterima dengan ikhlas dan sabar.

Secara teknis, saya mengimbau agar masjid-masjid di lingkungan DDII tetap menjaga protokol kesehatan. Sebab, secara keilmuan empiris, virus Corona ini terbukti berdampak serius terhadap kesehatan manusia.
Memang sekitar 80 persen orang yang terserang virus Corona tidak menampakkan gejala klinis tertentu (OTG). Tetapi, ada sekitar 5 persen pasien Covid-19 yang terjangkit gejala penyakit parah. Ada beberapa pimpinan DDII yang terjangkit virus ini dan harus dirawat serius di RS. Ada juga yang terpapar virus Corona tetapi hanya merasakan gejala ringan dan ada juga yang tidak merasakan gejala sakit tertentu.
Sunnah Rasulullah saw dalam menghadapi pandemi bukanlah dengan berperilaku sembrono, tetapi dengan mencegah agar penyakit itu tidak semakin menyebar dan menimbulkan kemudharatan yang lebih besar. Karena itu, saya menyarankan, agar masjid-masjid DDII juga menyiapkan menu ta’jil atau berbuka yang sehat. Teh manis baiknya diganti dengan minuman yang lebih sehat, seperti jahe madu, atau yang lainnya.

Ada tiga persiapan penting dalam menyambut Ramadhan. Pertama, persiapan iman. Ini dilakukan dengan mengevaluasi dan menguatkan keimanan kita. Jangan sampai ada virus-virus kemusyrikan yang marasuk dalam hati kita. Jangan sampai ada tersisa sedikit pun perasaan sombong dan angkuh kepada Allah dan Rasulullah saw.
Kedua, persiapan ilmu. Perlu disegarkan kembali dan ditingkatkan pemahaman kita tentang makna Ramadhan dan juga fiqih puasa Ramadhan. Hal-hal yang membatalkan puasa perlu dipahami benar. Juga, patut diingat peringatan Rasulullah saw, bahwa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga.
Ketiga, persiapan kesehatan badan. Beberapa hari menjelang Ramadhan sebaiknya benar-benar menjaga Kesehatan tubuh. Hati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan berolahraga secara optimal. Kesempatan beribadah di bulan suci Ramadhan adalah peluang emas dan kenikmatan yang sangat besar. Jangan sampai kita lewatkan kesempatan itu, karena terhambat kondisi kesehatan.


Dr. Imam Zamroji menyampaikan paparan menarik tentang filosofi musibah Corona. Ia menyutip pendapat ulama besar Sufyan al Tsauri, yang menyatakan: “Bukanlah termasuk orang yang mendalam ilmunya, apabila seseorang tidak menganggap bala’ (musibah) sebagai ni’mat, dan keni’matan sebagai cobaan.” (Lihat, Ibnu Qayyim al Jauziyyah, Udah al Shâbirîn wa al dzakhîrah al Syâkirîn, Beirut: Dâl ak Kutub al Ilmiyyah Beirut).
Juga, Syaikhul Islam Ibn Taimiyah menjelaskan, bahwa musibah adalah nikmat. Sebab, musibah dapat menghapus dosa-dosa dan mendidik kesabaran, lalu mendatangkan pahala karena kesabarannya. Musibah juga mengajak seseorang untuk kembali kepada Allah dan tunduk kepada-Nya, memalingkan diri dari makhluk, disamping menggiring kepada kemashlahatan besar lainnya. (Lihat, Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab, Taysîr al ‘Azîz al Hamîd Syarh Kitâb at Tauhîd, Riyadh: Maktabah Riyadh Al Haditsah).
Allah SWT berfirman: “Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan, dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az-Zumar: 10).
Mengutip penjelasan dari Tafsir “Aisar at Tafaasir li-kalaami al-‘Aly al-Kabiir”, karya Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi, Ustaz Imam Zamroji menyatakan: “Sebagian ahli tafsir menafsirkan bahwa maksud sabar disini adalah dengan puasa dan memang benar bahwa puasa adalah bagian dari kesabaran dan puasa itu sendiri adalah pahala, sesuai dengan Firman SWT, “Puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya”. Namun ayat di atas sifatnya umum mencakup sabar pada tiga kondisi yaitu sabar dalam menjalani kataatan, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan, dan sabar dalam menghadapai cobaan.”

Al -Imam Ibnu Rajab Rahimahullah, dalam kitabnya, Lathaaif al-Ma’aarif, berkata: “Kesabaran ada tiga macam, yaitu kesabaran dalam ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kesabaran dalam menjauhi larangan-larangan Allah, dan kesabaran atas takdir Allah. Ketiga hal itu terkumpul pada puasa, sebab dalam puasa ada kesabaran dalam ketaatan kepada Allah, kesabaran dalam menahan hawa nafsu yang diharamkan Allah kepada orang yang berpuasa, dan kesabaran atas apa yang ditakdirkan menimpa orang yang berpuasa berupa rasa lapar, haus serta lemahnya badan.”
Paparan Dr. Imam Zamroji sangat penting kita hayati. Sebab, musibah pandemi Covid-19 telah melemahkan begitu banyak aspek kehidupan masyarakat. Bukan hanya aspek kesehatan badan, tetapi juga berdampak besar kepada kehidupan ekonomi masyarakat. Tentu saja hal ini berpengaruh kepada kondisi jiwa pada banyak warga masyarakat kita.
Itulah ujian dari Allah yang harus diterima dengan sabar dan ikhlas. Ujian kehidupan merupakan batu pijakan penting untuk kita naik derajat sebagai hamba Allah SWT. Jadi, simpulnya, Ramadhan di tengah musibah ini justru peluang besar untuk meningkatkan derajat taqwa kita.
Akhirul kalam, meskipun masih dalam suasana musibah, semoga kita tetap menyambut Ramadhan tahun ini dengan hati gembira dan penuh harapan. Bahwa kita semua akan menjadi manusia yang semakin baik, semakin bertaqwa, semakin bahagia, dan semakin mulia. Aamiin.(sudono/ed)

(Depok, 2 April 2021).

Dapatkan artikel-artikel lainnya di:
https://adianhusaini.id/category/artikel-terbaru

Pojok 1000 Artikel Pilihan: Wujudkan Komunitas Cerdas dan Bijak
Bantu share
Info berlangganan,
Kirim via WA/Telegram/Signal/BIP ke 0858 8293 0492
ketik: Daftar

Atau akses langsung ke: http://member.adianhusaini.id/register

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *