Peta Dakwah Dari Desa Ke Kota

Peta Dakwah Dari Desa Ke Kota

Laporan: A. Zakki

dewandakwahjatim.com – Gerakan dakwah Dewan Da’wah dimana saja ditantang dengan percepatan zaman, alat dakwah dan sumber manusia (dai-red). Demikian penegasan ust. Andri Kurniawan, Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Malang Raya dalam sambutan silturrahim dan konsolidasi Dewan Da’wah se-Karesidenan Malang. (28/03/2021)

Secara tegas Ust. Andri menyatakan perlunya melihat dan membuat kembali peta dakwah yang pernah dicanangkan pendiri Dewan Da’wah, Dr. Moh Natsir.

Keterlibatan saya kata Andri di Dewan Da’wah ini tak lepas dari tangan beliau yang meminta saya untuk membuat peta dakwah di sepanjang pesisir pantai selatan Kabupaten Malang. Peta dakwah itu sudah terlalu lama belum diperbaiki. Nah, saatnya kini, Dewan Da’wah memikirkan kembali. Dan membuat peta dakwah yang lebih konprehensif.
Dakwah hari ini dan masa datang harus mempertimbangkan gerakan pemurtadan dari desa hingga menuju kota, jelasnya. Banyak sekali umat Islam yang tergeser imannya bukan hanya soal akidah semata. Tapi pergeseran iman itu ada yang dimulai dari akidah, ibadah dan teknologi yang merusak akidah dan akhak kaum muslimin.
Khusus untuk areal Malang Raya, gerakan dakwah harus dibetengi secara lokal adalah di daerah pantai selatan, tapi juga tidak boleh meninggalkan pula gerakan dakwah ini ke daerah lereng-lereng pegunungan. Dan perlu diingat ditegasi pula, jelas Andri, yaitu gerakan dakwah di daerah kampus-kampus. Ini diperlukan dai yang kokoh secara intelektual dan bergaya milinial.

Menurut Akbar Muzakki, selaku wakil ketua bidang organisasi DDII Jatim, pemetaan dakwah dan gerakan dakwah harus dibuat oleh semua daerah, agar dakwah yang bakal dijalankan itu bisa dipetakan. Dan dakwah yang model bagaimana yang harus bisa menegaskan kekuatan akidah dan ibadah.
“Adapun pembaharuan peta dakwah tidak boleh hanya sekitar pesisir pantai Malang aja. Tapi mulai dari pesisir selatan Trenggalek hingga Banyuwangi. Dan semua lembaga dakwah harus terlibat dalam membuat pemetaan dakwah ini, agar ada kekuatan yang menyatu antar lembaga dakwah dalam menyatuni ummat sesuai dengan tujuan dakwah, “ tambahnya. Dan daerah-daerah lain juga harus membuat peta dakwah sesuai dengan peruntukannya di daerah setempat, ujar Akbar.

Menyambut pernyataan Ketua DDII Malang Raya, ust. Eko Santoso dari DDII kota Batu menegaskan bahwa dakwah intelektual dan milineal harus diwujudkan dengan pendirian pondok pesantren IT. “Dewan Da’wah kota Batu telah mempersiapkan tempat dan para ustad yang handal secara akidah juga penguasaan IT,” tegasnya.

Biro dai DDII Jatim, yang diwakili ust. Ali Zubair menyambut semangat gerakan dakwah yan penuh tantangan ini. Dan inya Allah, tegas Ust. Zubair panggilan akrabnya ini menyatakan bahwa ke depan seluruh komponen pondk pesantren keluarga besar Dewan Da’wah di Jawa Timur ini harus berkumpul untuk membuat strategi gerakan dakwah dari desa ke kota atau sebaliknya. Dan sebagian dari alumni yang hendak keluar pondok karena usianya masa pendidikan harus ditempa terlebih dahulu dengan akademi dakwah, agar para santri yang lolos dari pesantren benar-benar menguasai fiqih dakwah dan gerakan dakwah.

Mengakhiri silaturrahim dan konsolidasi gerakan dakwah di Malang ini diawali dengan kunjungan ke pesantren yatim dhuafa Al Ikhlas di Singosari. Berikutnya tim safari konsolidasi DDII Jatim menuju ke pesantren Al Firqoh An Najiyah, ma’had tahfid Ibnu Katsir serta ke masjid Al Hikmah yang mempersiapkan ma’had tahfidz dengan penguasasn IT. (A. Zakki)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *